MetroMini

layanan bus raya terpadu di Indonesia

MetroMini adalah salah satu tipe bus di Jakarta yang dikenal dengan warna khas merah-oranye dan biru dengan garis putih ditengah garis. Panggilan bus ini juga menjadi nama perusahaan, PT Metromini, sebagai badan penyedia jasa angkutan kendaraan umum yang mengoperasikannya, dengan kekhususan Jakarta, Indonesia.

MetroMini
Bus Metro Mini S640(Pasar Minggu-Tanah Abang) melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta
Info
WilayahJakarta, Indonesia
JenisBus Sedang
Operasi
Dimulai1976 - 2019

Memiliki kapasitas sekitar 20-30 tempat duduk. MetroMini melayani 60 trayek-trayek dalam kota Jakarta [1] yang setiap rutenya ditandai dengan suatu nomor khusus, misalnya MetroMini B92, S69, dll. Awalan S, T, B, U, P di depan nomor menandakan wilayah layanan operasi: Jakarta Selatan, Timur, Barat, Utara, atau Pusat.

Pada tahun 2017, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan meluncurkan Scania Citywide Low Entry untuk menggantikan bus yang tidak layak jalan. Dan pada tahun 2022, Bayu Holong Persada sebagai pecahan Metromini meluncurkan armada Transjakarta mereka, diawali dari koridor 7D (Kampung Rambutan - Tebet/TMII)

Metromini sekarang serta rival nya Kopaja sudah dilarang beroperasi di Jakarta bahkan didaerah lainnya,sebab metromini tidak lagi beroperasi mungkin tak mungkin karena metromini tidak ingin melakukan perubahan yang signifikan sebab utamanya adalah metromini sering ugal ugalan di jalan dan masih memakai mesin lama yang sering menyebabkan kecelakaan di jalanan,hal inilah yang menjadi sebab metromini dilarang beroperasi dijalan oleh dishub Jakarta dan sekitarnya

Sejarah Trans Swadaya

 
Bus Merah pada tahun 1962 sumber PT Arion Diarsipkan 2016-05-31 di Wayback Machine.

Metromini diperkenalkan pada tahun 1962 oleh Gubernur Soemarno di Jakarta atas instruksi Presiden Sukarno.[2] Tujuan awal dioperasikannya bus adalah untuk kebutuhan transportasi peserta Pesta Olahraga Negara Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO).[2] Saat itu di Jakarta, moda transportasi massal baru beralih dari kereta listrik (trem) yang dioperasikan oleh Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) yang dihentikan tahun 1960, dan bus pertama yang dioperasikan PPD adalah bus Leyland bantuan Australia pada 1956.[1] Selain bus PPD, Jakarta tidak memiliki transportasi umum resmi, di mana opelet adalah kendaraan angkutan massal selain bus PPD.[3]

Pada awal operasionalnya belum ada manajemen yang dibentuk untuk mengelola bus-bus tersebut, dan MetroMini dikenal dengan sebutan "bus merah".[2] Setelah pesta olahraga usai bus-bus merah ini tetap beroperasi dan oleh Gubernur Henk Ngantung pada tahun 1964, dititipkan pada perusahaan swasta seperti Arion Indonesia Transport namun tak mampu dikelola dengan baik.[2][3] Pada tahun 1976 PT Metromini didirikan bersamaan dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) untuk menaungi 152 orang yang mengoperasikan 313 bus sedang atas instruksi Gubernur Ali Sadikin.[3][1]

Menurut Mal Siantar Nainggolan, salah satu komisaris perusahaan PT Metromini pada tahun 1976, bentuk bus awal pada tahun 1962 adalah seperti roti tawar dengan gembung dibagian moncong depannya.[3] Jenis bus ini (1962) adalah Bus Robur buatan Jerman Timur dan mengisi trayek trayek kosong yang tidak ada bus dikarenakan dihentikannya trem.[1] Setelah PT Metromini dan Kopaja diresmikan pada tahun 1978 oleh Gubernur Tjokropranolo sebagai pengelola bus mini, armadanya diminta diremajakan.[1] Mulailah bus robur diganti dengan bus-bus Mitsubishi buatan Jepang, pada tahun 1990 MetroMini menguasai 60 trayek di Jakarta dengan 3.000 armada bus.[1]

 
Bus MetroMini pada tahun 2016 yang melayani jalur khusus TransJakarta di Kawasan Manggarai.sumber:Media Indonesia Diarsipkan 2016-05-07 di Wayback Machine., difoto oleh: Imanuel.

Pada tahun 2016, dikarenakan berbagai permasalahan internal perusahaan yang dimulai pada tahun 1993 yang berimbas langsung pada buruknya pelayanan operasional MetroMini, dari 60 trayek hanya separuh yang masih aktif dan jumlah armada menyusut menjadi 1.000 bus dari sebelumnya tiga ribu armada.[1] Menurunnya armada karena sebanyak 1.600 bus telah disita oleh Pemprov DKI.[4]

Tarif, budaya populer, dan perilaku pengemudi

Tarif

Tarif MetroMini untuk penumpang diatur oleh organda DKI yang juga mengatur tarif untuk Taksi dan Mikrolet.[5] Organda melakukan perbedaan antara tarif penumpang umum dan pelajar . Tarif ini turun/ naik (lebih sering naik) dengan memperhitungkan biaya BBM, biaya operasional kendaraan, operasional kantor, dan upah minimum provinsi.[5] Pada tahun 1982 tercatat tarif Metromini sebesar Rp100,00 (seratus rupiah) per trayek[6] sementara pelajar dikenakan Rp25,00 ( dua puluh lima rupiah atau "jigo" atau "selawe" dikarenakan dibayar menggunakan koin 25 rupiah).[7] Pada April 1996 tercatat tarif naik dari Rp300,00 menjadi Rp400,00 untuk umum, sementara pelajar Rp100,00 harga pelajar ini bertahan sejak tahun 1990 tidak dinaikkan.[8][9] Pada tahun 2014 tarif menjadi Rp. 4.000 untuk umum dan Rp. 2.000 untuk pelajar.[10] Pada tahun 2016 tarif turun menjadi Rp3.800,00 kemudian Rp3,500,00 untuk umum,[5] walaupun pada realitasnya di jalanan banyak pengemudi enggan menurunkan tarif.[11]

Budaya populer

 
MetroMini ngetem di dekat halte Rawasari.

Metromini muncul dalam berbagai film, sinetron dan FTV, salah satunya adalah Kukejar Cintaku Dalam Metromini yang merupakan FTV yang ditayangkan SCTV.[12] Presenter berita Kania Sutisnawinata dalam siaran langsung yang dibawakannya dalam program berita Headline News MetroTV, berani-beraninya menyebut studio MetroTV menjadi studio MetroMini. Warga Jakarta juga mengenal MetroMini dari stiker-stiker julukan yang ditempel di dalam dan luar badan bus yang lucu dengan subjek seksual, doa, kode trayek, hingga mengolok-olok trend terbaru. Seperti:

Anda butuh waktu, kami butuh uang
Harap bayar dengan uang pas
Doa Ibu
Buronan Mertua
Bukan salah ibu mengandung, salah bapak ngga pakai sarung
Sekarang bayar besok gratis
An 3 dis (Anti Gadis)
Ber 2 1 7 an (Berdua Satu Tujuan)
New Fear The Me Is Three ~ Nyupir Demi Istri
Thonk he love ~ Tong Khilaf (Jangan Khilaf)
Be are the kill us all come fuck ~ Biar Dekil Asal Kompak
Putus cinta sudah biasa, putus rokok merana, putus rem matilah kita
Sabar mas, ora sabar maburo ~ sabar mas, kalau ngga sabar terbang aja
Janda Baru Nenen ~ (Trayek) Juanda - Ps. Baru - Senen
— Tidak diketahui, Stiker bus kota [13][14]

Lagu "Bis Kota" oleh Achmad Albar [15] melukiskan perasaan naik bus kota yang tidak nyaman dan mengolok olok hanya orang tak punya yang naik bus.

Serba salah,
nafasku terasa sesak
Berimpitan berdesakkan, bergantungan
Memang susah, jadi orang yang tak punya
Kemanapun naik bis kota.
— Achmad Albar, Bis Kota (1990)

Perilaku pengemudi

MetroMini juga terkenal akan kebrutalan supirnya, armadanya yang tidak layak lagi untuk mengangkut penumpang karena tidak berfungsinya beberapa instrumen bus, seperti speedometer, dan juga salah satu polutan di Jakarta dengan sistem pembuangan karbon di knalpot yang sudah tidak sempurna.[4]

Rute Metromini dan Trans Swadaya

Rute Jakarta Barat (B80-B92)

 
Metro Mini
Jalur Terminus Jalan utama yang dilalui Jam Operasional Keterangan
B80
Terminal Kalideres
di halte Kalideres (   )
Jembatan Lima
Pasar Jembatan Lima
Jalan Daan Mogot, Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jalan K.H. Moh. Mansyur 24 jam
B82
Terminal Grogol
di halte Grogol 1-12 Mei Reformasi (     ) dan halte Grogol 2-12 Mei Reformasi (          (9K))
Kapuk Muara
Jalan Kapuk Muara dan Jalan Pantai Indah
Jalan Kyai Tapa, Jalan Daan Mogot, Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jalan Peternakan Raya, Jalan Peternakan III, Jalan Pos Polisi, Jalan Kapuk Raya 05.00-22.00
B84
Terminal Kalideres
di halte Kalideres (   )
Stasiun Jakarta Kota
di halte Stasiun Kota (  (     )
Jalan Gedong Panjang dan Jalan Pakin
Jalan Daan Mogot, Jalan Sumur Bor, Jalan Lkr. Luar Barat, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo, Jalan Pluit Selatan Raya, Jalan Jembatan Tiga, Jalan Bandengan Selatan, Jalan Gedong Panjang, Jalan Kopi, Jalan Roa Malaka Utara (arah timur), Jalan Tiang Bendera (arah timur), Jalan Nelayan Timur (arah timur), Jalan Kunir (arah timur), Jalan Kali Besar Barat (arah barat) 24 jam

Rute Jakarta Pusat (P07-P11)

Jalur Terminus Jalan utama yang dilalui Jam Operasional Keterangan
P07
Terminal Pasar Senen
di halte Senen (      (7K)) dan halte Senen Central (      (5K))
dan di stasiun Pasar Senen
Semper Barat
Jalan Plumpang Semper dan Jalan Tipar Cakung
  • Jalan Kramat Bunder (arah barat)
  • Jalan Bungur Besar Raya, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Yos Sudarso, Jalan Plumpang Semper
24 jam
P11
Terminal Pasar Senen
di halte Senen (      (7K)) dan halte Senen Central (      (5K))
dan di stasiun Pasar Senen
Kebon Kosong
Jalan Kemayoran Gempol dan Jalan Bendungan Jago
  • Jalan Bungur Besar Raya, Jalan Garuda, Jalan Kemayoran Gempol, Jalan Benyamin Sueb, Jalan Bendungan Jago (arah timur)
  • Jalan Utan Panjang Timur, Jalan Utan Panjang Barat, Jalan Kemayoran Gempol, Jalan Garuda, Jalan Bungur Besar Raya, Jalan Gunung Sahari III, Jalan Gunung Sahari Raya, Jalan Budi Utomo, Jalan Lapangan Banteng Utara, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jalan Lapangan Banteng Selatan, Jalan Dr. Wahidin (arah barat)
24 jam

Rute Jakarta Selatan (S74-S76)

Jalur Terminus Jalan utama yang dilalui Jam Operasional Keterangan
S74
Terminal Blok M
di stasiun MRT Blok M (jalur  ) dan halte Blok M (    (4K)   (10H)   (13A))
Rempoa, Tangerang Selatan
Jalan R.C. Veteran dan Jalan Rempoa Permai
  • Jalan Iskandarsyah, Jalan Trunojoyo, Jalan Gandaria I, Jalan K.H. Moh. Syafi'i Hadzami, Jalan Sultan Iskandar Muda, Jalan Cendrawasih, Jalan Ciputat Raya (arah selatan)
  • Jalan Bendi Besar, Jalan Bendi Raya, Jalan Baru, Jalan Kebayoran Lama Raya, Jalan Kramat, Jalan Pakubuwono 6, Jalan Bumi, Jalan Panglima Polim (arah utara)
  • Jalan Kyai Maja, Jalan R.C. Veteran
05.00-22.00 Sekarang menjadi rute Transjakarta 1Q
S76
Terminal Blok M
di stasiun MRT Blok M (jalur  ) dan halte Blok M (    (4K)   (10H)   (13A))
Terminal Kampung Rambutan
di halte Kampung Rambutan (     (9K)   (10D))
  • Jalan Iskandarsyah, Jalan Dharmawangsa Raya, Jalan Dharmawangsa 4, Jalan Prapanca Raya, Jalan Dharmawangsa 6, Jalan Dharmawangsa 10, (arah selatan)
  • Jalan Abdul Majid, Jalan Pangeran Antasari, Jalan Dharmawangsa XI, Jalan Dharmawangsa VI, Jalan Barito II, Jalan Kyai Maja (arah utara)
  • Jalan Wijaya II, Jalan Panglima Polim, Jalan R.S. Fatmawati, Jalan T.B. Simatupang, Jalan Supriyadi
05.00-22.00
S610
Terminal Blok M
di stasiun MRT Blok M (jalur  ) dan halte Blok M (    (4K)   (10H)   (13A))
Pasar Pondok Labu
  • Jalan Iskandarsyah, Jalan Dharmawangsa Raya, Jalan Dharmawangsa 4, Jalan Prapanca Raya, Jalan Dharmawangsa 6, Jalan Dharmawangsa 10, (arah selatan)
  • Jalan Abdul Majid, Jalan Pangeran Antasari, Jalan Dharmawangsa XI, Jalan Dharmawangsa VI, Jalan Barito II, Jalan Kyai Maja (arah utara)
  • Jalan Wijaya II, Jalan Panglima Polim, Jalan R.S. Fatmawati
05.00-22.00 Sekarang menjadi rute Transjakarta 1E

Rute Jakarta Timur (T41-T506)

Jalur Terminus Jalan utama yang dilalui Jam Operasional Keterangan
T42
Terminal Pulo Gadung
di halte Pulo Gadung 1 (   ) dan halte Pulo Gadung 2 (    (4H)   (4K)   (7M))
Terminal Pulo Gebang
di halte Pulo Gebang ( )
  • Jalan Bekasi Raya, Jalan Penggilingan Raya, Jalan Dr. Sunarmo
05.00-22.00 Sekarang menjadi rute Transjakarta 11D
T53
Terminal Kampung Rambutan
di halte Kampung Rambutan (     (9K)   (10D))
Terminal Kampung Melayu
di halte Kampung Melayu (        (5K)       (13K))
  • Jalan Supriyadi, Jalan Raya Bogor, Jalan Dewi Sartika, Jalan Otto Iskandardinata
05.00-22.00 Sekarang menjadi rute Transjakarta Koridor 7
T506
Terminal Pulo Gebang
di halte Pulo Gebang ( )
Terminal Kampung Melayu
di halte Kampung Melayu (        (5K)       (13K))
  • Jalan Jatinegara Barat (arah timur), Jalan Jatinegara Timur (arah barat), Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jalan Dr. Sumarno
24 jam Sekarang menjadi rute Transjakarta Koridor 11

Rute yang sudah tidak beroperasi/Harus dengan TransJakarta

  • B91 (Tanah Abang–Batusari)–sekarang menjadi rute Transjakarta 8K. Saat ini rute tersebut dipecah menjadi 2, 8K hanya melayani Batusari–Jelambar untuk terminusnya, sedangkan sisanya menjadi rute 8M Tanah Abang - Jelambar via Cideng
  • B92 (Ciledug–Grogol)
  • S64 (Terminal Pasar Minggu–Cililitan) - sekarang menjadi rute Transjakarta 9H Kalibata - Universitas Indonesia Depok, versi pendeknya
  • S607 (Terminal Blok M–Pondok Ranji)
  • S69 (Terminal Blok M–Ciledug)-sempat menjadi rute Transjakarta 13A, namun saat ini juga sudah tidak beroperasi seiring dengan pembukaan halte CSW
  • T50 (Terminal Kampung Melayu–Klender)
  • T52 (Terminal Kampung Melayu - Pulogebang via Banjir Kanal Timur) - Sekarang menjadi rute Transjakarta 11Q
  • T58 (Cililitan–Klender)
  • U24 (Senen - Tanjung Priok) - Sekarang menjadi rute Transjakarta 14B
  • U29 (Muara Baru–Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya via Stasiun Jayakarta)
  • S77 (Terminal Blok M–Ragunan) - sekarang menjadi rute Transjakarta rute 6W Blok M - Imigrasi Jakarta Selatan via Jl. Bangka Raya
  • S619 (Terminal Blok M–Cinere) - sekarang menjadi rute Transjakarta Royaltrans D32 Bundaran Senayan - Cinere via tol Depok - Antasari
  • S611 (Terminal Blok M–Terminal Lebak Bulus via Pondok Pinang)
  • S811(Terminal Blok M–Bintaro Jaya)
  • S73 (Terminal Blok M–Kemandoran)
  • S618 (Terminal Blok M–Puri Kembangan)
  • S601 (Terminal Pasar Minggu–Ciputat)
  • S71 (Terminal Blok M–Petukangan)-sekarang menjadi rute Transjakarta 8E
  • S60 (Manggarai–Kampung Melayu via Tebet)
  • S61 (Manggarai–Kampung Melayu via Matraman)
  • S62 (Terminal Pasar Minggu–Manggarai)–sekarang menjadi rute Transjakarta 4B yang diperpanjang sampai Universitas Indonesia
  • S604 (Terminal Pasar Minggu–Tanah Abang)-digantikan oleh rute S640
  • S640 (Terminal Pasar Minggu–Tanah Abang)–sekarang menjadi rute Transjakarta 9D
  • S65 (Terminal Pasar Minggu–Kebayoran Lama)
  • S70 (Terminal Blok M–Joglo)–sekarang menjadi rute Transjakarta 8D
  • S72 (Terminal Blok M–Terminal Lebak Bulus via Radio Dalam)–sekarang menjadi rute Transjakarta S21 yang diperpanjang sampai Ciputat
  • S79 (Terminal Blok M–Terminal Lebak Bulus via Tarogong)
  • S75 (Terminal Blok M-Pasar Minggu)–sekarang menjadi rute Transjakarta 6U

Catatan kaki