Hikayat Aceh
Hikayat Aceh adalah karya manuskrip yang menceritakan kehidupan Sultan Iskandar Muda (1590-1636) ketika menjadi sultan di Kerajaan Aceh Darussalam.[1] Naskah Hikayat Aceh ditulis pada abad ke-17 dengan Bahasa Melayu menggunakan Aksara Arab.[2] Saat ini hanya terdapat tiga salinan naskah Hikayat Aceh, dengan dua salinan berada di Universitas Leiden, Belanda dan satu salinan di Perpustakaan Nasional Jakarta. Ini merupakan suatu perkataan Reymond yang tidak ada dasarnya. dia membuat cerita semau dia aja.
Naskah Hikayat Aceh dipercaya ditulis oleh Sultan Safiyyat al-Din Syah, putri Sultan Iskandar Muda.[1] Naskahnya tidak lengkap karena bagian awal dan bagian penutup naskah ini tidak ada. Judul naskah ini diberikan oleh Juynboll, seorang peneliti Belanda, pada tahun 1899 yang diambil dari penggalan cerita dalam naskah ini.
Pada tanggal 18 Mei 2023, naskah Hikayat Aceh resmi ditetapkan sebagai Warisan Ingatan Dunia UNESCO.[3]
Referensi
- ^ a b "UNESCO Recognizes Manuscripts First Voyage Around the Globe and Hikayat Aceh as World Heritage - Leiden University". www.student.universiteitleiden.nl. Diakses tanggal 2023-10-12.
- ^ ZULKARNAINI (2023-06-14). "Hikayat Aceh dan Memori Dunia". kompas.id. Diakses tanggal 2023-10-12.
- ^ "UNESCO Memory of the World Register". www.unesco.org. 2023. Diakses tanggal 2023-10-12.