Pieter Adriaan Jacobus Moojen
Pieter Adriaan Jacobus "Piet" Moojen (26 Juni 1879 - 1 April 1955) dulu adalah seorang arsitek, pelukis, dan penulis asal Belanda. Ia belajar arsitektur dan melukis di Antwerp.[2] Ia tinggal dan bekeja di Hindia Belanda mulai tahun 1903 hingga 1929.[2] Ia adalah salah satu arsitek pertama yang mengimplementasikan Modernisme di Hindia Belanda. Moojen menjadi terkenal berkat karyanya untuk Belanda di Paris Colonial Exposition pada tahun 1931.[3] Ia aktif sebagai arsitek mulai tahun 1909 hingga 1931.[1]
Pieter Adriaan Jacobus Moojen | |
---|---|
Lahir | Kloetinge[1] | 26 Juni 1879
Meninggal | 1 April 1955[1] Ede | (umur 75)
Kebangsaan | Belanda |
Pekerjaan | Arsitek |
Gedung | Stasiun Cirebon Masjid Cut Mutiah Bataviasche Kunstkring |
Sebagai anggota dari Commisie van toesicht op het beheer van het land Menteng, Moojen berperan penting dalam perancangan perencanaan untuk kota taman Nieuwe Gondangdia di Batavia (kini Menteng). Ia juga mendirikan Kunstkring untuk Bandung (1904) dan Batavia. Sebagai seorang pelukis, ia adalah anggota dari Bataviasche Kunstkring dan aktif berpartisipasi dalam sejumlah pameran. Sejumlah lukisannya kini disimpan di Tropenmuseum Amsterdam.[4]
Moojen tertarik dengan budaya Indonesia, terutama monumen kunonya. Buku karya Moojen, Kunst op Bali (1926) pun membahas arsitektur kuno Bali.[4]
Moojen adalah pelopor gaya bangunan baru di Hindia Belanda. Pada tahun 1912, insinyur sipil C.E.J. van der Meyl menekankan pentingnya Moojen dalam memunculkan Modernisme di Hindia Belanda. Hendrik Petrus Berlage juga menyatakan hal serupa di Mijn Indische reis (Rotterdam 1931). Ia beralasan bahwa dalam merancang kantor NILLMIJ dan Bataviasche Kunstkring di Batavia, Moojen menggantikan bentuk Klasis dengan "realisasi konsep yang lebih rasional", sebuah gerakan arsitektur internasional yang dikenal sebagai Rasionalisme, yang kemudian disebut sebagai Arsitektur Hindia Baru untuk menyebut gerakan tersebut di Hindia Belanda, di mana gerakan tersebut sedikit menyesuaikan dengan iklim lokal.[5]
Karya
suntingArsitektur dan interior
sunting- Masjid Cut Mutiah, Jakarta
- Stasiun Cirebon, Cirebon
- Aula makan malam Hotel der Nederlanden, Jakarta (1906)
- Galeri Seni Kunstkring, Bandung
- Bataviasche Kunstkring, Jakarta (1914)
- Kantor NILLMIJ di Batavia (kini menjadi kantor pusat Jiwasraya)
-
Bataviasche Kunstkring, dibangun pada tahun 1914.
-
Sebuah vila di Bandung yang dibangun oleh biro arsitek Biezeveld & Moojen
-
Stasiun Cirebon
-
Masjid Cut Mutiah, sebelumnya berfungsi sebagai kantor.
-
Kantor NILLMIJ di Jakarta, kini menjadi kantor pusat Jiwasraya.
Lukisan
sunting- Een prinselijke Javaanse danser (1923)
- Een markt op Bali (tahun tidak diketahui)
Buku
sunting- Kunst op Bali: inleidende studie tot de bouwkunst (1926)
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ a b c "MOOJEN, PIETER ADRIAAN JACOBUS". Art Index (dalam bahasa Belanda). Nederlands Architectuur Instituut. Diakses tanggal January 1, 2014.
- ^ a b Heuken, Adolf (2001). Menteng: kota taman pertama di Indonesia. Yayasan Cipta Loka Caraka. hlm. 20.
- ^ "MOOJEN, PIETER ADRIAAN JACOBUS". NAI (dalam bahasa Belanda). Nederlands Architectuurinstituut / BONAS Collectie Informatie Systeem. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 2, 2014. Diakses tanggal January 1, 2014.
- ^ a b "Moojen, PAJ". Ensiklopedi Jakarta. Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta. 2010. Diakses tanggal March 22, 2015.
- ^ Bloembergen, Marieke (2006). Colonial Spectacles: The Netherlands and the Dutch East Indies at the World Exhibitions, 1880-1931. Diterjemahkan oleh Beverley Jackson. NUS Press. hlm. 61. ISBN 9971693305. Diakses tanggal March 21, 2015.