Kawah Putih

danau di Indonesia
Revisi sejak 30 April 2024 00.59 oleh Nyilvoskt (bicara | kontrib) (Nyilvoskt memindahkan halaman Danau Kawah Putih ke Kawah Putih dengan menimpa pengalihan lama)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kawah Putih adalah sebuah tempat wisata di Jawa Barat yang terletak di Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung Jawa Barat yang terletak di kaki Gunung Patuha. Kawah putih merupakan sebuah danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Tanah yang bercampur belerang di sekitar kawah ini berwarna putih, lalu warna air yang berada di kawah ini berwarna putih kehijauan, yang unik dari kawah ini adalah airnya kadang berubah warna. Danau Kawah Putih sendiri berada pada ketinggian 2194 m tapi luas total Danau Kawah Putih 25 ha yang dipakai wisata 5 ha dan lokasi kawah sendiri 3 ha.[1]

Kawah putih

Perairannya yang berwarna biru kristal berubah dengan kondisi cuaca, dan dilapisi dengan pasir putih halus, memberikan pengunjung pengalaman dunia lain. Bahkan vegetasi di sekitar area ini sangat berbeda dengan yang di bawah.[2]

Sejarah

sunting
 
Gambar Kawah Putih oleh Franz Wilhelm Junghuhn (tahun 1856)

Kisah tentang Kawah Putih Ciwidey diketahui berawal pada abad ke-10. Di masa lampau, terjadi sebuah letusan Gunung Patuha yang sangat hebat. Pasca letusan terdapat kejadian aneh, yaitu sekelompok burung terbang melewati Kawah Putih didapati mati. Karena hal ini, pada masa itu penduduk setempat menganggap bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan yang angker.[3]

Berita keangkeran Gunung Patuha ini sampai ke telinga seorang cendekiawan Belanda yaitu Dr. Franz Wilhelm Junghuhn. Dr Junghuhn saat itu tinggal di kawasan tanah Priangan untuk mengembangkan tanaman kina. Sikap skeptis Dr Junghuhn membawa dirinya dan beberapa penduduk setempat pada tahun 1837 melawan mitos yang membuat orang enggan mendaki Gunung Patuha. Ia menemukan alasan mengapa burung-burung enggan melintasi Gunung Patuha. Kawah yang terdapat di puncak gunung menguarkan aroma belerang yang menyengat sehingga binatang pun menghindarinya.[4]

Selepas penemuan itu, pabrik belerang bernama Zwavel Ontgining Kawah Putih dibangun. Pabrik itu dibangun saat masa kolonial Belanda. Saat Indonesia dijajah Jepang, pabrik itu tetap dikelola dan berganti nama jadi Kawah Putih Kenzaka Gokoya Ciwidey.[5]

Meski keberadaannya sudah diketahui sangat lama, masyarakat Indonesia baru menjadikan tempat ini sebagai lokasi wisata pada tahun 1987. Saat itu, Pemerintah Orde Baru melalui PT Perhutani (Persero) Unit III Jawa Barat dan Banten menjadikan Kawah Putih sebagai lokasi wisata.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ Riono Gede Trisoko, dan Ryan Perdana Putra (2015). "Strategi Pengelolaan Danau KawahPutih Sebagai Objek Wisata di Kawasan Ciwidey oleh PT. Perhutani (Persero) Unit III Bandung". Daya Saing. 1 (2). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-14. Diakses tanggal 2019-10-14. 
  2. ^ "55 Tempat Wisata di Bandung Paling Hits 2022". Kabar Wisata. 2021-12-28. Diakses tanggal 2021-12-30. 
  3. ^ Maharani, Annisa Laila (2018). "Pesona Kawah Putih Sebagai Kawasan Wisata Alam di Bandung". 
  4. ^ "Kawah Putih: Tempat Bersemayam Roh Leluhur". nasional.kompas.com. 2008. 
  5. ^ "Misteri Domba Lukutan di Kawah Putih". news.okezone.com. 2013. 
  6. ^ "Wisata Kawah Putih Ciwidey, Objek Wisata Bandung Terpopuler". lokawisatabandung.com. 25 Agustus 2019. 

Pranala luar

sunting

7°09′58″S 107°24′08″E / 7.16611°S 107.40222°E / -7.16611; 107.40222