Kabupaten Pandeglang

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa

Kabupaten Pandeglang (bahasa Sunda: ᮕᮔ᮪ᮓᮦᮌᮣᮀ, translit. Pandéglang), adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia. Kabupaten ini beribu kota di Kecamatan Pandeglang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Serang di utara, Kabupaten Lebak di Timur, serta Samudra Hindia di barat dan selatan. Wilayahnya juga mencakup Pulau Panaitan (di sebelah barat, dipisahkan dengan Selat Panaitan), serta sejumlah pulau-pulau kecil di Samudra Hindia, termasuk Pulau Deli dan Pulau Tinjil. Semenanjung Ujung Kulon merupakan ujung paling barat Pulau Jawa, di mana terdapat suaka margasatwa tempat perlindungan hewan badak bercula satu yang kini hampir punah. Suku aslinya adalah Suku Sunda Banten, beberapa warga merupakan penganut penghayat kepercayaan Sunda Wiwitan

Kabupaten Pandeglang
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮕᮔ᮪ᮓᮦᮌᮣᮀ
Seekor rusa di Pulau Peucang, Taman Nasional Ujungkulon
Lambang resmi Kabupaten Pandeglang
Peta
Peta
Kabupaten Pandeglang di Jawa
Kabupaten Pandeglang
Kabupaten Pandeglang
Peta
Kabupaten Pandeglang di Indonesia
Kabupaten Pandeglang
Kabupaten Pandeglang
Kabupaten Pandeglang (Indonesia)
Koordinat: 6°18′33″S 106°06′17″E / 6.3092°S 106.1047°E / -6.3092; 106.1047
Negara Indonesia
ProvinsiBanten
Tanggal berdiri1 April 1874 (umur 150)[1]
Ibu kotaPandeglang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiIrna Narulita
 • Wakil BupatiTanto Warsono Arban
Luas
 • Total2.746,89 km2 (1,060,58 sq mi)
Populasi
 • Total1.392.046
 • Kepadatan510/km2 (1,300/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 99,74%
Kristen 0,14%
- Protestan 0,12%
- Katolik 0,02%
Sunda Wiwitan 0,09%
Buddha 0,02%
Hindu 0,01%[3]
 • BahasaSunda Banten
Indonesia
 • IPMKenaikan 65,17 (2021)
sedang[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3601 Edit nilai pada Wikidata
Pelat kendaraanA xxxx J*/K*/L*/M*
Kode Kemendagri36.01 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.227.907.593.000.- (2020)[5]
Semboyan daerahBERKAH (Bersih, elok, ramah, kuat, aman, dan hidup)
Fauna resmiBadak bercula satu
Situs webwww.pandeglangkab.go.id
Kediaman bupati Pandeglang R. A. A. Wiriaatmadja di sekitar tahun 1925

Pusat kota Kabupaten Pandeglang terletak di 4 Kecamatan yaitu Pandeglang, Karang Tanjung, Majasari, dan Kaduhejo. Selain itu pusat wisata pantai terdapat di Carita. Terdapat 3 Gunung di Kabupaten Pandeglang yaitu Gunung Karang, Gunung Pulosari dan Gunung Aseupan.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang merupakan dataran rendah dan dataran bergelombang. Sungai yang mengalir di antaranya Sungai Ciliman yang mengalir ke arah barat, dan Sungai Cibaliung yang mengalir ke arah selatan.[6]

Sejarah

 
Kediaman bupati Pandeglang R. A. A. Wiriaatmadja di sekitar tahun 1925

Nama "Pandeglang" yang sekarang digunakan ini baik sebagai Ibu Kota Kabupaten maupun sebagai nama Kabupaten hal ini ada beberapa pendapat antara lain:[butuh rujukan]

  • Pandeglang yang berasal dari kata “Pandai Gelang” yang artinya orang tukang atau tempat menempa gelang. Pendapat ini terutama dikaitkan dengan legenda "Si Amuk" yang konon kabarnya pada Zaman Kesultanan Banten, di Desa Kadupandak ada seorang tukang Pandai (tukang besi) yang termasyur pandai.

Meriam Ki Amuk (samping)

  • Sultan Banten yang memerintah pada waktu itu menyuruh tukang pandai besi di desa tersebut untuk membuat gelang meriam yang bernama si AMUK, karena di daerah lain tukang pandai besi tidak ada yang sanggup untuk membuatnya. Oleh karena pandai besi tersebut berhasil membuatnya maka daerah Kadupandak dan sekitarnya disebut orang Pandeglang yang selanjutnya berkembang menjadi salah satu distrik di Kabupaten Serang;

Meriam Ki Amuk (depan)

  • Pandeglang berasal dari kata “Paneglaan” yang artinya tempat melihat ke daerah lain dengan jelas. Hal ini seperti dikemukakan dalam salah satu Buku “Pandeglang itu asal dari kata Paneglaan, tempat melihat ke mana-mana”. Sedikit kita nanjak ke pasir, maka terdapat sebuah kampung namanya “Sanghiyang Herang” patilasan orang dahulu, awas (negla) melihat ke mana-mana yaitu “Pandeglang sekarang”.
  • Pandeglang berasal dari kata “Pani-Gelang” yang artinya “tepung gelang”. Pada Tahun 1527 Banten jatuh seluruhnya ke tangan Syarif Hidayatullah yang kemudian diperkuat untuk kepentingan perdagangan.

Sunda Kelapa yang diganti namanya menjadi Jayakarta sebagian dimasukan ke dalam Wilayah Banten. Cirebon kekuasaannya diserahkan kepada anaknya bernama Pangeran Pasarean yang wafat pada tahun 1552. Sedangkan Banten kekuasaannya diserahkan pada puteranya yang bernama Sultan Hasanudin (Tahun 1552-1570).

Pelabuhan Sunda Kelapa

Pada tahun 1568 Banten memutuskan hubungan kerajaan dengan Demak. Pengganti Hasanudin ialah Maulana Yusuf dari tahun 1570-1580. Penggantinya Maulana Muhammad (Ratu Banten) sebagai Sultan Banten III Tahun 1580-1596. Pada Tahun 1596 muncul orang-orang Belanda di Daerah yang kemudian mendirikan VOC pada tahun 1602.

Tahun 1618, Belanda berselisih dengan Banten 1612 berdiri Batavia oleh Jan Pieterszoon Coen. Sultan Banten ke IV ialah Sultan Tirtayasa pada tahun 1651-1682. Pada tahun 1680 Sultan Ageng Tirtayasa berselisih dengan Sultan Haji yang minta bantuan pada Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjarakan di Batavia pada tahun 1692. Pada tahun 1750 timbul perebutan kekuasaan pada waktu Sultan Arifin (Sultan ke VI) Alim Ulama pada waktu itu mengangkat Ratu Bagus Buang.

Keadaan ini oleh Belanda dianggap berbahaya, maka diangkatlah Pangeran Gusti sebagai penggantinya. Kenyataannya bukan mereda tetapi Kiyai Tapa dan Ratu Buang mengadakan perlawanan dan pengacauan di Daerah Bogor dan Priangan. Ketika zaman Deandels nasib Banten sama dengan nasib kerajaan lainnya di Pulau Jawa. Tahun 1809 Sultan Banten yang baru yaitu Sultan Muhamad harus menyerahkan Daerah Lampung kepada Batavia. Oleh karena itu Sultan Muhamad memindahkan Ibu Kota Kesultanan Banten ke Pandeglang.

Keresidenan Banten

Menurut Staatsblad Nederlands Indie No. 81 Tahun 1828 Keresidenan Banten dibagi menjadi 3 Kabupaten yaitu:

  • Kabupaten Utara yaitu Kabupaten Serang;
  • Kabupaten Selatan yaitu Kabupaten Lebak;
  • Kabupaten Barat yaitu Kabupaten Caringin.
  • Kabupaten Serang dibagi atas 11 Kewedanaan:
    • 1. Kewedanaan Serang dibagi dalam Kecamatan Kalodian dan Cibening;
    • 2. Kewedanaan Banten dibagi dalam Kecamatan Banten, Serang, Nejawang;
    • 3. Kewedanaan Ciruas dibagi dalam Kecamatan Cilegon, Bojonegara;
    • 4. Kewedanaan Cilegon dibagi dalam Kecamatan Terate, Cilegon, Bojonegara;
    • 5. Kewedanaan Tanara dibagi dalam Kecamatan Tanara dan Pontang;
    • 6. Kewedanaan Baros dibagi dalam Kecamatan Regas, Ander, Cicandi;
    • 7. Kewedanaan Kolelet dibagi dalam Kecamatan Pandeglang dan Cadasari;
    • 8. Kewedanaan Pandeglang dibagi dalam Kecamatan Pandeglang dan Cadasari;
    • 9. Kewedanaan Ciomas dibagi dalam Kecamatan Ciomas Barat dan Ciomas Utara;
    • 10. Kewedanaan Anyer tidak dibagi dalam Kecamatan-kecamatan;

Selanjutnya memperhatikan SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 24 November 1887 Np. 1/c tentang Batas Kota Serang dan Bagian Kota Pandeglang, Caringin dan Lebak Pasal 29, 31, 33, 67c dan 131 Reglement (STBL Van Nederlanch India Tahun 1925 No. 380 LN. 1924 No. 74 Pasal 1) maka ditunjuk Kewedanaan Pandeglang, Menes, Caringin dan Cibaliung.

Berdasarkan Surat Menteri Jajahan tanggal 13 dan 20 November 1873 No. LAA.AZ.No. 34/209 dan 28/2165 menetapkan bahwa: Jabatan Kliwon pada Bupati dan Patih dari Afdeling Anyer dan Serang dan Keresidenan Banten dihapuskan; Bupati mempunyai pembantu yaitu Mantri Kabupaten dengan gaji 50 gulden; Kepala Distrik mempunyai gelar Jabatan Wedana dan Onder Distrik mempunyai Gelar Jabatan Asisten Wedana; Berdasarkan Staatsblad 1874 No. 73 Ordonansi tanggal 1 Maret 1874, mulai berlaku 1 April 1874 menyebutkan pembagian daerah, di antaranya

  • Kabupaten Pandeglang dibagi 9 Distrik atau Kewedanaan sebagai berikut:
    • 1. Kewedanaan Pandeglang;
    • 2. Kewedanaan Baros;
    • 3. Kewedanaan Ciomas;
    • 4. Kewedanaan Kolelet;
    • 5. Kewedanaan Cimanuk;
    • 6. Kewedanaan Caringin;
    • 7. Kewedanaan Panimbang;
    • 8. Kewedanaan Menes;
    • 9. Kewedanaan Cibaliung.
  • Di Pandeglang sejak tanggal 1 April 1874 telah ada pemerintahan. Lebih jelas lagi dalam Ordonansi 1887 No. 224 tentang batas-batas wilayah Keresidenan Banten, termasuk batas-batas Kabupaten Pandeglang. Dalam tahun 1925 dengan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 14 Agustus 1925 No. IX maka jelas Kabupaten telah berdiri sendiri tidak di bawah penguasaan Keresidenan Banten.
  • Atas dasar dan fakta-fakta tersebut dapat diambil beberapa alternatif:
    • 1. Pada tahun 1828: Pandeglang sudah merupakan Pusat Pemerintahan Distrik;
    • 2. Pada tahun 1874: Pandeglang merupakan Kabupaten;
    • 3. Pada tahun 1882: Pandeglang merupakan Kabupaten dan Distrik Kewedanaan;
    • 4. Pada tahun 1925: Kabupaten Pandeglang telah berdiri sendiri.

Dari keempat kesimpulan itu atas kesepakatan bersama kita telah menentukan 1 April 1874 sebagai Hari Jadi Kota Kabupaten Pandeglang.

Geografi

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Banten. Letaknya barada di ujung paling barat Pulau Jawa dengan luas wilayah 2.746,89 km².[7]

Batas Wilayah

Utara Kabupaten Serang
Timur Kabupaten Lebak
Selatan Samudra Hindia
Barat Selat Sunda, Lampung

Topografi

Bentuk Topografi wilayah Kabupaten Pandeglang di daerah tengah dan selatan pada umumnya merupakan dataran dengan ketinggian gunung-gunungnya relatif rendah, sedangkan daerah utara sekitar 14,93% dari luas Kabupaten Pandeglang merupakan dataran tinggi.

Iklim Cuaca

Kabupaten Pandeglang beriklim tropis seperti di wilayah Indonesia lainnya. Tipe iklim tropis di wilayah Pandeglang berdasarkan klasifikasi iklim Koppen adalah Iklim Hutan Hujan Tropis. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah Pandeglang terbilang tinggi yakni ±81% dengan suhu udara rata-rata bervariasi antara 20°–31 °C.

Oleh karena beriklim hutan hujan tropis, wilayah Kabupaten Pandeglang memiliki curah hujan yang cukup tinggi dengan jumlah curah hujan tahunan berkisar antara 2400 – 2800 mm per tahun dan jumlah hari hujan lebih dari 150 hari hujan per tahun.

Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Januari dengan curah hujan bulanan lebih dari 300 mm per bulan, sedangkan curah hujan minimum terjadi di bulan Juli dengan curah hujan bulanan kurang dari 130 mm per bulan.

Data iklim Pandeglang, Banten, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.7
(85.5)
30.1
(86.2)
30.8
(87.4)
31.2
(88.2)
31.5
(88.7)
31.4
(88.5)
31.4
(88.5)
31.5
(88.7)
32
(90)
32
(90)
31.5
(88.7)
30.8
(87.4)
31.16
(88.15)
Rata-rata harian °C (°F) 25.6
(78.1)
25.8
(78.4)
26.2
(79.2)
26.5
(79.7)
26.7
(80.1)
26.3
(79.3)
26
(79)
25.9
(78.6)
26.4
(79.5)
26.6
(79.9)
26.5
(79.7)
26.2
(79.2)
26.23
(79.23)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.5
(70.7)
21.6
(70.9)
21.6
(70.9)
21.8
(71.2)
21.9
(71.4)
21.2
(70.2)
20.6
(69.1)
20.4
(68.7)
20.8
(69.4)
21.3
(70.3)
21.7
(71.1)
21.6
(70.9)
21.33
(70.4)
Presipitasi mm (inci) 401
(15.79)
351
(13.82)
305
(12.01)
265
(10.43)
185
(7.28)
119
(4.69)
95
(3.74)
68
(2.68)
85
(3.35)
160
(6.3)
313
(12.32)
441
(17.36)
2.788
(109,77)
Rata-rata hari hujan 17 15 15 14 11 8 6 4 5 9 14 18 136
% kelembapan 85 84 84 83 83 81 79 78 79 80 82 83 81.8
Rata-rata sinar matahari bulanan 140 151 183 211 225 233 269 261 232 216 194 177 2.492
Sumber #1: BMKG[8]
Sumber #2: Weatherbase[9] & Climate-Data.org[10]

Pemerintahan

Daftar Bupati

Berikut adalah daftar Bupati Pandeglang secara definitif sejak tahun 1848 pasca berdirinya Kabupaten Pandeglang dan sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia.[11]

Nomor urut Bupati Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref.
1   Tjondronegoro Djajanegara
(1803–tidak diketahui)
  Non Partisan 1848 16 September 1849 0–1 tahun 1 Tidak ada
2 Natadiningrat Non Partisan 16 September 1849 10 Maret 1866 16 tahun, 175 hari 2 Tidak ada
3 Gondokoesoemo Non Partisan 10 Maret 1866 2 Juli 1874 8 tahun, 114 hari 3 Tidak ada
Lowong 2 Juli 1874 28 September 1874 88 hari Tidak ada
4 Soetaadiningrat Non Partisan 28 September 1874 28 Agustus 1899 24 tahun, 334 hari 4 Tidak ada
5 Abdoel Gafoer Soerawinangoen Non Partisan 28 Agustus 1899 1 Februari 1900 157 hari 5 Tidak ada
6 Soeraadiningrat
(tidak diketahui–1925)
  Non Partisan 1 Februari 1900 6 Desember 1910 10 tahun, 308 hari 6 Tidak ada
7 Astrawidjaja Non Partisan 6 Desember 1910 11 Agustus 1914 4 tahun, 0 hari 7 Tidak ada
8 Hasan Kartaadiningrat Non Partisan 11 Agustus 1914 9 Agustus 1927 12 tahun, 246 hari 8 Tidak ada
9 Djoemhawan Wiriaatmadja
(1880–1943)
Non Partisan 9 Agustus 1927 28 Februari 1941 13 tahun, 203 hari 9 Tidak ada
10 Djoemhana Wiriaatmadja
(1904–1975)
  Non Partisan 28 Februari 1941 1945 3–4 tahun 10 Tidak ada
11 Abdoel Halim
(1889–1959)
Non Partisan 1945 Februari 1947 1–2 tahun 11 Tidak ada [12][13]
12 Sudibja Non Partisan Februari 1947 1948 0–1 tahun 12 Tidak ada
13 Djaja Rukmantara Non Partisan 1948 1949 0–1 tahun 13 Tidak ada
14 Hollan Sukmadiningrat   PNI 1949 1956 6–7 tahun 14 Tidak ada
15 Mochammad Noch Kartanegara Non Partisan 1956 1956 0 tahun 15 Tidak ada
16 Lamri Suriaadimadja
(1901–1957)
Non Partisan 1957 13 September 1957 0 tahun 16 Tidak ada
17 Mukdas Suriahaminata Non Partisan 1957 Maret 1958 0–1 tahun 17 Tidak ada
18 Mohammad Ebby
(tidak diketahui–1982)
Militer 1959 1961 1–2 tahun 18 Tidak ada
19 Sjachra Sastrakusumah
(tidak diketahui–1974)
Militer 1961 1964 2–3 tahun 19 Tidak ada
20 Sjamsudin Natadisastra Non Partisan 1964 1968 3–4 tahun 20 Tidak ada
21 Karna Suwanda
(1930–2014)
Non Partisan 1968 1970 1–2 tahun 21 Tidak ada
1970 1975 4–5 tahun 22 Tidak ada
1975 1980 4–5 tahun 23 Tidak ada
22 Suyaman Non Partisan Oktober 1980 5 November 1985 5 tahun, 16 hari 24 Tidak ada
5 November 1985 5 November 1990 5 tahun, 0 hari 25 Tidak ada
23 Mochammad Zein
(1937–2019)
Non Partisan 5 November 1990 6 November 1995 5 tahun, 1 hari 26 Tidak ada
24 Yitno
(1944–2019)
  Non Partisan 6 November 1995 6 November 2000 5 tahun, 0 hari 27 Tidak ada
25 Achmad Dimyati Natakusumah
(lahir 1966)
PPP 6 November 2000 25 Oktober 2005 4 tahun, 353 hari 28
(2000)
Mudjio
2000–2005
25 Oktober 2005 28 Oktober 2009 4 tahun, 3 hari 29
(2005)
Erwan Kurtubi
2005–2009
26 Erwan Kurtubi
(1950–2023)
  Golkar 10 Maret 2011 10 Maret 2016 5 tahun, 0 hari 30
(2010)
Heryani
2011–2016
[14][15]
27 Irna Narulita
(lahir 1970)
  PDI-P 23 Maret 2016 23 Maret 2021 5 tahun, 0 hari 31
(2015)
Tanto Warsono Arban
2016–sekarang
[16]
26 April 2021 Petahana 3 tahun, 213 hari 32
(2020)
[17][18]


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Pandeglang dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[19][20] 2019–2024[21] 2024–2029
PKB 5   6   6
Gerindra 7   7   7
PDI-P 5   5   6
Golkar 8   7   7
NasDem (baru) 4   3   7
PKS 5   6   6
Hanura 2   0   0
PAN 1   3   0
PBB 2   1   0
Demokrat 6   6   6
Perindo (baru) 1   0
PPP 5   5   5
Jumlah Anggota 50   50   50
Jumlah Partai 11   11   8

Kecamatan

Kabupaten Pandeglang terdiri dari 35 kecamatan, 13 kelurahan dan 326 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 1.175.148 jiwa dan luas wilayah 2.746,89 km² dengan kepadatan 428 jiwa/km².[22][23]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pandeglang, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Kodepos[24] Status Daftar
Desa/Kelurahan
36.01.07 Angsana 9 42277 Desa
36.01.20 Banjar 11 42252 Desa
36.01.10 Bojong 8 42274 Desa
36.01.22 Cadasari 11 42251 Desa
36.01.28 Carita 10 42269 Desa
36.01.03 Cibaliung 9 42285 Desa
36.01.27 Cibitung 10 42287 Desa
36.01.05 Cigeulis 9 42282 Desa
36.01.26 Cikedal 10 42266 Desa
36.01.04 Cikeusik 14 42286 Desa
36.01.02 Cimanggu 12 42284 Desa
36.01.18 Cimanuk 11 42271 Desa
36.01.15 Cipeucang 10 42272 Desa
36.01.23 Cisata 9 42279 Desa
36.01.16 Jiput 13 42263 Desa
36.01.19 Kaduhejo 10 42253 Desa
36.01.25 Karang Tanjung 4 - 42231-42234 Kelurahan
36.01.33 Koroncong 12 42256 Desa
36.01.12 Labuan 9 42264 Desa
36.01.34 Majasari 5 - 42221-42227 Kelurahan
36.01.17 Mandalawangi 15 42261 Desa
36.01.30 Mekarjaya 8 42254 Desa
36.01.13 Menes 12 42262 Desa
36.01.08 Munjul 9 42276 Desa
36.01.09 Pagelaran 13 42265 Desa
36.01.21 Pandeglang 4 - 42212-42219 Kelurahan
36.01.06 Panimbang 6 42281 Desa
36.01.24 Patia 10 42267 Desa
36.01.11 Picung 9 42275 Desa
36.01.32 Pulosari 9 42257 Desa
36.01.14 Saketi 14 42273 Desa
36.01.31 Sindangresmi 9 42278 Desa
36.01.35 Sobang 8 42289 Desa
36.01.29 Sukaresmi 10 42268 Desa
36.01.01 Sumur 7 42283 Desa
TOTAL 13 326

Demografi

Kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah kecamatan Mandalawangi disusul kecamatan Labuan dan kecamatan Cikeusik

Kecamatan Wilayah (km²) Populasi Kepadatan (/km²)
Mandalawangi 80,19       60,411 560
Labuan 15,66       59,986 3.651
Cikeusik 322,76       59,359 154
Panimbang 132,84       58,678 569
Majasari 19,57       57,622 2.154
Saketi 54,13       51,538 748
Pandeglang 16,85       46,576 2.29
Cimanuk 23,64       46,098 1.597
Kaduhejo 33,57       45,809 1.009
Menes 22,41       43,198 1.593
Picung 56,74       42,326 600
Cimanggu 259,73       42,279 143
Pagelaran 42,76       41,763 792
Sobang 138,88       40,907 272
Sukaresmi 57,30       40,644 588
Cigeulis 176,21       40,440 277
Bojong 50,72       40,002 666
Karang Tanjung 19,07       39,722 1.563
Cadasari 26,20       39,385 1.181
Banjar 30,50       37,823 999
Carita 41,87       37,563 766
Cikedal 26,00       37,226 1.182
Jiput 53,04       36,443 562
Pulosari 31,33       35,378 849
Cipeucang 21,16       33,709 1.328
Cibaliung 221,88       33,170 177
Patia 45,48       32,255 607
Angsana 64,84       30,706 418
Cisata 27.71       27,803 10
Munjul 75,25       27,544 303
Sumur 258,54       27,377 41
Sindangresmi 65,20       25,734 330
Mekarjaya 31,34       24,861 663
Cibitung 180,72       24,036 110
Koroncong 17,86       23,675 956
Kabupaten Pandeglang 2.746,89   1,392,046 347

Berdasarkan visualisasi data kependudukan Jumlah Penduduk Pandeglang: 1.392.046 Orang.

Pendidikan

Pendidikan formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan tinggi Lainnya
Negeri 1 886 123 22 10 0 1
Swasta 29 150 136 67 40 5 6
Total 30 1.036 259 89 48 5 7
Data sekolah di kabupaten Pandeglang
Sumber:[25]

Transportasi

  • Tidak ada rute kereta api, namun untuk ke Kabupaten Pandeglang bisa melalui Stasiun Rangkasbitung, yang kemudian dilanjutkan dengan menaiki angkutan kota arah Pandeglang di Terminal Mandala, Lebak.
  • Angkutan kota wilayah Kabupaten Pandeglang dan beberapa rute yang menghubungkan Kabupaten Lebak dengan Kabupaten Serang.

Stasiun kereta api

Kabupaten Pandeglang memiliki 14 stasiun nonaktif di Jalur kereta api Labuan–Rangkasbitung dan 2 stasiun Jalur kereta api Saketi–Bayah yang sudah berhenti beroperasi, diantaranya

Terminal

Ruas jalan tol

Komunikasi dan Media Massa

Stasiun TV

Stasiun Radio

Sejumlah stasiun radio yang beroperasi di wilayah ini:

  • Radio Adhiswara FM 90.6 Mhz
  • Radio Female FM 97.9 MHz
  • Radio Angkasa FM 98.9 MHz
  • Radio Paranti FM 105.6 Mhz
  • Radio Berkah FM 97.3 Mhz
  • Radio Akarsari FM 92.20 Mhz
  • E–Radio Fm 95.9 MHz
  • Radio Krakatau FM 93.7 Mhz
  • Radio Labuan FM 93.3 Mhz
  • Radio Nadafa FM 91.0 Mhz
  • Radio Arjuna FM 100.0 Mhz
  • Radio Female FM 97.9 MHz
  • RIS FM 107.9 MHz
  • Radio Ujungkulon FM 95.10 Mhz

Makanan Khas

Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa makanan khas yaitu:

  • Balok Cikedal Pandeglang
  • Emping Menes
  • Apem
  • Angeun Lada
  • Rabeg
  • Jojorong
  • Bubur Sop Labuan
  • Otak-otak Labuan

Pariwisata

Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa tempat wisata, yaitu:

  • Dataran tinggi Gunung Karang-Pulosari-Aseupan
  • Alun-Alun Pandeglang
  • Kampung Domba
  • Pemandian Air Panas Cisolong
  • CAS Waterpark
  • DM Wisata Air
  • Curug Leuwibumi
  • Situs Salakanagara Cihunjuran
  • Pemandian Alam Mata Air Citaman
  • Pantai Carita
  • Curug Putri Carita Pandeglang
  • Curug Ciajeng Pandeglang
  • Curug Cinoyong Pandeglang
  • Taman Hutan Raya Pandeglang
  • Mutiara Carita
  • Cindewulung Bed & Resto
  • Archipelago Carita
  • Pantai Pandan Carita
  • Pantai Bama
  • Pantai Ciputih
  • Pantai Tanjung Lesung
  • Pantai Batu Hideung
  • Curug Gendang
  • Pemandian Cikoromoy
  • Taman Nasional Ujung Kulon
  • Kramat Syech Asnawi Caringin
  • Kramat Syech Daud Cikaduen
  • Kramat Syech Husen Carita
  • Pulau Popole & Lowongan

Referensi

  1. ^ "SEJARAH SINGKAT KABUPATEN PANDEGLANG". Website Resmi Kabupaten Pandeglang. 20 September 2017. Diakses tanggal 20 September 2017. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ BPS Kabupaten Pandeglang (2018). Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang 2018. BPS Kabupaten Pandeglang. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-07. Diakses tanggal 2019-02-05. 
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama DUKCAPIL
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 13 Februari 2022. 
  5. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 1 Oktober 2021. 
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-28. Diakses tanggal 2008-01-18. 
  7. ^ "Profil Pandeglang" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-09-09. Diakses tanggal 2020-09-13. 
  8. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 73 & 137. Diakses tanggal 13 September 2024. 
  9. ^ "PANDEGLANG, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 13 September 2020. 
  10. ^ "Pandeglang, Banten, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 13 September 2020. 
  11. ^ Notosusanto, Bambang; Eka Purnomosidi (2020). Dalam Dekapan Pandeglang: Kumpulan Catatan Kecilku Tentang Pandeglang. Jejak Publisher. hlm. 161–171. 
  12. ^ Nur Immamah, Siti (2017). Ulama Birokrat: Kiprah Abuya TB. Abdul Halim Kadu Peusing Dalam Memperjuangkan Banten. Laboratorium Bantenologi UIN Syarif Hidayatullah. ISBN 978-602-6671-18-1 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan). 
  13. ^ "Abuya Tubagus Abdul Halim : Ulama dan Birokrat dari Pandeglang". Pemerintah Provinsi Banten. Jaringan Informasi Kearsipan Provinsi Banten. 21 Januari 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  14. ^ "Gubernur Banten Lantik Ibu Tirinya Jadi Wakil Bupati Pandeglang". Tempo.co. Pandeglang. 10 Maret 2011. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  15. ^ "Jabatan Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang Berakhir". Krakatau Radio. Pandeglang. 10 Maret 2016. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  16. ^ Ridho, Rasyid (23 Maret 2016). "Hari Ini Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang Dilantik". Sindo News. Serang. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  17. ^ "Irna-Tanto Resmi Jadi Paslon Terpilih di Pilkada Pandeglang 2020". Bingar.id. Pandeglang. 18 Februari 2021. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  18. ^ "Pelantikan Bupati Pandeglang dan Wali Kota Tangsel". Pemerintah Provinsi Banten. Serang: Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Banten. 27 April 2021. Diakses tanggal 16 Februari 2023. 
  19. ^ Perolehan Kursi DPRD Pandeglang 2014-2019
  20. ^ Puskapol UI (11 November 2014). "Hasil Pemilu 2014 Provinsi Banten". Diakses tanggal 13 Maret 2019. 
  21. ^ Nusantara, Suara (2019-08-25). "Dilantik Besok, Ini Daftar 50 Nama Anggota DPRD Pandeglang Periode 2019-2024 - Suara Nusantara". Suara Nusantara | Inspirasi Anak Negeri. Diakses tanggal 2023-02-03. 
  22. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  23. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  24. ^ Kode Pos Kabupaten Pandeglang
  25. ^ Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kab. Pandeglang Diarsipkan 2010-12-27 di Wayback Machine.

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar