Kabupaten Lahat
Lahat adalah kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Lahat. Kabupaten Lahat terdiri dari 7 kecamatan induk yaitu Lahat, Kikim, Kota Agung, Jarai, Tanjung Sakti, Pulau Pinang, dan Merapi. Namun pasca pemekaran, jumlah Kecamatan di Kabupaten Lahat bertambah menjadi 24 kecamatan. Sekarang Kabupaten Lahat dipimpin oleh cik ujang sebagai bupati dan Haryanto sebagai wakil bupati, Samarudin SH sebagai Ketua DPRD, dan Sri Marhaeni Wulansih SH sebagai wakil ketua I DPRD.[1][2]
Kabupaten Lahat | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Abjad Jawi | لاهت |
• Surat Ulu | ꤾꥁꤳ꥓ |
Motto: Seganti setungguan (Bahasa Besemah) Suka membantu dan rela berkorban | |
Koordinat: 3°47′11″S 103°32′34″E / 3.78639°S 103.54278°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Selatan |
Dasar hukum | UU No. 22 Tahun 1948 UU No. 22 Tahun 1999 |
Hari jadi | 20 Mei 1869 |
Ibu kota | Lahat |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Cik Ujang |
• Wakil Bupati | Haryanto |
Luas | |
• Total | 5.311,65 km2 (2,050,84 sq mi) |
Populasi (2022) | |
• Total | 441.174 |
• Kepadatan | 83/km2 (220/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 731 |
Pelat kendaraan | BG xxxx E** |
Kode Kemendagri | 16.04 |
DAU | Rp566.788.216.000,00 |
Flora resmi | Nangka |
Fauna resmi | Lebah madu |
Situs web | www |
Geografi
Batas Wilayah
Utara | Kabupaten Muara Enim dan kabupaten Musi Rawas |
Timur | Kabupaten Muara Enim |
Selatan | Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kota Pagar Alam |
Barat | Kabupaten Empat Lawang |
Sejarah
Sekitar tahun 1830 pada masa kesultanan Palembang di Kabupaten Lahat telah ada marga, marga-marga ini terbentuk dari sumbai-sumbai dan suku-suku yang ada pada waktu itu seperti Lematang, Besemah, Lintang, Gumai, Tebing Tinggi, dan Kikim. Marga merupakan pemerintahan bagi sumbai-sumbai dan suku-suku. Marga inilah merupakan cikal bakal adanya Pemerintah di Kabupaten Lahat.
Pada masa Inggris berkuasa di Indonesia, marga tetap ada. Dan, pada masa kekuasaan Belanda sesuai dengan kepentingannya pada waktu itu, pemerintahan di Kabupaten Lahat dibagi dalam afdeling (Keresidenan) dan onder afdelling (kewedanan). Dari 7 afdelling yang terdapat di Sumatera Selatan, di Kabupaten Lahat terdapat 2 (dua) afdelling yaitu afdelling Tebing Tinggi dengan 5 (lima) daerah onder afdelling, dan afdelling Lematang Ulu, Lematang Ilir, Kikim serta Besemah dengan 4 onder afdelling. Dengan kata lain, (waktu itu) di Kabupaten Lahat terdapat 2 keresidenan. Pada tanggal 20 Mei 1869 afdelling Lematang Ulu, Lematang Ilir, serta Besemah beribu kota di Lahat dipimpin oleh PP Ducloux, dan posisi marga sebagai bagian dari afdelling. Tanggal 20 Mei akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Lahat sesuai dengan Keputusan Gebernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Selatan No. 008/SK/1998 tanggal 6 Januari 1988.
Masuknya tentara Jepang pada tahun 1942, afdelling yang dibentuk oleh Pemerintah Belanda diubah namanya menjadi sidokan. Sidokan ini dipimpin oleh orang pribumi atas penunjukkan pemerintah militer Jepang dengan nama Gunco dan Fuku Gunco. Kekalahan Jepang pada tentara sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 dan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, maka Kabupaten Lahat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan UU No. 22 Tahun 1948, Keppres No. 141 Tahun 1950, PP Pengganti UU No. 3 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950. Kabupaten Lahat dipimpin oleh R. Sukarta Marta Atmajaya, kemudian diganti oleh Surya Winata dan Amaludin dan dengan PP No. 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Tingkat I provinsi Sumatera Selatan,sehingga Kabupaten Lahat resmi sebagai Daerah Tingkat II hingga sekarang, dan diperkuat dengan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 menjadi Kabupaten Lahat.
Bukit Serelo
Bukit Serelo terletak di Desa Perangai Kabupaten Lahat, Bukit Serelo merupakan landmark Kabupaten Lahat. Bukit Serelo disebut juga dengan julukkan Gunung Jempol karena bentuknya yang mirip dengan jempol tangan manusia.[3] Pemandangan disekitar sangat mempesona, aliran Sungai Lematang seakan-akan mengelilingi bukit ini. Bukit Serelo bagian dari gugusan Bukit Barisan yang merupakan barisan bukit terpanjang di Pulau Sumatra.
Pemerintahan
Daftar Bupati
No | Bupati | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Muhammad Oemar | 1954 | 1960 | 1 | ||||
2 | H. Taslim Ibrahim |
1960 | 1965 | 2 | ||||
3 | Mgs H.A. Rachman (Tjek Ketjik) | 1965 | 1966 | 3 | ||||
4 | Muhammad Sohan | 1966 | 1966 | 4 | ||||
5 | Sofyan Kasim | 1966 | 1967 | 5 | ||||
6 | H. M. Oemar Kanada |
1967 | 1968 | 6 | ||||
7 | H. Muchtar Madjid |
1968 | 1972 | 7 | ||||
8 | Drs. H. SuebTamat |
1972 | 1973 | 8 | ||||
9 | Kol.H. Abdul Lani |
1973 | 1978 | 9 | ||||
10 | Kolonel H Zainal Anwar | 1978 | 1983 | 10 | [Ket. 1] | |||
11 | A. Malik Sukmadi | 1983 | 1988 | 11 | ||||
12 | Drs. H. M. Kafrawi Rahim |
1988 | 1993 | 12 | ||||
13 | Drs. H. Solichin Daud |
1993 | 1998 | 13 | ||||
14 | Drs. H. Harunata M.M. |
1998 | 2003 | 14 | [4] | Yulizar Dinoto | ||
2003 | 2008 | Zubir Ali | ||||||
15 | H. Saifudin Aswari Rivai S.E. |
2008 | 2013 | 15 | Sukadi Duadji | |||
2013 | 2018 | [Ket. 2] | Marwan Mansyur | |||||
16 | Marwan Mansyur S.H., M.M. |
21 September 2018 | 9 Desember 2018 | 16 | [5] | |||
17 | Cik Ujang S.H. |
9 Desember 2018 | 9 Desember 2023 | 17 | Haryanto | |||
18 | Muhammad Farid, S.STP, M.Si | 9 Desember 2023 | 22 Juli 2024 | 18 | - | |||
19 | Imam Pasli, S.STP, M.Si | 22 Juli 2024 | Hingga Bupati definitif terpilih | 19 | - | |||
|
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Lahat dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[6] | 2019–2024[7] | 2024–2029 | ||
PKB | 3 | 4 | 5 | |
Gerindra | 4 | 6 | 5 | |
PDI-P | 6 | 4 | 5 | |
Golkar | 5 | 5 | 4 | |
NasDem | 4 | 2 | 4 | |
PKS | 1 | 1 | 0 | |
Hanura | 3 | 2 | 1 | |
PAN | 3 | 3 | 4 | |
PBB | 3 | 1 | 1 | |
Demokrat | 4 | 6 | 8 | |
Perindo | (baru) 2 | 1 | ||
PPP | 3 | 4 | 2 | |
PKPI | 1 | 0 | ||
Jumlah Anggota | 40 | 40 | 40 | |
Jumlah Partai | 12 | 12 | 11 |
Kecamatan
Kabupaten Lahat memiliki 24 kecamatan, 18 kelurahan dan 360 desa (dari total 236 kecamatan, 386 kelurahan dan 2.853 desa di seluruh Sumatera Selatan). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 427.320 jiwa dengan luas wilayahnya 5.311,74 km² dan sebaran penduduk 80 jiwa/km².[8][9]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Lahat, adalah sebagai berikut:
Pariwisata
Sekolah Gajah Perangai
Sekolah Gajah ini terletak di Desa Perangai Kabupaten Lahat, lokasinya di kaki Bukit Serelo. Gajah-gajah tersebut dilatih supaya jinak dan dapat membantu pekerjaan manusia seperti mengankut barang-barang dan kayu. Tempat ini merupakan salah satu penangkaran gajah di Indonesia.
Sumber air panas Tanjung Sakti
Bila anda singgah di Kecamatan Tanjung Sakti, maka jangan lewatkan untuk mengunjungi lokasi ini. Sumber Air Panas Tanjung Sakti dapat ditempuh dari Ibu kota Kecamatan sekitar 10 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4. Karena letaknya berada dekat dengan pusat keramaian Kecamatan Tanjung Sakti.
Air terjun Lawang Agung
Salah satu potensi wisata yang berada di Kecamatan Mulak ulu ini layak untuk dikembangkan untuk menambah pendapatan daerah dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari jalan utama, lokasi Air Terjun Lawang Agung dapat dicapai dengan menggunakan mobil. Kondisi jalan menuju lokasi sekitar 500 m, dengan kondisi jalannya menurun dan berbatu-batu kecil.
Pada saat perjalanan ke lokasi melewati sekolah SD dan kebun kopi. Di sekitar lokasi, terdapat jembatan gantung. Aktivitas yang dapat dilakukan dilokasi ini adalah berenang, mancing dan jala ikan.
Dengan melengkapi fasilitas dan sarana umum seperti lahan parkir dan perbaikan kondisi jalan menuju lokasi, diharapkan dapat meningkatkan sumber pendapatan daerah dan penduduk sekitar.[10]
Rumah batu
Lokasi wisata Rumah Batu terletak sekitar 80 km dari kota Lahat, tepatnya di desa Kota Raya Lembak Kecamatan Pajar Bulan. Rumah Batu ini merupakan salah satu benda megalitik yang pada dindingnya terdapat lukisan kuno berupa makhluk-makhluk aneh.
Batu macan
Batu macan yang terdapat di Kecamatan Pulau Pinang, Desa Pagar Alam Pagun ini sudah ada sejak zaman Majapahit pada abad 14. Batu macan ini merupakan simbol sebagai penjaga (terhadap perzinahan dan pertumpahan darah) dari 4 daerah, yaitu: Pagar Gunung, Gumai Ulu, Gumai Lembah dan Gumai Talang.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari penjaga situs setempat yakni Bapak Idrus, kisah adanya batu macan terkait dengan legenda si pahit lidah yang beredar di masyarakat. Pada waktu itu, si pahit lidah sedang berjemur di batu penarakan sumur tinggi. Pada saat sedang berjemur, si pahit lidah melihat seekor macan betina yang sering menggangu masyarakat desa, kemudian oleh si pahit lidah, macan tersebut di ingatkan agar tidak mengganggu masyarakat desa. Namun, macan tersebut tidak menuruti apa yang disampaikan oleh si pahit lidah. Padahal si pahit lidah sudah menasehati macan tersebut sampai tiga kali, sampai akhirnya si pahit lidah berucap “ai, dasar batu kau ni”. Akhirnya macan tersebut menjadi batu. Setelah diselidiki, ternyata macan tersebut adalah macan pezinah dan anak yang sedang diterkamnya adalah anak haram. Sedang macan yang ada di belakangnya adalah macan jantan yang hendak menerkam macan betina tersebut.
Apabila ada wanita disuatu desa diketahui berzinah, maka terdapat hal-hal yang harus dilakukan oleh si-wanita itu, yaitu: menyembelih kambing untuk membersihkan rumah, kemudian sebelum kambing tersebut dipotong, maka orang tersebut harus dikucilkan dari desa ke suatu daerah lain atau di pegunungan. Kemudian apabila wanita tersebut mengandung dan melahirkan, maka harus menyembelih kerbau. Setelah persyaratan tersebut dilakukan, maka wanita tersebut dapat diterima di masyarakat kembalimoo
Air terjun Bidadari
Tidaklah mengherankan, mengapa Syuting Pembuatan Film “Si Pahit Lidah” yang terkenal itu mengambil setting di lokasi ini. Keindahan air terjun Bidadari memang menjadi daya tarik tersendiri. Selain menyajikan keindahan alam yang alami, lokasinya pun tidaklah terlalu sulit untuk dicapai. Air Terjun Bidadari terletak di desa Karang Dalam, kecamatan Pulau Pinang kurang lebih 8 km dari kota Lahat.
Di sekitar lokasi air terjun tersebut, ada 3 Air Terjun (Air Terjun Bujang Gadis, Air Terjun Sumbing dan air terjun Naga) lagi yang dapat dinikmati dengan menyusuri aliran dari Air Terjun Bidadari.
Dengan dipandu penduduk sekitar yang sudah mengenal daerah tersebut, pengunjung dapat menikmati keindahan 4 air terjun yang alami tersebut dan alam sekitarnya dengan menyusuri sepanjang aliran airnya. Pengunjung dapat mulai dari atas (air terjun Bidadari) sampai ke bawah (Air Terjun Naga), atau sebaliknya.
Referensi
- ^ "Profil Bupati Lahat". lahatkab.go.id. Diakses tanggal 2019-02-07.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Amin, Ehdi. "Ditinggal Nyaleg Ketua Lama, Kini DPRD Lahat DiKetuai oleh Samarudin". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-25. Diakses tanggal 2019-02-07.
- ^ "Jelajah Keindahan Alam Di Wisata Bukit Serelo Lahat - NativeIndonesia.com". www.nativeindonesia.com. 2020-09-21. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-01. Diakses tanggal 2023-05-16.
- ^ Harunata Bupati Lahat 1998-2008, diakses 27 Desember 2020.
- ^ Marwan Mansyur Resmi Jabat Bupati Lahat 2018, diakses 27 Desember 2020.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Lahat 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Lahat 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Air Terjun Lawang Agung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-31. Diakses tanggal 5 Februari 2013.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi