Landung Simatupang
Yohanes Rusyanto Landung Laksono Simatuandung Simatupang[1][2] (lahir 25 November 1951) adalah pemeran, sutradara, dan sastrawan berkebangsaan Indonesia.
Landung Simatupang | |
---|---|
Lahir | Yohanes Rusyanto Landung Laksono Simatuandung Simatupang 25 November 1951 Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia |
Almamater | |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 1971—sekarang |
Suami/istri | Engelina Prihaksiwi (m. 2000) |
Anak | 4 |
Kehidupan awal
Landung merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara, dari pasangan W. Josef Polin Simatupang, pria bersuku Batak yang berprofesi sebagai guru SMA untuk mata pelajaran bahasa dan kesusastraan Indonesia, Bahasa Jerman, Bahasa Belanda, serta seni suara di Yogyakarta. Ibunya bernama Floriberta Sumardiyati, seorang bidan yang bersuku Jawa.[3]
Pendidikan
- SMP Pangudi Luhur Yogyakarta
- SMA Kolese De Britto Yogyakarta (Jurusan Budaya)
- Universitas Gadjah Mada, S-1 Sastra Inggris
Karier
Pada tahun 1971, Landung meraih juara pertama lomba Deklamasi se-Yogyakarta.
Landung ikut mendirikan kelompok teater mahasiswa Universitas Gadjah Mada bernama Teater Gadjah Mada pada 1976 kemudian ia telah menyutradarai sejumlah pementasan teater dalam komunitas tersebut, seperti Montserrat (1978; versi orisinal oleh Emmanuel Robies), Sri Ratu/Ratu Pemberontak (1991), dan Betti dan Pesta Pencuri (2000; versi orisinal berjudul Le Bal des Voleurs/Thieves' Carnival karya Jean Anouilh).
Landung pernah mengajar di jurusan Sastra Inggris Universitas Gadjah Mada. Ia juga pernah menjadi asisten publikasi Lembaga Studi Pedesaan dan Kawasan, asisten peneliti Lembaga Pengkajian Kebudayaan, serta peneliti Seksi Monitoring Sosial Yayasan Dian Desa di universitas yang sama.[4] Landung menjadi pengajar di sana selama tiga tahun, yaitu tahun 1984 hingga 1987.[5]
Landung memulai kariernya sebagai aktor teater dalam kelompok Teater STEMKA yang berafiliasi dengan sebuah komunitas agama Katolik, sehingga ia memanggung dari satu gereja ke gereja lain.[3] Sebagai pegiat teater STEMKA, Landung mengembangkan tradisi membaca naskah drama. Tradisi tersebut menjadi populer di kalangan seniman dan pecinta teater.[6]
Landung sempat menerbitkan buku puisi tunggal dengan judul Asap dan Angin (1986) dan Sambil Jalan (1999). Puisi-puisi yang ia tulis banyak tersebar di media-media massa, di antaranya: Eksponen, Kedaulatan Rakyat, Basis, Horison, dan Kompas, serta berbagai buku antologi puisi, seperti Bulak Sumur Malioboro: Antologi Puisi (1975) dan Tonggak 4: Antologi Puisi Indonesia Modern (1987)[2].
Kehidupan pribadi
Landung pernah menikah pada 1979 dengan sesama anggota sebuah komunitas teater, tetapi diakhiri dengan perceraian. Mereka dikaruniai dua orang anak bernama Lucia Cahya Dini Simatupang dan Thomas Aquino Arif Setiawan Simatupang. Pada tahun 2000, Landung menikahi Engelina Prihaksiwi, yang merupakan mantan siswinya di Teater STEMKA. Mereka dikaruniai empat orang anak yang diberi nama M. I. Sekar Ayu dan V. F. Sekar Arum.[3]
Akuan akting
Film
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
1998 | Daun di Atas Bantal | Pacar Asih | |
2009 | Garuda di Dadaku | Ayah Zahra | |
Sang Pemimpi | Pak Mustar | ||
2011 | Rindu Purnama | Pak Pur | |
Sang Penari | Sakarya | ||
2012 | Ambilkan Bulan | Mbah Gondrong | |
Soegija | Pak Lurah | ||
Rayya, Cahaya di Atas Cahaya | Sesepuh desa | ||
2013 | Optatissimus | Piet | |
Jokowi | Wirorejo | ||
2014 | Negeri Tanpa Telinga | dr. Sangkakala | |
Pendekar Tongkat Emas | Guru sepuh | ||
2015 | Love and Faith | Brigjen Sutoko | |
Surga yang Tak Dirindukan | Sutedjo | ||
Jenderal Soedirman | Oerip Soemohardjo | ||
2016 | The Window | Dharsono | |
Rudy Habibie | Kakek Rudy | ||
2017 | Kartini | Condronegoro IV | |
Filosofi Kopi 2: Ben & Jody | Susno | ||
2018 | Hoax | Bapak | |
Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta | Ki Jurumartani | ||
2019 | Lampor: Keranda Terbang | Pak Atmo | |
2020 | Abracadabra | Lukito | |
Surat dari Kematian | Pak Wibowo | ||
Mangkujiwo | Ki Lurah | ||
2021 | Layla Majnun | Ahmadi Ruslan | |
Losmen Bu Broto | Pak Herman | ||
2022 | Penyalin Cahaya | Burhanuddin | |
Piknik Pesona | Arif | Segmen: Golden Age | |
2023 | Death Knot | Darno | |
Panggonan Wingit | Soemardi | ||
2024 | 24 Jam Bersama Gaspar | Wan Ali | |
Paku Tanah Jawa | |||
TBA | Tulang Belulang Tulang | Tulang Tua | |
Sara | Ustaz Said |
- Keterangan
- TBA: To be announced
Serial web
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
2019 | Kisah Tanah Jawa: Merapi | Pak Dharmo | |
2020 | Tunnel | dr. Cahyo | Episode 12 |
2022 | 17 Selamanya | Suwarno / Slamet Atmojo | |
Pulang | Tarno | ||
Mr. Midnight: Beware the Monsters | Dukun | Serial Singapura; Episode 7 dan 10 | |
2023 | Marriage with Benefits | Dwi / Opung Jerry | Episode 4, 5, dan 8 |
Gadis Kretek | Pak Eko | Episode 5 |
Teater
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
1972 | Hai Yang di Luar Itu | Karya debut | |
1973 | Lautan Bernyanyi | ||
1984 | Menunggu Godot | ||
2001 | Mengapa Kau Culik Anak Kami | ||
2011 | Opera 3 Babak Tan Malaka |
Serial televisi
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
2001 | Pengakuan Pariyem | Suwito |
Akuan pembuat film
Film
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
2012 | Soegija | Pelatih akting |
Teater
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
1972 | Hai Yang Di Luar Itu | Sutradara | |
1978 | Montserrat | ||
1991 | Sri Ratu/Ratu Pemberontak | ||
1999 | The Year of Living Dangerously | Penerjemah naskah | |
1999, 2000 | End Game | Sutradara | Bersama Yudi Ahmad Tajudin |
2000 | Betti dan Pesta Pencuri | ||
2004 | Matinya Seorang Pejuang, A Tribute to Munir | ||
2005 |
Serial audio
Sebagai sutradara
- Ndhang-Ndhut Nganyut-anyut (2020)
- Sidane Tuku Radhio (2020)
- Kamar Manten (2020)
- Uwal (2020)
- Lemah Warisan (2020)
- Onthel Glembuk (2020)
- Anjani (2020)
- Luput Aja Dienut (2020)
- Jam Beker (2020)
- Lemah Cengkar (2020)
- Kutut (2020)
- Pramudani (2020)
- Kembang Alang-Alang Watu Gilang (2020)
- Prastawa (2020)
- Gendam Bidhuri Bulan (2020)
- Pamit Ronda (2020)
- Kembang Lambe (2020)
- Horeg Bancana Kisik Samudra (2020)
- Nggolek Dunung (2020)
- Topeng (2020)
- Klithih (2020)
- Prank Piring (2020)
- Pak Guru (2020)
- Olor Putih Kali Opak (2020)
- Legenda Sendhang Klampok (2020)
- Meh Mrucut (2020)
- Para Durjana (2020)
- Wewe (2020)
- Saranghaeyo Jogja (2020)
- Gamelan Ngundang Kamulyan (2020)
- Mulih (2020)
- Nggayuh Lintang (2020)
- Putih, Matur Nuwun (2020)
- Kepangan Gengsi (2020)
- Nrima Lan Begja Takdire Joko (2020)
- Kali Gedhe (2020)
- Wang Sinawang (2021)
- Ewuh Amplop (2021)
- Kedhung Bantheng (2021)
- Modrik (2021)
- Tuk (2021)
- Kucing Kembang Telon (2021)
- Munthu Wijaya (2021)
- Ing Sawijine Dina (2021)
- Keblasuk (2021)
- Biru Wungu (2021)
- Karna (2021)
- Emprit Ganthil (2022)
- Donga Walik Becake Kang Dullah (2022)
- Utang (2022)
- Cundhuk Mentul Inten Barleyan (2022)
Karya tulis
Buku
- Asap dan Angin (1986)
- Sambil Jalan (1999)
Puisi
- "Pintu"
- "Antara Sepi"
- "Embun yang Turun"
- "Rasa Kosong"
- "Rumah"
- "Di Bangku"
- "Angin"
- "Kepada RL"
- "Sesaji"
- "Birahi"
- "Siang"
- "Lagu"
- "Anjing di Muka Pendapa"
Penghargaan dan nominasi
Tahun | Penghargaan | Kategori | Karya yang dinominasikan | Hasil |
---|---|---|---|---|
2011 | Festival Film Indonesia | Pemeran Pendukung Pria Terbaik | Rindu Purnama | Nominasi |
2013 | Piala Maya | Aktor Pendukung Terpilih | Rumah dan Musim Hujan | Nominasi |
Referensi
- ^ "Landung Simatupang". M2Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-02.
- ^ a b "Kumpulan Puisi karya Landung Simatupang". Sepenuhnya. Diakses tanggal 2022-12-02.
- ^ a b c Abdul Haq, Ahmad (27 Juni 2003). "Apa dan Siapa - Landung Simatupang". Ahmad.web.id.
- ^ Film, Festival. "Landung Simatupang". Diakses tanggal 21 Oktober 2022.
- ^ "Landung Simatupang: Lebih Memilih Jadi Seniman Lepas daripada Menambah Dosa ke Mahasiswa". Kagama.co. 2018-10-28. Diakses tanggal 21 Oktober 2022.
- ^ Budaya, Bentara (2022-05-27). ""MEMBACA NASKAH DRAMA" Landung Simatupang". Bentara Budaya. Diakses tanggal 24 Oktober 2022.
Pranala luar
- Filmografi untuk Landung Simatupang
- Landung Simatupang di IMDb (dalam bahasa Inggris)