Auf bin Malik

Revisi sejak 26 Desember 2023 03.38 oleh A154 (bicara | kontrib)

Auf bin Malik bin Abi Auf al-Asyja'i al-Ghathafani (bahasa Arab: عَوفُ بنُ مَالِك بن أَبي عَوْف الاشجعي الغطفاني)[1] adalah seorang sahabat Nabi yang memeluk Islam setelah Perjanjian Hudaibiyyah, dan kemudian ikut serta dalam Perang Khaibar. Ia kemudian hadir dalam Pertempuran Mu'tah bersama Khalid bin Walid,[2] Penaklukan Makkah, dan Auf bin Malik menjadi pembawa panji Bani Asyja' pada hari penaklukan Makkah. Auf juga menghadiri Pertempuran Hunain dan merupakan salah satu ulama para sahabat.[3]

Auf bin Malik
Informasi pribadi
Meninggal692
Damaskus
HubunganMuslim bin Qarzhah al-Asyja'i (sepupu)
Orang tuaMalik bin Abi Auf
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Silsilah

Namanya adalah Auf bin Malik bin Abi Auf al-Asyja'i dan kunyahnya terjadi perbedaan. Kunyahnya dikatakan Abu Abdurrahman. Pendapat lain mengatakan Abu Muhammad. Dan pendapat lain mengatakan sebaliknya. Auf berasal dari kabilah Bani Asyja' bin Riyats bin Ghathafan bin Sa'ad bin Qais bin 'Ailan. Ia mempunyai sepupu yang bernama Muslim bin Qarzhah al-Asyja'i yang merupakan perawi hadis dan meriwayatkan dari Auf tentang jihad.

Biografi

Ia memeluk Islam setelah Perjanjian Hudaibiyyah, dan kemudian ikut serta dalam Perang Khaibar. Ia kemudian hadir dalam Pertempuran Mu'tah bersama Khalid bin Walid, Penaklukan Makkah, dan Auf bin Malik menjadi pembawa panji Bani Asyja' pada hari penaklukan Makkah. Auf juga menghadiri Pertempuran Hunain. Ia tinggal di Homs, ikut serta dalam penaklukan Islam di Syam, lalu datang ke Mesir, dan ikut serta dalam penaklukan Islam di Mesir. Al-Bukhari diberitahu oleh Sa'id bin Ufair dari Athaf dari Ismail bin Rafi' bahwa Auf ikut serta bersama Yazid bin Muawiyah dalam menyerang Konstantinopel.[4] Auf tinggal di Syam dan meninggal di Damaskus pada tahun 73 H pada masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan,[3] sesuai dengan tahun 692 Masehi.[5]

Periwayatan hadis

Hadisnya diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Abu Muslim al-Khaulani yang meninggal beberapa saat sebelum dia, Jubair bin Nufair, Abu Idris al-Khaulani, Rasyid bin Sa'ad, Yazid bin Al-Asham, Syuraih bin Ubaid, Asy-Sya'bi, Salim Abu an-Nadhr, Sulaim bin Amir, dan Syaddad Abu Ammar.[6]

Referensi