Salafiyah

gerakan Islam bercabang dari Sunni

Salafi (Arab: سلفي ), (Indonesia: pendahulu atau generasi awal), adalah sebuah gerakan paham politik Islamisme yang mengambil leluhur (salaf) dari patristik masa awal Islam sebagai paham dasar. [1]

Awal penggunaan istilah yang muncul di dalam kitab Al-Ansab karangan Abu Sa'd Abd al-Kareem al-Sama'ni, yang meninggal pada tahun 1166 (562 dari kalender Islam). Di bawah untuk masuk dalam pemikiran al-Salafi ujarnya, "Ini merupakan pemikiran ke salaf, atau pendahulu, dan mereka mengadopsi pengajaran pemikiran berdasarkan apa yang saya telah mendengar."

Salafis melihat tiga generasi pertama dari umat Islam, yaitu Muhammad dan sahabat-sahabatnya, dan dua generasi berikut setelah mereka, Tabi'in dan Taba 'at-Tabi'in, sebagai contoh bagaimana Islam harus dilakukan. Prinsip ini berasal dari aliran Sunni, hadits (tradisi) diberikan kepada Nabi Muhammad:

Pokok ajaran dari ideologi dasar Salafi adalah bahwa Islam telah sempurna dan selesai pada waktu masa Muhammad dan sahabat-sahabatnya, oleh karena itu tidak dikehendaki inovasi yang telah ditambahkan pada abad nanti karena material dan pengaruh budaya. Paham ideologi Salafi berusaha untuk menghidupkan kembali praktek Islam yang lebih mirip agama Muhammad selama ini [3]

Salafisme juga telah digambarkan sebagai sebuah versi sederhana dan penetahuan Islam, di mana penganutnya mengikuti beberapa perintah dan praktek. [4]

Salafi juga digunakan untuk merujuk dengan paham Wahhabi meskipun yang kedua lebih dapat dijelaskan sebagai sub-sekte, Penganut Salafi biasanya menolak istilah ini karena dianggap bersifat merugikan karena mereka percaya bahwa Muhammad ibn Abd al-Wahhab tidak mendirikan pengajaran agama baru dalam pemikiran atau penggambaran diri.

Namun, pada saat sekarang para pengikut Salafi memperlakukan Muhammad ibn Abd-al-Wahhab hanya sebagai seorang pemikir besar dalam agama Islam, sebuah fakta yang dikonfirmasikan oleh mereka menutup ketaatan kepada ajaran doktrinal. Biasanya, penganutnya dari gerakan Salafi menjelaskan dirinya sebagai "Muwahidin," "Al Hadis," [5] atau "Ahl at-Tauhid." [6]

Etimologi

Adapun Salafiyyah, maka itu adalah nisbat kepada manhaj Salaf, dan ini adalah penisbatan yang baik kepada manhaj yang benar, dan bukan suatu bid'ah dari madzhab yang baru.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (wafat th. 728 H) mengatakan: "Bukanlah merupakan aib bagi orang yang menampakkan madzhab Salaf dan menisbatkan dirinya kepadanya, bahkan wajib menerima yang demikian itu darinya berdasarkan kesepakatan (para ulama) karena madzhab Salaf tidak lain kecuali kebenaran." (Majmuu' Fataawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, IV/149)

Beliau rahimahullah juga mengatakan: "Telah diketahui bahwa karakter ahlul ahwa' (pengekor hawa nafsu) ialah meninggalkan atau tidak mengikuti generasi Salaf." (Majmuu' Fataawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, IV/155)

Istilah Salaf bukanlah istilah baru.Istilah tersebut sudah digunakan sejak zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Salaf tidaklah menunjuk kepada satu golongan tetapi menunjuk kepada orang-orang yang berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah menurut pemahaman yang benar. Karena umat ini sudah berpecah belah dan yang selamat pemahamannya hanya SATU.

Para Ulama yang Tergolong Salaf

Lihat pula

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Ghazali And The Poetics Of Imagination, by Ebrahim Moosa ISBN 0-8078-5612-6 - Page 21
  2. ^ Bukhari 3:48:819 and 820 [1] and Muslim 31:6150 and 6151 [2].
  3. ^ Sheikh al-Islam Ibn Taymiyah - One of the best Muslim scholars.
  4. ^ The Idea of Pakistan, By Stephen P. Cohen ISBN 0-8157-1502-1 - Page 183
  5. ^ The Muslim World After 9/11 By Angel M. Rabasa, pg. 275
  6. ^ GlobalSecurity.org Salafi Islam