Ali bin Abi Thalib
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Fazoffic (Kontrib • Log) 137 hari 643 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Artikel ini perlu dikembangkan dari artikel terkait di Wikipedia bahasa Inggris. (Juli 2023)
klik [tampil] untuk melihat petunjuk sebelum menerjemahkan.
|
Ali bin Abi Thalib (Arab: عَلِيّ بْن أَبِي طَالِب, translit. ʿAlī bin Abī Ṭālib; c. 600–661) adalah sepupu sekaligus menantu dari nabi Islam Muhammad dan penerusnya (sebagai Khalifah dan Imam Syiah), yang memerintah negara Islam pertama Kekhalifahan Rasyidin dari tahun 656 hingga kematiannya pada tahun 661 M. Lahir dari pasangan Abu Thalib bin Abdul Muthalib dan Fatimah binti Asad, Ali muda dibesarkan oleh sepupunya, Muhammad, dan menjadi salah satu orang pertama menerima ajarannya. Ali memainkan peran penting di tahun-tahun awal Islam ketika Muslim dianiaya dengan kejam di Makkah.
Ali bin Abi Thalib عَلِيّ بْن أَبِي طَالِب | |
---|---|
Amirul Mukminin Abu Turab | |
Khalifah Kekhalifahan Rasyidin ke-4 | |
Berkuasa | Juni 656 – Januari 661 |
Pendahulu | Utsman bin Affan |
Penerus | Jabatan dihapuskan Hasan bin Ali (sebagai khalifah) |
Imam Syiah pertama | |
Masa jabatan | Juni 632 – Januari 661 |
Pendahulu | Jabatan dibentuk |
Penerus | Hasan bin Ali |
Informasi pribadi | |
Kelahiran | c. 600 M Makkah, Hijaz, Jazirah Arab |
Kematian | c. 28 Januari 661 CE (c. 21 Ramadhan 40 H) (usia c. 60/63 tahun) Kufah, Kekhalifahan Rasyidin |
Pemakaman | Dipercaya telah dimakamkan di Makam Imam Ali, Najaf, Iraq 31°59′46″N 44°18′51″E / 31.996111°N 44.314167°E |
Suku | Quraisy (Bani Hasyim) |
Ayah | Abu Thalib bin Abdul Muthalib |
Ibu | Fatimah binti Asad |
Pasangan | Istri
|
Anak | |
Agama | Islam |
Nama Arab | |
Pribadi (Ism) | ʿAlī |
Patronimik (Nasab) | ʿAlī bin Abī Ṭālib bin ʿAbd al-Muṭṭālib bin Hāsyim bin ʿAbdu Manāf bin Quṣayy bin Kilāb bin Murrah |
Teknonim (Kunyah) | Abul Ḥasan |
Setelah imigrasi (hijrah) ke Madinah pada tahun 622, Muhammad mengawinkan putrinya, Fatimah kepada Ali dan bersumpah persaudaraan dengannya. Ali menjabat sebagai sekretaris dan wakil Muhammad pada periode ini, dan merupakan salah satu pembawa bendera pasukan Islam. Banyak ucapan Muhammad yang memuji Ali, yang paling kontroversial diucapkan pada tahun 632 di Ghadir Khum, "Barangsiapa yang menganggap aku sebagai mawla, Maka Ali adalah mawla pula untuknya." Penafsiran kata polisemi Arab mawla masih diperdebatkan: Bagi Muslim Syiah, Muhammad memberikan Ali otoritas agama dan politiknya, sementara Muslim Sunni memandang hal ini hanya sebagai pernyataan persahabatan dan hubungan baik. Ketika Muhammad meninggal pada tahun yang sama, sekelompok Muslim mengadakan pertemuan tanpa kehadiran Ali dan menunjuk Abu Bakar ash-Shiddiq (m. 632–634) sebagai khalifah baru mereka. Ali kemudian melepaskan klaimnya atas kepemimpinan dan mengundurkan diri dari kehidupan publik pada masa pemerintahan Abu Bakar dan penggantinya, Umar bin Khattab (m. 634–644). Meskipun nasihatnya kadang-kadang diminta, konflik antara Ali dan dua khalifah pertama ditandai dengan penolakannya untuk mengikuti praktik mereka. Penolakan ini membuat Ali kehilangan peluangnya untuk menjadi khalifah hingga akhirnya jabatan khalifah jatuh ke tangan Utsman bin Affan (m. 644–656), yang kemudian ditunjuk untuk menggantikan Umar oleh dewan pemilihan. Ali juga sangat kritis terhadap Utsman, yang banyak dituduh melakukan nepotisme dan korupsi. Namun Ali juga berulang kali menjadi penengah antara khalifah dan para pemberontak tingkat provinsi yang marah atas kebijakan kontroversial khalifah.
Setelah pembunuhan Utsman pada tahun 656, Ali terpilih sebagai khalifah di Madinah. Dia segera menghadapi dua pemberontakan terpisah, kedua pemberontakan ini ditujukan untuk membalas kematian Utsman dan menuntut khalifah untuk menangkap pembunuhnya. Pemberontakan pertama dimulai oleh tiga serangkai Thalhah, Zubair, kedua sahabat Muhammad, dan jandanya Aisyah yang menguasai Basra di Mesopotamia Hilir; mereka berhasil dikalahkan oleh Ali dalam Pertempuran Jamal di tahun 656. Di tempat lain, Muawiyah bin Abu Sufyan, yang baru saja disingkirkan Ali dari jabatan gubernur Suriah, berperang melawan Ali dalam Pertempuran Siffin pada tahun 657, yang berakhir dengan proses arbitrase yang gagal dan menyebabkan sebagian pendukung Ali mengasingkan diri. Mereka membentuk kelompok Khawarij, yang kemudian meneror masyarakat dan dihancurkan oleh Ali dalam Pertempuran Nahrawan pada tahun 658. Ali dibunuh pada tahun 661 oleh pemberontak Khawarij, Ibnu Muljam. Pembunuhan Ali membuka jalan bagi Muawiyah untuk merebut kekuasaan dan mendirikan dinasti Kekhalifahan Umayyah.
Dalam budaya Muslim, Tempat Ali dikatakan berada di urutan kedua setelah Muhammad. Ali dihormati karena keberaniannya, kejujurannya, pengabdiannya yang teguh pada Islam, kemurahan hati, dan perlakuan setara terhadap semua Muslim. Bagi para pengagumnya, ia telah menjadi pola dasar Islam yang tidak korup dan kesatriaan pra-Islam. Muslim Sunni menganggapnya sebagai Khulafaur Rasyidin (terj. har. 'Khalifah yang mendapat petunjuk') terakhir, sementara Muslim Syiah menghormatinya sebagai Imam pertama mereka, yaitu penerus agama dan politik yang sah bagi Muhammad. Makam Ali di Najaf, Irak, adalah tujuan utama ziarah Syiah. Warisan Ali kini dikumpulkan dan dipelajari dalam berbagai buku, yang paling terkenal di antaranya adalah Nahjul Balaghah.
Kehidupan awal
Ali lahir di Makkah dari pasangan Abu Thalib bin Abdul Muthalib dan istrinya Fatimah binti Asad sekitar tahun 600 M.[1] Tanggal lahirnya kemungkinan 13 Rajab,[2][3] yang merupakan acara yang dirayakan setiap tahun oleh Muslim Syiah.[4] Ali mungkin satu-satunya orang yang lahir di dalam Ka'bah,[3][2][1] situs paling suci Islam, yang terletak di Makkah. Ayah Ali adalah seorang tetua dan anggota terkemuka dari Banu Hasyim, sebuah klan dalam suku Quraisy Makkah.[2] Abu Thalib juga membesarkan keponakannya Muhammad setelah orang tuanya meninggal. Kemudian ketika Abu Thalib jatuh miskin, Ali diasuh pada usia sekitar lima tahun dan dibesarkan oleh Muhammad dan istrinya, Khadijah binti Khuwailid.[3]
Ketika berusia sekitar sepuluh atau sebelas tahun,[1] Ali termasuk orang pertama yang menerima ajaran Muhammad dan memeluk Islam. Ali masuk Islam setelah Khadijah dan sahabat Muhammad, Abu Bakar. Meskipun urutan yang tepat masih diperdebatkan di kalangan ulama Syiah dan Sunni,[5] sumber paling awal menempatkan Ali sebelum Abu Bakar.[1] Selama dakwah Muhammad di Makkah yang berlangsung dari tahun 610 hingga 622, Ali dengan tekun tetap mendukung komunitas kecil Muslim, khususnya masyarakat miskin.[3] Sekitar tiga tahun setelah wahyu pertamanya,[6] Muhammad mengumpulkan kerabatnya untuk menyampaikan peringatan pertama, mengundang mereka masuk Islam, dan meminta bantuan mereka untuk ikut serta menegakkan fondasi agama barunya.[7] Ketika berusia sekitar empat belas tahun,[7][8] Menurut sejarawan Sunni ath-Thabari, Ali adalah satu-satunya kerabat di sana yang menawarkan dukungannya, setelah itu Muhammad memberi tahu tamunya bahwa Ali adalah saudaranya dan penerusnya.[1][7] Menurut penafsiran Syiah, peristiwa ini adalah tanda bahwa Muhammad telah menunjuk Ali sebagai penggantinya.[7][9]
Melayani Muhammad
Kekhalifahan
Pemilihan
Setelah Utsman terbunuh oleh para pemberontak Mesir pada tahun 656,[10] kandidat potensial untuk mengisi jabatan khalifah adalah Ali dan Thalhah. Bani Umayyah melarikan diri dari Madinah, kota dikuasai oleh pemberontak dan kaum Anshar. Talhah mendapatkan dukungan dari penduduk Mesir; sementara penduduk Basra dan Kufah—yang mendukung pendapat Ali untuk menghindari kekerasan—serta sebagian besar kaum Anshar mendukung Ali.[11] Beberapa penulis juga menuliskan bahwa (sebagian besar) kaum Muhajirin mendukung Ali.[12][13][14][15] Para kepala suku utama juga mendukung Ali pada saat itu.[16] Kelompok-kelompok tersebut menawarkan Ali menjadi khalifah,[13][12][1] tetapi ia menolaknya, mengatakan bahwa ia lebih suka menjadi seorang wazir (menteri).[17]
Penolakan Ali atas jabatan khalifah, dipandang oleh Reza Aslan, mungkin akibat keadaan masyarakat yang sudah terpolarisasi akibat kejadian pembunuhan Utsman.[18] Beberapa laporan awal menggarisbawahi bahwa Ali kemudian setuju menjadi khalifah setelah jelas baginya mendapatkan dukungan terbanyak.[1] Ali dilaporkan pula meminta diadakannya baiat di Masjid Nabawi.[19][17][20] Malik al-Asytar diperkirakan menjadi orang pertama yang berbaiat kepada Ali. Thalhah dan Zubair, sahabat Muhammad yang berambisi kepada jabatan tinggi,[21][22] juga berbaiat kepada Ali meskipun kemudian mengingkarinya.[23][21][15] Beberapa sumber awal mengatakan bahwa mereka berbaiat di bawah paksaan, meskipun sejarawan kontemporer cenderung menolak dan menganggap klaim ini dibuat-buat.[1][24][25] Ali sendiri tampak tidak memaksa siapa pun, sementara tokoh seperti Sa'ad bin Abi Waqqas, Abdullah bin Umar,[26] Sa'id bin al-Ash, Al-Walid bin Uqbah, dan Marwan memang lebih mungkin menolak berbaiat, beberapa disebabkan oleh dendam pribadi terhadap Ali.[19] Secara keseluruhan, Madelung memiliki gagasan bahwa terdapat lebih sedikit bukti adanya pemaksaan daripada masa Abu Bakar, meskipun banyak yang kemudian mengingkarinya, mengklaim bahwa mereka telah dipaksa untuk berbaiat.[27] Pada saat yang bersamaan, mungkin saja massa mayoritas yang mendukung Ali di Madinah membuat suasana menjadi mengintimidasi orang-orang yang menentang Ali.[28]
Kebijakan administratif
Keadilan
Masa pemerintahan Ali dicirikan oleh peradilannya yang ketat.[29][30][12] Dalam pidato pengukuhannya, Ali menegur umat Islam karena menyimpang dari jalan lurus sepeninggal Muhammad,[31] dan mulai menerapkan kebijakan radikal.[32] Hal ini dimaksudkan untuk memulihkan visinya mengenai pemerintahan kenabian.[33][34] Ali segera memberhentikan hampir semua gubernur yang pernah mengabdi kepada Utsman,[35] mengatakan bahwa orang-orang seperti mereka tidak boleh diangkat dalam jabatan apa pun.[36] Ia menggantikan mereka dengan orang-orang yang ia anggap saleh,[37][38] sebagian besar berasal dari kaum Anshar dan Bani Hasyim.[37] Ali juga mendistribusikan dana perbendaharaan secara merata di kalangan umat Islam, mengikuti praktik Muhammad,[39] dan dikatakan tidak menoleransi perilaku korupsi.[40][41] Beberapa dari mereka yang terkena dampak kebijakan ini segera memberontak melawan Ali dengan dalih balas dendam untuk Utsman.[42] Di antara mereka adalah Muawiyah, gubernur petahana Suriah.[43] Beberapa orang mengkritik Ali karena kenaifan berpolitik dan sikap kakunya yang berlebihan;[44][45] sementara yang lain mengatakan bahwa Ali memerintah dengan kebenaran, bukan fleksibilitas politik.[42][34] Para pendukungnya mengidentifikasi bahwa keputusan serupa diambil oleh Muhammad,[46][47] dan menegaskan bahwa Islam tidak pernah mengizinkan untuk berkompromi demi alasan keadilan, dengan mengutip Quran Surah 68: 9,[47] "Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak. Maka, mereka bersikap lunak (pula)."[48][49][50] Beberapa pihak berpendapat bahwa keputusan Ali sebenarnya dapat dibenarkan pada tingkat praktis.[17][51][12] Misalnya, pemecatan gubernur yang tidak populer mungkin merupakan satu-satunya pilihan yang tersedia bagi Ali karena ketidakadilan adalah keluhan utama para pemberontak.[17]
Pembunuhan dan pemakaman
Ali dibunuh pada tanggal 19 Ramadan 40 H, atau 28 Januari 661 M, saat salat Subuh di Masjid Agung Kufah. Ali diserang oleh seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam. Dia terluka oleh pedang yang telah dilapisi racun. Ali meninggal sekitar dua hari kemudian. Dia berusia 62 atau 63 tahun pada saat kematiannya. Menurut beberapa catatan, Ali telah lama mengetahui nasibnya baik melalui firasat atau melalui Muhammad, yang mungkin mengatakan kepadanya bahwa janggutnya akan ternoda darah di kepalanya.[52] Sebelum meninggal, Ali meminta agar Ibn Muljam akan diberi pengampunan jika ia selamat atau diberlakukan qisas dengan perlakuan yang sama.[53] Hasan, putra tertua Ali, kemudian melakukan qisas tersebut sepeninggal ayahnya.[52]
Khawatir jenazahnya akan digali dan diperlakukan buruk oleh musuh-musuhnya, Ali kemudian dikuburkan secara diam-diam. Makamnya ditemukan pada masa kekhalifahan Abbasiyah Harun ar-Rasyid (m. 786–809) yang di sekitarnya berkembang kota Najaf, dekat Kufah. Tempat yang diyakini menjadi makamnya ini, menjadi tempat ziarah utama bagi umat Syiah.[44] Bangunan makam yang sekarang dibangun oleh penguasa Safawiyah Syah Safi (m. 1629–1642),[54] yang di dekatnya terdapat kuburan besar bagi kaum Syiah yang ingin dimakamkan di samping imam mereka.[44] Najaf juga merupakan rumah bagi beberapa perguruan tinggi agama dan ulama Syiah terkemuka.[44]
Karakter
Ali dianggap oleh para pengikutnya sebagai teladan dalam perbuatan kebaikan yang esensial, khususnya dalam hal keadilan.[55] Namun, catatan sejarah tentangnya sering kali memihak. Hal ini mungkin karena konflik-konflik awal Muslim yang melibatkan Ali telah diabadikan selama berabad-abad dalam tulisan-tulisan yang sektarian.[56] Misalnya, secara pribadi, Ali digambarkan dalam beberapa sumber Sunni sebagai sosok yang botak, bertubuh kekar, berkaki pendek, berbahu lebar, badannya berbulu, berjanggut putih panjang, dan mengalami radang mata.[44] Sementara itu, catatan Syiah tentang penampilan Ali sangat berbeda dan mungkin lebih cocok dengan reputasinya sebagai seorang pejuang ulung.[57] Ia juga kerap tampil positif dalam karya seni Syiah dan Sufi.[55] Dalam beberapa sumber Sunni, Ali juga ditampilkan sebagai orang yang kasar, keras, dan tidak ramah;[44] sedangkan sumber-sumber Syiah menggambarkan Ali sebagai orang yang murah hati, lemah lembut, dan ceria,[58][55] sampai-sampai propaganda pada perang Suriah tampaknya menuduhnya bersikap sembrono.[40] Sumber-sumber Syiah dan Sufi juga penuh dengan kisah-kisah tentang tindakan kebaikannya, terutama kepada orang miskin.[59] Kualitas-kualitas penting dalam diri seorang panglima, yang dijelaskan dalam sebuah surat tentang Ali, mungkin merupakan potret dirinya yang paling baik: tidak mudah marah, senang memaafkan, baik hati terhadap yang lemah, dan keras terhadap yang kuat.[60] Sahabat Ali, Sa'sa'a ibn Suhan, diriwayatkan menggambarkannya sebagai berikut.
Dia [Ali] ada di antara kita sebagai salah satu dari kita, dengan watak yang lembut, kerendahan hati yang kuat, memimpin dengan pendekatan halus, meskipun kami kagum padanya dengan rasa kagum yang dimiliki seorang tahanan yang terikat terhadap orang yang memegang pedang di atas kepalanya.[55][60]
Nama dan gelar
Ali dikenal dengan banyak nama dan gelar dalam kebudayaan Islam, beberapa di antaranya hanya dapat ditemukan pada sumber-sumber Syiah. Gelar-gelarnya yakni Abu al-Hasan (terj. har. 'bapak Hasan'),[61] al-Murtada (terj. har. 'yang diridai oleh-Nya [Allah]'),[61] Asadullah (terj. har. 'singa Allah'),[62] dan Haydar (terj. har. 'singa', nama yang awalnya dipilihkan oleh ibunya kepadanya).[61] Khusus di kalangan Syiah, ia juga digelari antara lain Amirul Mukminin (terj. har. 'pemimpin orang-orang yang beriman'), Imam al-Muttaqin (terj. har. 'pemimpin orang-orang yang bertakwa'), serta Waliyullah.[61] Imamiyyah menganggap gelar Amirul Mukminin hanya diberikan kepada Ali.[63] Ia juga dikenal sebagai Abu Turab (terj. har. 'bapak berdebu'), yang diperkirakan berawal dari ejekan oleh musuh-musuhnya,[44] atau juga merujuk pada saat ketika Muhammad mendekati Ali, mengusap debu dari pundaknya sambil memanggilnya, "Abū Turāb."[61]
Keluarga
Orangtua dan moyang
Ayah — 'Imran (sekitar 539 – sekitar 619). Lebih dikenal dengan nama Abu Thalib. Pemimpin Bani Hasyim. Salah satu pelindung utama Muhammad di Makkah. Terdapat perbedaan pendapat, utamanya antara kalangan Sunni dan Syi'ah, mengenai status keislamannya. Menurut Sunni, Abu Thalib tidak masuk Islam sampai akhir hayatnya, sementara Syi'ah memandang bahwa Abu Thalib adalah seorang Muslim.
- Kakek — Syaibah bin Hasyim. Lebih dikenal dengan 'Abdul Muttalib.
- Nenek — Fatimah binti Amr dari Bani Makhzum
Ibu — Fatimah binti Asad.
- Kakek — Asad bin Hasyim
- Nenek — Fatimah binti Qais
Pasangan dan keturunan
'Ali menikahi delapan istri setelah meninggalnya Fatimah az-Zahra.[64][65]
- Fatimah (615–632). Putri bungsu Muhammad dan Khadijah binti Khuwailid.
- Hasan (624–670). Menjadi khalifah selama enam atau tujuh bulan pada tahun 661.
- Husain (625–680). Menikah dengan Syahrbanu, putri Yazdegerd III, Kaisar Sasaniyah terakhir. Terbunuh dalam Pertempuran Karbala.
- Zainab (626–681). Menikah dengan sepupunya, 'Abdullah bin Ja'far bin Abu Thalib.
- Zainab As-Sughra (Zainab Kecil), juga dikenal dengan Ummu Kultsum. Menikah dengan Umar bin Khattab. Mahar untuk pernikahannya sebesar 40.000 dirham[66] dan mereka hidup sebagai suami istri pada tahun 638.[67] Tercatat Ummu Kultsum pernah memberikan hadiah parfum kepada Permaisuri Martina, istri Kaisar Romawi Timur Heraklius. Sebagai balasan, Martina menghadiahi kalung kepada Ummu Kulstum. Namun 'Umar yang percaya bahwa istrinya tak seharusnya ikut campur dalam urusan kenegaraan akhirnya menyerahkan kalung tersebut ke dalam perbendaharaan negara.[68] Dalam sudut pandang Syi'ah, pernikahan antara Ummu Kulstum dan 'Umar adalah kisah rekaan.[69]
- Muhsin. Terlahir mati.
- Khaulah binti Ja'far dari Bani Hanifah. Saat masyarakat Yamamah menolak membayar zakat sepeninggal Muhammad, Khalifah Abu Bakar memerangi mereka. Khaulah dan beberapa wanita lain ditawan sebagai budak dan dibawa ke Madinah. Saat sukunya mengetahui nasib Asma, mereka mendatangi 'Ali bin Abi Thalib untuk membebaskannya dari perbudakan dan melindungi martabat keluarganya. 'Ali kemudian membeli Asma dan membebaskannya, kemudian menikahinya.
- Muhammad bin al-Hanafiyah (637–700)
- Umamah binti Abi al-Ash bin ar-Rabi'. Ibunya adalah Zainab, putri tertua Muhammad dan Khadijah binti Khuwailid. Ayahnya adalah Abu al-Ash bin ar-Rabi' dari Bani Abdu Syams.
- Muhammad al-Ausath
- Fatimah binti Hizam. Juga dikenal dengan Ummul-Banin. Berasal dari Bani Kilab.
- Laila binti Mas'ud
- Asma' binti Umais. Secara keseluruhan, Asma menikah sebanyak tiga kali dan 'Ali adalah suami terakhirnya. Suami pertama Asma adalah saudara 'Ali sendiri, Ja'far bin Abi Thalib. Suami keduanya adalah Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
- Yahya
- Aun
- Ash-Shahba' binti Rabi'ah
- 'Umar
- Ruqayyah. Dikatakan mengungsi ke anak benua India dan mendakwahkan Islam di sana setelah Pertempuran Karbala.
- Ummu Sa'id binti Urwah
- Ummul Hasan
- Ramlah Kubra
- Mahabba binti Imru'ul Qais
- seorang putri, meninggal ketika masih kecil
- Ummu walad
- Muhammad al-Ashghar
Banyak keturunan Ali yang tewas terbunuh dalam Pertempuran Karbala. Keturunannya yang masih ada saat ini merupakan para keturunan dari Hasan dan Husain (anak Fatimah), Muhammad bin al-Hanafiyah (anak Khaulah), Abbas (anak Ummul Banin), dan Umar (anak Ash-Shahba').[64]
Keturunan Ali melalui putranya Hassan dikenal dengan Syarif, dan dari jalur Hussein dikenal dengan Sayyid. Sebagai keturunan langsung Muhammad, mereka dihormati oleh Sunni dan Syi'ah. Keturunan Ali secara kesuluruhan dari para istrinya dikenal sebutan dengan Alawiyin atau Alawiyah.
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c d e f g h Gleave 2008.
- ^ a b c Shah-Kazemi 2015b.
- ^ a b c d Afsaruddin & Nasr 2023.
- ^ Momen 1985, hlm. 239.
- ^ Veccia Vaglieri 2012a.
- ^ Rubin 1995, hlm. 130.
- ^ a b c d Momen 1985, hlm. 12.
- ^ Abbas 2021, hlm. 34.
- ^ Rubin 1995, hlm. 136–7.
- ^ Madelung 1997, hlm. 127.
- ^ Madelung 1997, hlm. 141.
- ^ a b c d Poonawala 2011.
- ^ a b Momen 1985, hlm. 22.
- ^ Donner 2010, hlm. 157.
- ^ a b Jafri 1979, hlm. 63.
- ^ Lapidus 2002, hlm. 56.
- ^ a b c d Bahramian 2015.
- ^ Aslan 2011, hlm. 132.
- ^ a b Ayoub 2014, hlm. 81.
- ^ Madelung 1997, hlm. 142–143.
- ^ a b Momen 1985, hlm. 24.
- ^ Ayoub 2014, hlm. 70.
- ^ Madelung 1997, hlm. 141, 144–145.
- ^ Madelung 1997, hlm. 143.
- ^ Veccia Vaglieri 2021b.
- ^ Madelung 1997, hlm. 145.
- ^ Madelung 1997, hlm. 144–145.
- ^ Madelung 1997, hlm. 144.
- ^ Madelung 1997, hlm. 309–310.
- ^ Momen 1985, hlm. 25.
- ^ Madelung 1997, hlm. 150.
- ^ Tabatabai 1979, hlm. 43.
- ^ McHugo 2018, hlm. 53.
- ^ a b Ayoub 2014, hlm. 91.
- ^ Donner 2010, hlm. 158.
- ^ Madelung 1997, hlm. 148.
- ^ a b Donner 2010, hlm. 159–60.
- ^ Ayoub 2014, hlm. 83.
- ^ Tabatabai 1979, hlm. 45.
- ^ a b Shah-Kazemi 2022, hlm. 105.
- ^ Madelung 1997, hlm. 272.
- ^ a b Tabatabai 1979, hlm. 44.
- ^ Daftary 2014, hlm. 30.
- ^ a b c d e f g Veccia Vaglieri 1960.
- ^ Madelung 1997, hlm. 149–50.
- ^ Shah-Kazemi 2022, hlm. 89.
- ^ a b Tabatabai 1979, hlm. 46.
- ^ Terjemahan ayat oleh Qur’an Kemenag, Kementerian Agama Republik Indonesia.
- ^ Tabatabai 1979, hlm. 64.
- ^ Nasr et al. 2015, hlm. 3203.
- ^ Shah-Kazemi 2022, hlm. 89–90.
- ^ a b Veccia Vaglieri 1986.
- ^ Kelsay 1993, hlm. 92
- ^ Momen 1985, hlm. 26.
- ^ a b c d Haj Manouchehri 2022.
- ^ Veccia Vaglieri 1960, hlm. 385.
- ^ Abbas 2021, hlm. 63.
- ^ Glassé 2001, hlm. 41.
- ^ Shah-Kazemi 2022, hlm. 35–36.
- ^ a b Shah-Kazemi 2022, hlm. 104.
- ^ a b c d e Haj Manouchehri 2015.
- ^ Alizadeh 2015.
- ^ Gibb 1986.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaNadwi
- ^ The Life of Hadrat Ali
- ^ Muhammad ibn Jarir al-Tabari. Tarikh al-Rusul wa'l-Muluk. Translated by Smith, G. R. (1994). Volume 14: The Conquest of Iran, hlm. 101. Albany: State University of New York Press.
- ^ Muhammad ibn Jarir al-Tabari. Tarikh al-Rusul wa'l-Muluk. Translated by Juynboll, G. H. A. (1989). Volume 13: The Conquest of Iraq, Southwestern Persia, and Egypt, hlm. 109-110. Albany: State University of New York Press.
- ^ Muhammad ibn Jarir al-Tabari. Tarikh al-Rusul wa'l-Muluk. Translated by Humphreys, R. S. (1990). Volume 15: The Crisis of the Early Caliphate, hlm. 28. Albany: State University of New York Press
- ^ Umar's Marriage to Umm Kulthum in Shiite Narrations. (n.d) Retrieved from https://www.al-islam.org/critical-assessment-umm-kulthums-marriage-umar-sayyid-ali-al-husayni-al-milani/section-4-umars.
Bibliografi
Buku
- Abbas, Hassan (2021). The Prophet's Heir: The Life of Ali ibn Abi Talib. Yale University Press. ISBN 9780300252057.
- Adamec, Ludwig W. (2016). Historical Dictionary of Islam. Rowman & Littlefield. ISBN 9781442277243.
- Afsaruddin, Asma (2013). The First Muslims: History and Memory. Oneworld Publications. ISBN 9781780744483.
- Al-Mufid, Al-Shaykh (1986). Kitab Al-Irshad: The Book of Guidance into the Lives of the Twelve Imams. Routledge Kegan & Paul. ISBN 978-0-7103-0151-2.
- Amir-Moezzi, Mohammad Ali (1994). The Divine Guide In Early Shi'ism: The Sources of Esotericism in Islam . Diterjemahkan oleh Streight, David. State University of New York Press. ISBN 0791421228.
- Amir-Moezzi, Mohammad Ali (2009). "Information, Doubts and Contradictions in Islamic Sources". Dalam Kohlberg, Etan; Amir-Moezzi, Mohammad Ali. Revelation and Falsification . Brill. hlm. 12–23. ISBN 9789004167827.
- Aslan, Reza (2011). No god But God: The Origins, Evolution, and Future of Islam. Random House. ISBN 9780812982442.
- Ayoub, Mahmoud M. (2014). The Crisis of Muslim History: Religion and Politics in Early Islam. Oneworld Publications. ISBN 9781780746746.
- Badie, Dina (2017). After Saddam: American Foreign Policy and the Destruction of Secularism in the Middle East. Lexington Books. ISBN 978-1-4985-3900-5.
- Bar-Asher, Me'ir Mikha'el; Kootstra, Gauke de; Kofsky, Arieh (2002). The Nuṣayr−i-ʻalaw−i Religion: An Enquiry into Its Theology and Liturgy. BRILL. ISBN 978-90-04-12552-0.
- Bodley, R.V.C. (1946). The messenger; the life of Mohammed. Doubleday & Company, inc.
- Burton, Richard Francis (2013). Supplemental Nights to the Book of the Thousand Nights and a Night. 6. HardPress. ISBN 9781314466164.
- Bar-Asher, Meir M.; Kofsky, Aryeh (2002). The Nusayri-Alawi Religion: An Enquiry into Its Theology and Liturgy. Brill. ISBN 978-9004125520.
- Chittick, William C. (1990). Supplications (Du'a) by Amir al-Mu'mineen-Ali ibn Abi Talib (AS). Muhammadi Trust. ISBN 0-9506986-4-4.
- Cooperson, Michael (2000). Classical Arabic Biography: The Heirs of the Prophets in the Age of al-Ma'mun. Cambridge University Press. ISBN 978-1-139-42669-5.
- Corbin, Henry (1993) [1964]. History of Islamic Philosophy. London: Kegan Paul International in association with Islamic Publications for The Institute of Ismaili Studies. ISBN 978-0-7103-0416-2. Translated by Liadain Sherrard, Philip Sherrard.
- Cortese, Delia; Calderini, Simonetta (2006). Women and the Fatimids in the World of Islam (edisi ke-First). Edinburgh University Press. ISBN 978-0748617333.
- Daftary, Farhad (2013). A History of Shi'i Islam. I.B. Tauris. ISBN 9780755608669.
- Dakake, Maria Massi (2008). The Charismatic Community: Shi'ite Identity in Early Islam. SUNY Press. ISBN 978-0-7914-7033-6.
- Donaldson, Dwight M. (1933). The Shi'ite Religion: A History of Islam in Persia and Iraḳ. AMS Press.
- Donner, Fred M. (1999). "Muhammad and the Caliphate". Dalam Esposito, John L. The Oxford history of Islam. New York: Oxford University Press. ISBN 9780195107999.
- Donner, Fred M. (2010). Muhammad and the believers : at the origins of Islam. Cambridge, Mass.: The Belknap Press of Harvard University Press. ISBN 978-0-674-05097-6. OCLC 456169900.
- Esposito, John (2003). The Oxford dictionary of Islam. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-512559-7.
- Esposito, John (2004). The Oxford dictionary of Islam. New York: Oxford University Press. ISBN 9780195125597.
- Feisal, Abdul Rauf (2007). "What Is Sunni Islam?". Dalam Cornell, Vincent J. Voices of Islam. 1. Praeger Publishers. hlm. 185–216. ISBN 978-0-275-98732-9.
- Gross, Max (2012). "Shi'a Muslims and Security: the Centrality of Iran". Dalam Seiple, Chris; Hoover, Dennis; Otis, Pauletta. The Routledge handbook of religion and security. Routledge. ISBN 9781136239328.
- Haider, Najam (2014). Shi'i Islam: An Introduction. Cambridge University Press. ISBN 9781107031432.
- Halm, Heinz (2004). Shi'ism . Edinburgh University Press. ISBN 978-0-7486-1888-0.
- Holt, P.M.; Lambton, Ann K.S.; Lewis, Bernard, ed. (1970). Cambridge History of Islam (PDF). 1A. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-29135-4.
- Jafri, S.H.M (1979). Origins and early development of Shia Islam. London: Longman.
- Kassam, Zayn; Blomfield, Bridget (2015). "Remembering Fatima and Zaynab: Gender in Perspective". Dalam Daftary, Farhad; Sajoo, Amyn; Jiwa, Shainool. The Shi'i World: Pathways in Tradition and Modernity. Bloomsbury Publishing. hlm. 210. ISBN 9780857729675.
- Keaney, Heather N. (2021). 'Uthman ibn 'Affan: Legend or Liability?. Oneworld Publications. ISBN 9781786076984.
- Kelsay, John (1993). Islam and War: A Study in Comparative Ethics. Westminster John Knox Press. ISBN 978-0-664-25302-8.
- Kennedy, Hugh (2015). The Prophet and the Age of the Caliphates: The Islamic Near East from the Sixth to the Eleventh Century. Routledge.
- Kenney, Jeffrey T. (2006). Muslim Rebels: Kharijites and the Politics of Extremism in Egypt. USA: Oxford University Press. ISBN 9780195131697.
- Klemm, Verena (2005). "Image Formation of an Islamic Legend: Fātima, the Daughter of the Prophet Muhammad". Dalam Günther, Sebastian. Ideas, Images, and Methods of Portrayal: Insights into Classical Arabic Literature and Islam. Brill. hlm. 181–208. ISBN 9789047407263.
- Lalani, Arzina R. (2000). Early Shi'i Thought: The Teachings of Imam Muhammad Al-Baqir. I. B. Tauris. ISBN 978-1860644344.
- Lambton, Ann K. S. (1991). Landlord and Peasant in Persia. I.B.Tauris. ISBN 978-1-85043-293-7.
- Lapidus, Ira (2002). A History of Islamic Societies (edisi ke-2nd). Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-77933-3.
- Lawson, Todd, ed. (2005). Reason and Inspiration in Islam: Theology, Philosophy and Mysticism in Muslim Thought. I.B.Tauris. ISBN 978-1-85043-470-2.
- Lewis, Bernard (1968). The Arabs in History. Hutchinson & Co.
- Lewis, Bernard (1991). The Political Language of Islam. University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-47693-3.
- Madelung, Wilferd (1997). The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-64696-3.
- Mavani, Hamid (2013). Religious Authority and Political Thought in Twelver Shi'ism: From Ali to Post-Khomeini. Routledge. ISBN 9780415624404.
- McHugo, John (2018). A Concise History of Sunnis and Shi'is. Georgetown University Press. ISBN 9781626165885.
- Mikaberidze, Alexander (2011). Conflict and Conquest in the Islamic World A Historical Encyclopedia [2 volumes] A Historical Encyclopedia. ABC-CLIO. ISBN 978-1-59884-337-8.
- Modarressi, Hossein (2003). Tradition and survival: a bibliographical survey of early Shī'ite literature. 1. Oxford: Oneworld. ISBN 9781851683314.
- Momen, Moojan (1985). An Introduction to Shi'i Islam: The History and Doctrines of Twelver Shi'ism. Yale University Press. ISBN 978-0-300-03531-5.
- Muir, William (1924). The Caliphate: Its Rise, Decline and Fall, From Original Sources. Religious tract society.
- Nasr, Seyyed Hossein; Dabashi, Hamid; Nasr, Vali (1989). Expectation of the Millennium. Suny Press. ISBN 978-0-88706-843-0.
- Nasr, S.H.; Dagli, C.K.; Dakake, M.M.; Lumbard, J.E.B.; Rustom, M., ed. (2015). The Study Quran: A New Translation and Commentary. Harper Collins. ISBN 9780062227621.
- Nasr, Seyyed Hossein (2006). Islamic Philosophy from Its Origin to the Present. SUNY Press. ISBN 978-0-7914-6799-2.
- Osman, Rawand (2014). Female Personalities in the Qur'an and Sunna: Examining the Major Sources of Imami Shi'i Islam. Routledge. ISBN 9781317671503.
- Öz, Mustafa (1989). ALİ EVLÂDI - An article published in 2nd Volume of Turkish Encyclopaedia of Islam (dalam bahasa Turki). 2. Istanbul: TDV İslâm Ansiklopedisi. ISBN 978-97-59-54800-1. Diakses tanggal 2 January 2022.
- Peters, F. E. (2003). The Monotheists: Jews, Christians, and Muslims in Conflict and Competition . Princeton University Press. ISBN 978-0-691-11461-3.
- Petersen, Erling L. (2008). Ali and Mu'awiya in Early Arabic Tradition: Studies on the Genesis and Growth of Islamic Historical Writing Until the End of the Ninth Century. Diterjemahkan oleh Christensen, P. Lampe. Acls History E Book Project. ISBN 9781597404716.
- Pierce, Matthew (2016). Twelve Infallible Men: The Imams and the Making of Shi'ism. Harvard University Press. ISBN 9780674737075.
- Pinault, David (2000). "ZAYNAB BINT 'ALI AND THE PLACE OF THE WOMEN OF THE HOUSEHOLDS OF THE FIRST IMĀMS IN SHI'ITE DEVOTIONAL LITERATURE". Dalam Hambly, Gavin. Women in the Medieval Islamic World: Power, Patronage, and Piety. Macmillan. hlm. 69–98. ISBN 9780333800355.
- Rahman, Habib Ur (1989). A Chronology of Islamic History, 570-1000 CE. G.K. Hall. ISBN 9780816190676.
- Robinson, Chase F. (2003). Islamic Historiography. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-62936-2.
- Rubin, Uri (1995). The eye of the beholder: the life of Muḥammad as viewed by the early Muslims: a textual analysis. Princeton, N.J.: Darwin Press. ISBN 9780878501106.
- Sandler, Stanley (2002). Ground Warfare An International Encyclopedia. ABC-CLIO. ISBN 978-1-57607-344-5. Diakses tanggal 30 April 2013.
- Shaban, Muḥammad ʻAbd al-Ḥayy (1971). Islamic History . Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-29131-6.
- Shaban, Muḥammad ʻAbd al-Ḥayy (1976). Islamic History: Volume 1, AD 600-750 (AH 132): A New Interpretation. Cambridge University Press. ISBN 9780521291316.
- Shah-Kazemi, Reza (2007). Justice and Remembrance: Introducing the Spirituality of Imam Ali. I.B.Tauris. ISBN 978-1-84511-526-5.
- Shah-Kazemi, Reza (2022). Imam 'Ali: Concise History, Timeless Mystery. I.B. Tauris. ISBN 9781784539368.
- Shehabi, Mahmood (1993). "Shi'a". Dalam Morgan, Kenneth W. Islam, the Straight Path: Islam Interpreted by Muslims. Motilal Banarsidass. hlm. 180–223. ISBN 8120804031.
- Stearns, Peter N.; Langer, William Leonard (2001). The Encyclopedia of World History: Ancient, Medieval, and Modern. Houghton Mifflin Books. ISBN 978-0-395-65237-4.
- Tabatabai, Muhammad Husayn (1977). Shiite Islam. Diterjemahkan oleh Nasr, Hossein. State University of New York Press. ISBN 978-0-87395-272-9.
- Tabatabai, Muhammad Husayn (1979). Shi'ite Islam. Diterjemahkan oleh Seyyed Hossein Nasr. Suny press. ISBN 978-0-87395-272-9.
- Veccia Vaglieri, Laura (1970). "The Patriarchal and Umayyad Caliphates". Dalam Holt, Peter M.; Lambton, Ann K.S.; Lewis, Bernard. The Cambridge History of Islam. 1. Cambridge University Press. hlm. 57–103.
- Watt, William Montgomery (1953). Muhammad at Mecca. Oxford University Press.
- Wain, Alexander; Hashim Kamali, Mohammad (2017). The Architects of Islamic Civilisation. Pelanduk Publications. hlm. 12. ISBN 9789679789898.
- Wellhausen, Julius (1901). Die religiös-politischen Oppositionsparteien im alten Islam (dalam bahasa Jerman). Berlin: Weidmannsche Buchhandlung. OCLC 453206240.
- Wellhausen, Julius (1927). The Arab Kingdom and its Fall. Diterjemahkan oleh Margaret Graham Weir. Calcutta: University of Calcutta. OCLC 752790641.
- Hazleton, Lesley (2009). After the Prophet: The Epic Story of the Shia-Sunni Split in Islam. Knopf Doubleday Publishing Group. ISBN 9780385532099.
- Nasr, Seyyed Hossein; Dagli, C.K.; Dakake, Maria Massi; Lumbard, J.E.B.; Rustom, M., ed. (2015). The Study Quran: A New Translation and Commentary . Harper Collins. ISBN 9780062227621.
Ensiklopedia
Encyclopaedia Iranica
- Algar, Hamid (1984). "Āl–e ʿAbā". Encyclopædia Iranica. Encyclopedia Iranica Foundation.
- Algar, Hamid (2011). "Al-E Aba". Encyclopædia Iranica, I/7. hlm. 742.
- Amir-Moezzi, Mohammad Ali (1998). "Eschatology iii. Imami Shi'ism". Encyclopaedia Iranica. VIII/6. hlm. 575–581.
- Madelung, Wilferd (2003). "ḤASAN B. ʿALI B. ABI ṬĀLEB". Encyclopædia Iranica. Encyclopedia Iranica Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2013.
- Madelung, Wilferd (2004). "Ḥosayn b. ʿAli". Encyclopædia Iranica. ISBN 978-1-56859-050-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2013. Diakses tanggal 23 March 2008.
- Pellat, Charles (2011). "Abū Loʾloʾa". Dalam Yarshater, Ehsan. Encyclopaedia Iranica.
- Poonawala, I.K.; Kohlberg, E. (2011). "ʿAlī b. Abī Ṭāleb". Encyclopædia Iranica. Diakses tanggal 2022-11-30.
- Poonawala, Ismail (2011). "ʿAlī b. Abī Ṭāleb". Encyclopædia Iranica. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 29, 2011.
Encyclopaedia of Islam
- Amir-Moezzi, Mohammad Ali (2022). "Ghadir Khumm". Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Third). Brill Publishers.
- Daftary, Farhad (2014). "ʿAlids". Encyclopaedia of Islam, third Edition. Leiden: Brill Publishers.
- Djebli, Moktar (2012). "Nahd̲j̲ al-Balāg̲h̲a" . Dalam Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). doi:10.1163/1573-3912_islam_SIM_5752. ISBN 9789004161214.
- Gibb, H.A.R. (1986). "Amīr al-Muʾminīn". Encyclopaedia of Islam, second Edition. Brill Publishers.
- Gleave, Robert M. (2008). "Ali ibn Abi Talib". Encyclopaedia of Islam (edisi ke-third). Brill Publishers. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2013. Diakses tanggal 29 March 2013.
- Huart, Cl. (2022). "Ali". Encyclopaedia of Islam (edisi ke-first).
- Huart, Cl. (2012). "ʿAlids" . Dalam Houtsma, M.Th.; Arnold, T.W.; Basset, R.; Hartmann, R. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-First). doi:10.1163/2214-871X_ei1_SIM_0645. ISBN 9789004082656.
- Jones, Linda G. (2009). "Ali ibn Abi Talib (ca. 597-661)". Dalam Campo, Juan Eduardo. Encyclopaedia of Islam. Infobase Publishing. hlm. 33, 34. ISBN 9781438126968.
- Lecker, M. (2012). "Ṣiffīn". Dalam Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). doi:10.1163/1573-3912_islam_SIM_7018. ISBN 9789004161214.
- Lecomte, G. (2022). "Al-Saḳīfa". Dalam Bearman, P. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). Brill Publishers.
- Levi Della Vida, Giorgio; Khoury, R.G. (2000). "ʿUt̲h̲mān b. ʿAffān". Encyclopaedia of Islam. 10 (edisi ke-second). Leiden: Brill Publishers. hlm. 946–49. ISBN 90-04-11211-1.
- Levi Della Vida, G. (1978). "Khāridjites" . Dalam van Donzel, E.; Lewis, B.; Pellat, Ch.; Bosworth, C. E. Encyclopaedia of Islam. Volume IV: Iran–Kha (edisi ke-2). Leiden: E. J. Brill. hlm. 1074–1077. OCLC 758278456.
- Lewis, B. (2012). "ʿAlids" . Dalam Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). doi:10.1163/1573-3912_islam_SIM_0543. ISBN 9789004161214.
- Madelung, Wilferd (1986). "S̲h̲īʿa". Encyclopaedia of Islam (edisi ke-second). Brill Publishers.
- Veccia Vaglieri, Laura (1986). "Ibn Muld̲j̲am". Encyclopaedia of Islam. 3 (edisi ke-second). Leiden: Brill Publishers. hlm. 887–90. ISBN 90-04-08118-6.
- Veccia Vaglieri, Laura (1986a). "Ḥarūrāʾ". Encyclopaedia of Islam. 3 (edisi ke-second). Leiden: Brill Publishers. hlm. 235–36. ISBN 90-04-08118-6.
- Veccia Vaglieri, Laura (1986b). "al-As̲h̲ʿarī, Abū Mūsā". Encyclopaedia of Islam. 1 (edisi ke-second). Leiden: Brill Publishers. hlm. 695–96. ISBN 90-04-08114-3.
- Veccia Vaglieri, Laura (1991). "al-D̲j̲amal". Encyclopaedia of Islam. 3 (edisi ke-second). Leiden: Brill Publishers. hlm. 887–90. ISBN 90-04-07026-5.
- Veccia Vaglieri, Laura (24 April 2012). "G̲h̲adīr K̲h̲umm". Encyclopaedia of Islam (edisi ke-second). Brill Publishers. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 March 2013. Diakses tanggal 28 March 2013.
- Veccia Vaglieri, Laura (2021b). Bearman, p., ed. Al-Djamal (edisi ke-Second). Brill Publishers.
- Veccia Vaglieri, Laura (1960). "ʿAlī b. Abī Ṭālib". Dalam Gibb, H. A. R.; Kramers, J. H.; Lévi-Provençal, E.; Schacht, J.; Lewis, B.; Pellat, Ch. Encyclopaedia of Islam. Volume I: A–B (edisi ke-2). Leiden: E. J. Brill. hlm. 381–386. OCLC 495469456.
- Veccia Vaglieri, Laura (2022). "Fāṭima". Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). Brill Publishers.
- Veccia Vaglieri, L. (1971). "(al-)Ḥasan b. ʿAlī b. Abī Ṭālib". Dalam Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). doi:10.1163/1573-3912_islam_COM_0272. ISBN 9789004161214.
- Watt, Montgomery William (1986). "Abū Bakr". Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). Brill Publishers. ISBN 9789004161214.
- Levi Della Vida, G.; Khoury, R.G. (2012). "ʿUt̲h̲mān b. ʿAffān". Dalam Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). doi:10.1163/1573-3912_islam_COM_1315.
- Levi Della Vida (2012). "Kharidjites". Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). Brill Reference Online.
Encyclopaedia Islamica
- Haj Manouchehri, Faramarz (2022). "ʿAlī B. Abī Ṭālib". Dalam Madelung, Wilferd; Bulookbashi, Ali A.; Daftary, Farhad. Encyclopaedia Islamica. Brill Publishers.
- Sajjadi, Sadeq (2021). "Fadak". Encyclopaedia Islamica. Brill Publishers.
- Shah-Kazemi, Reza (2015). "ʿAlī b. Abī Ṭālib". Dalam Daftary, Farhad. Encyclopaedia Islamica. Diterjemahkan oleh Melvin-Koushki, Matthew. doi:10.1163/1875-9831_isla_COM_0252.
- Bahramian, Ali (2015). "ʿAlī b. Abī Ṭālib 3. Caliphate". Dalam Daftary, Farhad. Encyclopaedia Islamica. doi:10.1163/1875-9831_isla_COM_0252.
- Jozi, Mohammad Reza; Shah-Kazemi, Reza (2015). "'Alī b. Abī Ṭālib 6. Mysticism (Taṣawwuf and 'Irfān)" . Dalam Daftary, Farhad. Encyclopaedia Islamica. Diterjemahkan oleh Brown, Keven. doi:10.1163/1875-9831_isla_COM_0252.
- Alizadeh, Mahbanoo (2015). "'Alī b. Abī Ṭālib 11. The Iconography of Imam 'Alī in Persianate Islamic Art". Dalam Daftary, Farhad. Encyclopaedia Islamica. Diterjemahkan oleh Negahban, Farzin. doi:10.1163/1875-9831_isla_COM_0252.
- Haj Manouchehri, Faramarz (2015). "'Alī b. Abī Ṭālib 1. Names and Titles". Dalam Daftary, Farhad. Encyclopaedia Islamica. Diterjemahkan oleh Melvin-Koushki, Matthew. doi:10.1163/1875-9831_isla_COM_0252.
Lainnya
- Afsaruddin, Asma (2006). "GHADIR KHUMM". Dalam Leaman, Oliver. The Qurʼan: an Encyclopedia. Routledge. hlm. 218. ISBN 9-78-0-415-32639-1.
- Anthony, Sean W. (2013). "Ali b. Abi Talib". Dalam Bowering, Gerhard. The Princeton encyclopedia of Islamic political thought. Princeton University Press.
- Bar-Asher, Meir (2004). "Shīʿism and the Qurʾān". Dalam McAuliffe, Jane Dammen. Encyclopedia of Quran. Brill Publishers.
- Buehler, Arthur F. (2014). "FATIMA (d. 632)". Dalam Fitzpatrick, Coeli; Walker, Adam Hani. Muhammad in History, Thought, and Culture: An Encyclopaedia of the Prophet of God. 1. ABC-CLIO. hlm. 182–7. ISBN 9781610691772.
- Campo, Juan E. (2009). Encyclopedia of Islam. Infobase Publishing. ISBN 978-0-8160-5454-1.
- Cappucci, John (2014). "'A'ISHA (614-678)". Dalam Fitzpatrick, Coeli; Walker, Adam Hani. Muhammad in History, Thought, and Culture: An Encyclopedia of the Prophet of God. 1. ABC-CLIO. hlm. 18–20. ISBN 9781610691789.
- Faizer, Rizwi (2006). "SIRA". Dalam Meri, Josef W. Medieval Islamic civilization: An encyclopedia. Routledge. hlm. 754. ISBN 978-0415966900.
- Fadel, Mohammad (2013). "arbitration". Dalam Bowering, Gerhard; Crone, Patricia; Kadi, Wadad; Mirza, Mahan; Stewart, Devin J.; Zaman, Muhammad Qasim. The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought. Princeton University Press. hlm. 43–4. ISBN 9780691134840.
- Fedele, Valentina (2018). "FATIMA (605/15-632 CE)". Dalam de-Gaia, Susan. Encyclopedia of Women in World Religions. ABC-CLIO. hlm. 56. ISBN 9781440848506.
- Fitzpatrick, Coeli; Walker, Adam Hani (25 April 2014). Muhammad in History, Thought, and Culture: An Encyclopedia of the Prophet of God [2 volumes]. ABC-CLIO. ISBN 978-1-61069-178-9 – via Google Books.
- Glassé, Cyril (2001). The New Encyclopedia of Islam. AltaMira Press. ISBN 9780759101890.
- Glassé, Cyril, ed. (2001a). "'Alī ibn Abī Ṭālib (598-40/598-661)". The New Encyclopedia of Islam. AltaMira Press. hlm. 39–41. ISBN 9780759101890.
- Glassé, Cyril, ed. (2003). "Shi'ism". The new encyclopedia of Islam. AltaMira Press. hlm. 422–8. ISBN 9780759101890.
- Gleave, Robert (2004). "imamate". Dalam Martin, Richard C. Encyclopaedia of Islam and the Muslim world. 1. Macmillan. hlm. 350, 351. ISBN 978-0-02-865604-5.
- Heck, Paul L. (2004). "Politics and the Quran". Encyclopaedia of Quran.
- Hinds, M. (2012). "Muʿāwiya I". Dalam Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). doi:10.1163/1573-3912_islam_SIM_5279. ISBN 9789004161214.
- Hulmes, Edward D.A. (2008). "'Ali ibn Abi Talib". Dalam Netton, Ian Richard. Encyclopedia of Islamic Civilisation and Religion. Routledge. hlm. 43–45.
- Lalani, Arzina R. (2006). "Ali ibn Abi Talib". Dalam Leaman, Oliver. The Qur'an: An Encyclopedia. Routledge. hlm. 28–32.
- Mosaheb, Gholamhossein; Aqsa, Reza (1381). "`Ali". Dā′eratolma′āref-e Farsi (dalam bahasa Persian). 2(chapter 1). Tehran. hlm. 1760–1762. ISBN 964-303-044-X.
- Nasr, Seyyed Hossein; Afsaruddin, Asma (2022). "ʿAlī: Muslim caliph". Encyclopædia Britannica. Diakses tanggal 2022-11-30.
- Qutbuddin, Tahera (2006). "FATIMA (AL-ZAHRA') BINT MUHAMMAD (CA. 12 BEFORE HIJRA-11/CA. 610-632)". Dalam Meri, Josef W. Medieval Islamic Civilization: An Encyclopedia. Routledge. hlm. 248–50. ISBN 978-0415966900.
- Shah-Kazemi, Reza (2006). "Ali ibn Abi Talib". Dalam Meri, Josef W. Medieval Islamic civilization: An encyclopedia. Routledge. hlm. 36. ISBN 978-0415966900.
- Shah-Kazemi, Reza (2014). "Ali ibn Abi Talib (599-661)". Dalam Fitzpatrick, Coeli; Walker, Adam Hani. Muhammad in History, Thought, and Culture: An Encyclopedia of the Prophet of God. ABC-CLIO. hlm. 20–24. ISBN 9781610691789.
- Steigerwald, Diana (2004). "ʿAli (600–661)". Encyclopaedia of Islam and the Muslim world; vol.1. New York: Macmillan Reference USA. hlm. 35–38. ISBN 978-0-02-865604-5.
- Thomas, David (2008). "Nahj al-Balagha". Dalam Netton, Ian Richard. Encyclopedia of Islamic civilisation and religion. Routledge. ISBN 978-0700715886.
- Walker, Adam H. (2014). "ABU BAKR AL-SIDDIQ (C. 573-634)". Dalam Fitzpatrick, Coeli; Walker, Adam Hani. Muhammad in History, Thought, and Culture: An Encyclopaedia of the Prophet of God. 1. ABC-CLIO. hlm. 1–4. ISBN 9781610691772.
- Leaman, Oliver (2006). "Ahl al-Bayt" . Dalam Leaman, Oliver. The Qur'an: An Encyclopedia. Routledge. hlm. 16–17. ISBN 9780415326391.
Jurnal
- Arafat, Walid N. (1976). "New Light on the Story of Banū Qurayẓa and the Jews of Medina". Journal of the Royal Asiatic Society. 108 (2): 100–7. JSTOR 25203706.
- Hinds, Martin (1971). "Kûfan Political Alignments and their Background in the Mid-Seventh Century A.D." International Journal of Middle East Studies. 2 (4): 346–367. doi:10.1017/S0020743800001306.
- Khetia, Vinay (2013). Fatima as a motif of contention and suffering in Islamic sources (Tesis). Concordia University. https://spectrum.library.concordia.ca/976817/.
- Lalani, Arzina (2011). "Ghadir Khumm". Oxford Bibliographies. Diakses tanggal 9 January 2022.
- Miskinzoda, Gurdofarid (2015). "The significance of the ḥadīth of the position of Aaron for the formulation of the Shīʿī doctrine of authority". Bulletin of the School of Oriental and African Studies. 78 (1): 82. doi:10.1017/S0041977X14001402.
- Modarressi, Hossein (1993). "Early debates on the integrity of the Qur'ān: a brief survey". Studia Islamica. JSTOR (77): 5–39. doi:10.2307/1595789. JSTOR 1595789.
- Petersen, Erling Ladewig (1958). "ʿAlī and Muʿāwiah: The rise of the Umayyad caliphate 656-661". Acta Orientalia. 23: 157–96.
- Soufi, Denise Louise (1997). The Image of Fatima in Classical Muslim Thought (Tesis PhD). Princeton University. ProQuest 304390529. https://www.proquest.com/docview/304390529.
- Hinds, Martin (1972a). "The Murder of the Caliph 'Uthman". International Journal of Middle East Studies. 3 (4): 450–69. doi:10.1017/S0020743800025216.
- Hinds, Martin (1972b). "The Siffin Arbitration Agreement". Journal of Semitic Studies. 17 (1): 93–129. doi:10.1093/jss/17.1.93.
Bacaan lanjutan
- Al-Tabari, Muhammad ibn Jarir (1990). History of the Prophets and Kings, translation and commentary issued by R. Stephen Humphreys. XV. SUNY Press. ISBN 978-0-7914-0154-5.
- Hamidullah, Muhammad (1988). The Prophet's Establishing a State and His Succession. University of California. ISBN 978-969-8016-22-7.
- Hamidullah, Muhammad (1988). The Prophet's Establishing a State and His Succession. University of California. ISBN 978-969-8016-22-7.
- Kelen, Betty (2001). Muhammad: The Messenger of God. Taylor Production. ISBN 978-0-929093-12-3.
- Merrick, James L. (2005). The Life and Religion of Mohammed as Contained in the Sheeah Traditions. Kessinger Publishing. ISBN 978-1-4179-5536-7.
- Qazwini, Muhammad Kazim; Ordoni, Abu Muhammad (1992). Fatima the Gracious. Ansariyan Publications. OCLC 61565460.
- Redha, Mohammad (1999). Imam Ali Ibn Abi Taleb (Imam Ali the Fourth Caliph, 1/1 Volume). Dar Al Kotob Al ilmiyah. ISBN 978-2-7451-2532-3.
- Rizvi, Akhtar; Saeed, Sayyid (1988). Imamate: The vicegerency of the Holy Prophet. Bilal Muslim Mission of Tanzania. hlm. 24–. ISBN 978-9976-956-13-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 June 2016.
- Singh, N.K. (2003). Prophet Muhammad and His Companions. Global Vision Publishing Ho. ISBN 978-81-87746-46-1.
- Zeitlin, Irving M. (2007). The Historical Muhammad. Polity. ISBN 978-0-7456-3998-7.
Pranala luar
- (Inggris) Ali bin Abi Talib oleh I. K. Poonawala dan E. Kohlberg dalam Encyclopedia Iranica
- (Inggris) Ali, artikel pada Enyclopaedia Britannica Online
- (Inggris) Biography from USC's MSA website Diarsipkan 2008-12-16 di Wayback Machine.
- (Inggris) The Life of the Commander of the Faithful Ali b. Abu Talib by Shaykh Mufid in Kitab al-Irshad
Ali bin Abi Thalib Cabang kadet Quraisy Lahir: 15 September 601 Meninggal: 29 Januari 661
| ||
Jabatan Islam Sunni | ||
---|---|---|
Didahului oleh: 'Utsman bin 'Affan |
Khalifah 20 Juni 656 – 29 Januari 661 |
Diteruskan oleh: Hasan bin 'Ali |
Jabatan Islam Syi'ah | ||
Jabatan baru | Imam 632–661 |
Diteruskan oleh: Hasan bin 'Ali |