Kekristenan di Indonesia

artikel daftar Wikimedia

Kekristenan atau Kristen adalah agama terbesar kedua di Indonesia, setelah Islam. Indonesia juga memiliki penduduk Kristen terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Filipina, penduduk Protestan terbesar di Asia Tenggara, dan penduduk Kristen terbesar keempat di Asia setelah Filipina, Cina dan India. 29.264.438 juta orang Kristen di Indonesia merupakan 10,48% dari populasi negara itu pada tahun 2023, dengan 7,42% Protestan (20.722.154 juta) dan 3,06% Katolik (8.542.284 juta). Beberapa provinsi di Indonesia mayoritas beragama Kristen (Protestan atau Katolik). Ini adalah agama terbesar kedua setelah Islam. Menurut sensus 2010, semua denominasi Kristen berjumlah sekitar 10%, atau sekitar 23 juta. Pemerintah Indonesia secara resmi mengakui dua aliran utama agama Kristen di Indonesia, yaitu Protestan dan Gereja Katolik. Protestan membentuk sekitar 70% dari semua orang Kristen di Indonesia, dan Katolik merupakan 30% dari semua orang Kristen di Indonesia. Indonesia memiliki salah satu konsentrasi Kristen terbesar di dunia Muslim. Belakangan ini, laju pertumbuhan dan penyebaran agama Kristen telah meningkat, terutama di kalangan minoritas Tionghoa.

Salib, lambang Kekristenan di Bukit Kasih, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara

Wilayah-wilayah tradisional Kristen di Indonesia terkonsentrasi di Tanah Batak, Taneh Karo, Nias, Mentawai, pedalaman Kalimantan, Minahasa, Sangir, Poso, Toraja, Mamasa, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Maluku dan Papua.

Dalam bahasa Indonesia, istilah "Kristen" diperuntukkan khusus untuk menyebut gereja reformis (Protestan)[1] Namun, sejarah kekristenan di Indonesia di sini juga mencakup sejarah Katolik di Indonesia.

Sejarah

 
Jemaat Kristen misionaris di Tana Toraja (foto 1935)

Agama Kristen pertama kali datang ke Indonesia pada abad ke-7. Melalui gereja Assiria (Gereja Timur) yakni berdiri di dua tempat yakni, Pancur (Sekarang wilayah dari Deli Serdang) dan Barus (Sekarang wilayah dari: Tapanuli Tengah) di Sumatra (645 M).

Sejarah kedatangan telah tercatat oleh ulama Syaikh Abu Salih al-Armini dalam bukunya dengan judul FIBA “Tadhakur Akhbar min al-Kana’is wa al-Adyar min Nawabin Mishri wa al-Iqta’aih” (Daftar berita pada gereja-gereja dan monastries di provinsi-provinsi Mesir dan sekitarnya). Daftar gereja-gereja dan monastries dari naskah asli dalam bahasa Arab dengan 114 halaman ini berisi berita tentang 707 gereja-gereja dan 181 monastries Kristen yang tersebar di sekitar Mesir, Nubia, Abysina, Afrika Barat, Spanyol, Arab dan India. Dalam bukunya (Abu Salih), tanah Indonesia masih dimasukkan dalam wilayah India (al-Hindah).[2]

Gereja Ortodoks adalah kelompok Kristen/Gereja pendatang yang menurut penelitian dari pakar-pakar sejarah dan arkeologi lama, pertama hadir dan datang ke Indonesia yang ditandai dengan/melalui kehadiran Gereja Nestorian yang merupakan corak gereja Asiria di daerah Fansur (Barus), di wilayah Mandailing, Sumatera Utara.

 
Peta persebaran Katolik di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010

Katolik Roma pertama tiba pada tahun 1511 di tanah Aceh, yaitu dari Ordo Karmel, dan 1534 di kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang dikirim untuk eksplorasi. Fransiskus Xaverius, misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit bekerja di kepulauan Maluku pada tahun 1546 sampai tahun 1547.

 
Peta persebaran Kristen Protestan di Indonesia berdasarkan sensus tahun 2010

Protestanisme pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada abad keenam belas, sehingga terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran.

Pada tahun 1960-an akibat anti-Komunis dan anti-Konfusianisme banyak pengikut Komunis dari kalangan orang Tionghoa dan sebagian suku Jawa Kejawen mengklaim diri sebagai orang Kristen, akan tetapi banyak bangsa Tionghoa yang akhirnya menerima agama Kristen dan sekarang mayoritas kalangan muda bangsa Tionghoa adalah umat Kristen. Sedangkan pemeluk Kristen di kalangan suku Jawa ada diantara mayoritas umat Islam, baik di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

Kekerasan dan diskriminasi

Sunat paksa dan konversi paksa orang Kristen terjadi selama konflik Muslim-Kristen 1999–2002 di Maluku, bersamaan dengan serangan terhadap gereja-gereja di seluruh Indonesia. Tentara, khususnya satuan pasukan khusus Kopassus, dituduh membantu penyerangan di Maluku, dan tanggapan resmi terhadap serangan ini kurang, sedangkan kekuatan penuh hukum digunakan terhadap orang-orang Kristen yang terlibat dalam balas dendam. serangan. Eksekusi tiga warga Katolik di Sulawesi pada tahun 2006 menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut bahwa negara Indonesia lebih menyukai Muslim sambil menghukum minoritas Kristen.

Bahkan setelah meredanya konflik Maluku, orang-orang Kristen menjadi korban serangan di bawah umur, tetapi biasa, oleh organisasi Muslim radikal seperti Front Pembela Islam (FPI). Pada tahun 2005, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh pemenggalan tiga siswi sekolah Kristen, yang dilakukan oleh ekstremis Muslim di Sulawesi.

Pada tanggal 8 Februari 2011, penonton sidang menyerang terdakwa, jaksa dan hakim, dan perusuh Muslim merusak gereja-gereja Protestan dan Katolik, sekolah, dan properti lainnya di Temanggung, Jawa Tengah sebagai protes bahwa jaksa hanya menuntut agar pengadilan menghukum Antonius Bawengan sampai lima tahun penjara (hukuman maksimum yang diizinkan oleh hukum) karena dugaan penistaan ​​terhadap Islam melalui selebaran yang dibagikan. Seorang ulama Muslim setempat diduga menuntut agar Antonius menerima hukuman mati. Hakim segera menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada Antonius. Penduduk Muslim setempat dilaporkan melindungi seorang imam Katolik dan berusaha meminimalkan kerusakan. Ulama setempat kemudian dijatuhi hukuman satu tahun penjara karena menghasut kerusuhan Temanggung. Kerusuhan Temanggung terjadi dua hari setelah 1.500 Muslim Sunni menyerang Muslim Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, menewaskan tiga orang.

Di sisi lain, juga pada Februari 2011, seorang pemimpin dan pengikut FPI setempat masing-masing menerima hukuman paling lama 5½ bulan dan dibebaskan berdasarkan waktu yang dijalani setelah anggota kelompok memukul kepala pendeta HKBP dengan papan kayu dan menikam seorang sesepuh HKBP di bagian perut. Rencana penyerangan lewat mobil tersebut terjadi di Bekasi, Jawa Barat saat para korban sedang berjalan menuju kebaktian gereja dan terkait dengan penolakan umat Islam setempat terhadap pembangunan gereja. Sementara aktivis hak asasi manusia lokal menyatakan kekecewaannya dengan hukuman yang minimal, tidak ada kerusuhan yang terjadi. Sebelumnya, pada 2010, ratusan anggota FPI menyerang jemaah saat kebaktian HKBP di Bekasi, memukuli banyak perempuan. Polisi berada di lokasi tetapi hanya memberikan sedikit perlindungan.

Pada awal Ramadhan Agustus 2011, sekelompok umat Islam menyerang dan membakar tiga gereja di Provinsi Kuantan, Senggingi, dan Riau. Polisi, yang tidak memberikan alasan apa pun atas pembakaran tersebut, mengatakan bahwa pembakaran itu dilakukan demi menjaga kedamaian Ramadhan bagi umat Islam.

Non-Muslim mengalami diskriminasi yang berkelanjutan, termasuk hambatan untuk masuk universitas dan pekerjaan pegawai negeri. Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2002 di Jakarta mencatat bahwa 80% responden menginginkan agama selain Islam dilarang, 73% menginginkan non-Muslim dikeluarkan dari pengajaran di sekolah negeri, dan 42% tidak ingin gereja dibangun di daerah mereka. Kekhawatiran khusus bagi organisasi keagamaan non-Muslim, keputusan bersama menteri tahun 2006 tentang rumah ibadah (ditandatangani oleh Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri) mengharuskan sebuah kelompok agama untuk mendapatkan persetujuan dari setidaknya 60 rumah tangga di sekitar sebelum membangun sebuah rumah ibadah. Keputusan ini telah sering digunakan untuk mencegah pembangunan tempat ibadah non-Muslim dan telah dikutip oleh organisasi Muslim radikal untuk berbagai serangan terhadap non-Muslim.

Pada 9 Mei 2017, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang beragama Kristen divonis dua tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara setelah dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana penodaan agama.

Pada 13 Mei 2018 tiga gereja menjadi sasaran bom bunuh diri di Surabaya.

Pada tanggal 28 November 2020, sekitar 10 orang, diduga dari Mujahidin Indonesia Timur, membunuh empat orang Kristen dan membakar sebuah pos Bala Keselamatan dan rumah-rumah orang Kristen di Sulawesi Tengah, Indonesia. Tiga dari korban tewas dengan digorok lehernya, dan korban lainnya dibunuh dengan cara dipenggal. Di sisi lain, polisi nasional Indonesia telah membantah bahwa serangan tersebut bermotif agama, meskipun polisi berjanji untuk mulai mengejar para pelaku.

Pertumbuhan

Agama Kristen merupakan agama dengan populasi terbesar kedua di Indonesia sehingga meskipun Indonesia merupakan negara dengan mayoritas beragama Islam, hak warga negara yang beragama Kristen berkedudukan sama dengan warga negara yang beragama Islam (berbeda dengan beberapa negara seperti Malaysia, beberapa negara Arab) dan negara lainnya. Di provinsi Papua , Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat, Papua Barat daya dan Sulawesi Utara, Protestan merupakan agama mayoritas, sedangkan di Nusa Tenggara Timur dan Papua Selatan Katolik merupakan agama mayoritas.

Jumlah populasi orang Kristen yang cukup signifikan juga ditemukan di sekitar danau Toba dan Kepulauan Nias, di Sumatera Utara, Kepulauan Mentawai di Sumatra Barat, pedalaman Kalimantan, pedalaman Tana Toraja dan sebagian wilayah di provinsi Maluku. Protestan di Indonesia terdiri dari berbagai denominasi, yaitu Gereja Kristen Jawa, Huria Kristen Batak Protestan, Gereja Pantekosta di Indonesia, Gereja Tiberias Indonesia/Gereja Bethel Indonesia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Yesus Sejati, Mennonit, Gereja Metodis, Gereja Baptis, Gereja Kristen Protestan Simalungun, Gereja Kemah Injil Indonesia dan denominasi lainnya.

Berikut adalah data umat Kristen di Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Agama tahun 2020.[3]

Pulau Provinsi Ibu kota Populasi
(2020)
Protestan
(%)
Katolik
(%)
Total
(%)
Keterangan
Sumatra   Aceh Banda Aceh 5.253.512 1,22 0,10 1,32 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat Suku Pakpak dan Suku Batak Toba yang tinggal di wilayah kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Kota Subulussalam dan keturunan Tionghoa
Kepulauan Nusa Tenggara   Bali Denpasar 4.236.983 1,56 0,79 2,35 Pemeluk Kristen adalah masyarakat asal provinsi NTT, suku Minahasa, Batak dan keturunan Tionghoa. Desa Blimbing Sari di kecamatan Melaya, Jembrana, satu desa yang 99% penduduknya beragama Kristen.
Jawa   Banten Serang 10.868.810 2,64 1,24 3,88 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat keturunan Tionghoa, Batak dan asal Indonesia Timur
Sumatra   Bengkulu Bengkulu 2.001.578 1,65 0,41 2,06 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat keturunan Tionghoa dan Batak
Sulawesi   Gorontalo Gorontalo 1.181.531 1,48 0,09 1,57 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Minahasa dari provinsi tetangga Sulawesi Utara
Jawa   DKI Jakarta Jakarta Pusat 11.011.862 8,58 3,92 12,50 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat keturunan Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
Sumatra   Jambi Jambi 3.491.764 3,25 0,57 3,82 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat keturunan Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
Jawa   Jawa Barat Bandung 45.632.714 1,83 0,64 2,47 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat keturunan Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
Jawa   Jawa Tengah Semarang 36.614.603 1,65 0,98 2,63 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat Jawa, Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
Jawa   Jawa Timur Surabaya 40.706.075 1,69 0,68 2,37 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat Jawa, Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
Kalimantan   Kalimantan Barat Pontianak 5.427.075 11,50 22,17 33,67 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat Suku Dayak, keturunan Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
Kalimantan   Kalimantan Selatan Banjarmasin 4.042.565 1,33 0,53 1,86 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat keturunan Tionghoa, Suku Dayak, Batak dan Indonesia Timur
Kalimantan   Kalimantan Tengah Palangka Raya 2.577.215 16,67 3,16 19,83 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat Suku Dayak, Batak, Indonesia Timur dan keturunan Tionghoa
Kalimantan   Kalimantan Timur Samarinda 3.612.106 7,63 4,34 11,97 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat Suku Dayak, keturunan Tionghoa, Batak, Toraja, Minahasa dan Indonesia Timur
Kalimantan   Kalimantan Utara Tanjung Selor 654.949 20,37 5,95 26,32 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat Suku Dayak, keturunan Tionghoa, Batak, Toraja, Minahasa dan Indonesia Timur
Sumatra   Kepulauan Bangka Belitung Pangkalpinang 1.394.483 2,09 1,35 3,44 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat keturunan Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
Sumatra   Kepulauan Riau Tanjungpinang 1.961.388 11,97 2,43 14,40 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat keturunan Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
Sumatra   Lampung Bandar Lampung 9.044.962 1,43 0,92 2,35 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat keturunan Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
Kepulauan Maluku   Maluku Ambon 1.854.229 39,33 6,83 46,16 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Ambon, Kei, Buru, NTT dan keturunan Tionghoa
Kepulauan Maluku   Maluku Utara Sofifi 1.314.849 24,53 0,49 25,02 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Galela di pulau Halmahera, NTT dan keturunan Tionghoa
Kepulauan Nusa Tenggara   Nusa Tenggara Barat Mataram 5.287.577 0,26 0,19 0,45 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat asal Nusa Tenggara Timur
Kepulauan Nusa Tenggara   Nusa Tenggara Timur Kupang 5.120.061 36,17 53,56 89,73 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Flores, Timor, Atoni, Lamahot, Rote dan Manggarai
Papua   Papua Jayapura 4.346.593 69,02 15,40 84,42 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Amungme, Arfak, Asmat, Dani, Damal, Yali dan suku-suku lainnya asal Toraja, Minahasa, NTT, Batak dan Maluku
Papua   Papua Barat Manokwari 871.510 54,12 7,63 61,75 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Biak, Arfak, Irarutu dan suku-suku lainnya asal Toraja, Minahasa, NTT, Batak dan Maluku
Sumatra   Riau Pekanbaru 6.149.692 9,46 1,03 10,49 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat keturunan Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
Sulawesi   Sulawesi Barat Mamuju 1.316.812 14,78 1,13 15,91 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Toraja, Mamasa keturunan Tionghoa dan Indonesia Timur
Sulawesi   Sulawesi Selatan Makassar 9.117.380 7,68 1,69 9,37 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Toraja, Mamasa keturunan Tionghoa dan Indonesia Timur
Sulawesi   Sulawesi Tengah Palu 2.969.475 16,57 0,89 17,46 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Pamona, Mori, Minahasa, keturunan Tionghoa dan Indonesia Timur
Sulawesi   Sulawesi Tenggara Kendari 2.632.939 1,71 0,61 2,32 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Toraja, Indonesia Timur dan keturunan Tionghoa
Sulawesi   Sulawesi Utara Manado 2.751.038 63,27 4,42 67,69 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Minahasa, Sangir, Talaud, sebagian Mongondow, Batak, keturunan Tionghoa dan Indonesia Timur
Sumatra   Sumatera Barat Padang 5.542.994 1,46 0,84 2,30 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Mentawai yang tinggal di kepulauan Mentawai, serta keturunan Tionghoa dan Batak
Sumatra   Sumatera Selatan Palembang 8.267.779 0,97 0,60 1,57 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat keturunan Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
Sumatra   Sumatera Utara Medan 14.908.036 27,28 4,34 31,62 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat suku Batak,(mayoritas Toba, Karo, Simalungun, Pakpak, sebagian kecil Angkola, Mandailing), Nias, Tionghoa
Jawa   Yogyakarta Yogyakarta 3.645.487 2,44 4,58 7,02 Pemeluk Kristen kebanyakannya adalah masyarakat Jawa, Tionghoa, Batak dan Indonesia Timur
  Indonesia DKI Jakarta
266.534.836
(2018)
20.246.267
(7,60)
8.325.339
(3,12)
28.571.606
(10,72%)

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Denys Lombard, "Nusa Jawa: Batas-batas pembaratan", Jakarta, 1996, h. 268
  2. ^ "Profil Gereja di Indonesia : Gereja Asiria". Tim PPGI. Diakses tanggal 2011-08-22. 
  3. ^ "Statistik Umat Menurut Agama di Indonesia". Kementerian Agama Republik Indonesia. 15 Mei 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2020. Diakses tanggal 13 Februari 2021.