Mgr. Vincentius Sensi Potokota (lahir 11 Juli 1951) adalah Uskup Agung petahana Ende.


Vincentius Sensi Potokota
Uskup Agung Ende
GerejaGereja Katolik Roma
Keuskupan agung
Ende
Penunjukan14 April 2007
(17 tahun, 212 hari)
Awal masa jabatan
7 Juni 2007
(17 tahun, 158 hari)
Masa jabatan berakhir
19 November 2023
(359 hari)
PendahuluLonginus da Cunha
Jabatan lain
Imamat
Tahbisan imam
11 Mei 1980[1]
oleh Donatus Djagom, S.V.D.
(44 tahun, 185 hari)
Tahbisan uskup
23 April 2006
(18 tahun, 203 hari)
oleh Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J.
Informasi pribadi
Nama lahirVincentius Sensi Potokota
Lahir11 Juli 1951 (umur 73)
Saga, Detusoko, Ende, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Meninggal19 November 2023(2023-11-19) (umur 72))
Kewarganegaraan Indonesia
DenominasiKatolik Roma
KediamanPotulando, Ende Tengah, Ende 86312[2]
Jabatan sebelumnya
SemboyanPrædica Verbum Opportune Importune (2Tim4:2)[4]
(Wartakanlah firman, baik atau tidak baik waktunya)
LambangLambang Vincentius Sensi Potokota

Karya

Potokota ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Agung Ende pada tanggal 11 Mei 1980. Ia memilih moto "Tetapi bukan kehendakku yang terjadi melainkan kehendak-Mu."

Ia terpilih menjadi Uskup di Keuskupan Maumere pada tanggal 14 Desember 2005, bersamaan dengan pendirian Keuskupan Maumere, sebagai pemekaran dari Keuskupan Agung Ende. Ia menerima tahbisan episkopal pada 23 April 2006, dengan Penahbis Utama Uskup Agung Jakarta, Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J., sementara Uskup Weetebula, Gerulfus Kherubim Pareira, S.V.D., dan Uskup Pangkal Pinang, Hilarius Moa Nurak, S.V.D. menjadi Uskup Penahbis Pendamping.

Ia kemudian terpilih menjadi Uskup Agung Ende pada tanggal 14 April 2007, terkait dengan wafatnya Mgr. Longinus da Cunha.[1] Ia kemudian diinstalasi pada 7 Juni 2007.[5]

Ia bertindak sebagai Uskup Penahbis Utama dalam penahbisan Uskup Denpasar, Silvester Tung Kiem San pada 19 Februari 2009. Ia kemudian menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Edmund Woga CSsR sebagai Uskup Weetebula pada 16 Juli 2009 dan bagi Mgr. Hubertus Leteng sebagai Uskup Ruteng pada 14 April 2010.

Ia mendorong umat untuk menolak tambang di lingkungan Nusa Tenggara karena merusak lingkungan hidup.[6]

Pada 26 September 2018, Mgr. Sensi bertindak sebagai Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Ewaldus Martinus Sedu sebagai uskup ketiga Maumere bersama dengan Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung. Bertindak sebagai Uskup Penahbis Utama ialah Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, S.V.D. yang merupakan pendahulu Mgr. Ewal di Keuskupan Maumere.[7] Mgr. Sensi juga memimpin ibadat salve sehari menjelang tahbisan Mgr. Ewal.[8]

Dalam penahbisan Uskup Ruteng Siprianus Hormat yang berlangsung pada 19 Maret 2020, Mgr. Sensi bertindak sebagai Uskup Ko-konsekrator bersama dengan Uskup Denpasar Mgr. Silvester Tung Kiem San yang juga merangkap sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng. Kardinal Ignatius Suharyo dari Keuskupan Agung Jakarta menjadi Uskup Penahbis Utama.

Referensi

  1. ^ a b "Catholic Hierarchy". Diakses tanggal 4 Januari 2013. 
  2. ^ "Nama Uskup dan Keuskupan Se-Indonesia" (PDF). Kementerian Agama Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-08-23. Diakses tanggal 24 Agustus 2019. 
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-20. Diakses tanggal 2016-08-17. 
  4. ^ Praedica Verbum Opportune, Importune[pranala nonaktif permanen]. Mirifica e-news, 24 April 2006. Diakses pada 22 Maret 2013.
  5. ^ http://keuskupan.blogspot.co.id/2007/06/uskup-sensi-secara-resmi-dilantik.html
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-22. Diakses tanggal 2016-08-17. 
  7. ^ http://www.sesawi.net/profil-mgr-ewaldus-martinus-sedu-uskup-terpilih-keuskupan-maumere-flores/
  8. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-16. Diakses tanggal 2018-10-16. 

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik
Pertama Uskup Maumere
14 Desember 2005—14 April 2007
Diteruskan oleh:
Gerulfus Kherubim Pareira, S.V.D.
Didahului oleh:
Longinus da Cunha
Uskup Agung Ende
14 April 2007—kini
Petahana