Njono
Njono atau Njono Prawiro adalah seorang aktivis buruh dan politikus Partai Komunis Indonesia (PKI). Njono dikenal sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) dan anggota Politbiro CC PKI yang terlibat dalam Gerakan 30 September.
Njono | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Cilacap, Hindia Belanda | 28 Agustus 1925
Meninggal | Oktober 1969 Indonesia |
Sebab kematian | Hukuman mati |
Partai politik | Partai Buruh Indonesia Partai Komunis Indonesia |
Sunting kotak info • L • B |
Riwayat Hidup
Njono lahir di Cilacap pada 28 Agustus 1922.[1] Ia adalah putra sulung dari seorang pegawai jawatan kereta api bernama Sastrodiredjo. Pada tahun 1931, Njono masuk Sekolah Rakyat Taman Siswa (Taman Muda), yang diselesaikannya pada tahun 1938, kemudian meneruskan ke Taman Guru Muda, namun tidak sampai selesai.
Ia mulai bekerja sebagai dokumentor di surat kabar Asia Raya di Jakarta. Njono bekerja di koran Asia Raya pada masa pendudukan Jepang. Pada awal kemerdekaan, Njono menjabat sebagai anggota Badan Pekerja KNI Djakarta Raya sekaligus menjadi anggota KNIP hingga tahun 1946.[1] Setelah berkecimpung di serikat buruh, dia masuk Barisan Buruh Indonesia (BBI). Njono kemudian mendirikan sekaligus menjadi ketua Partai Buruh Indonesia (PBI) yang berdiri pada 8 November 1945.[2] Njono juga menjabat sebagai sekretaris jenderal di SOBSI sejak November 1946.[3]
Sejak 1953, dia juga diangkat menjadi Sekretaris Jenderal II dari Pengurus Besar PKI dan Wakil Presiden Federasi Serikat Buruh Seluruh Dunia (WFTU)[1]. Saat peristiwa Gerakan 30 September, Njono adalah anggota Politbiro CC PKI dan sekretaris CDB PKI Djakarta Raja.[4] Njono berperan dalam membagi Jakarta menjadi enam sektor, di mana pada tiap sektor dipersiapkan sukarelawan sipil sebagai tenaga cadangan dalam melancarkan operasi. Sebagian besar sukarelawan berasal dari Pemuda Rakyat dan telah menerima latihan militer di Lubang Buaya. Akan tetapi, hanya sektor Gambir yang terlibat dalam operasi dan bertugas menduduki gedung telekomunikasi.[4] Atas keterlibatannya, pada tanggal 21 Februari 1966, ia divonis mati lewat putusan Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub).[3] Njono akhirnya menjalani hukuman mati pada bulan Oktober 1969.[5]
Referensi
- ^ a b c Parlaungan (1956). Hasil Rakjat Memilih Tokoh-tokoh Parlemen (Hasil Pemilihan Umum Pertama - 1955) di Republik Indonesia. Jakarta: C.V. Gita. hlm. 279.
- ^ Sekretariat DPR-GR (1970). Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakjat Republik Indonesia. hlm. 54.
- ^ a b Matanasi, Petrik (2017-12-18). "Masa-Masa Terakhir Njono, Petinggi PKI Penggerak Buruh". Tirto.id. Diakses tanggal 2023-12-27.
- ^ a b Roosa, John (2008). Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto. Jakarta: Institut Sejarah Sosial Indonesia. ISBN 978-979-17579-0-4.
- ^ "Tapol Bulletin No. 2, November 1973". Tapol Bulletin (2): 12. 1973.