Gamelan sekaten
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh RaFaDa20631 (Kontrib • Log) 136 hari 583 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Gamelan sekaten adalah jenis gamelan Jawa yang hanya dimainkan dalam pergelaran upacara adat Sekaten yang diselenggarakan di dua keraton pecahan Kesultanan Mataram, yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kesunanan Surakarta Hadiningrat. Upacara adat tersebut diadakan untuk memperingati Maulid Nabi Islam Muhammad. Pertama kali dikembangkan pada zaman Kesultanan Demak, gamelan tersebut dijadikan sebagai media dakwah yang digagas oleh Wali Sanga agar orang Jawa bersedia menganut agama Islam.
Sejarah
Dalam cerita lisan turun-temurun di kalangan orang Jawa, dakwah Islam dengan menggunakan gamelan telah dilakukan oleh Wali Sanga pada abad ke-16.[1] Sebelumnya, orang Jawa telah mengenal Hindu dan Buddha, serta telah mengenal gamelan sebagai bagian dalam upacara adatnya. telah memeluk agama Hindu dan Budha yang menyertakan
gamelan atau kesenian sebagai salah satu kegiatan dari upacara ritualnya. Kondisi
sosial psikologis masyarakat Jawa semacam itu rupanya menjadi hambatan para
wali untuk menyebarkan agama Islam. Maka dalam suatumusyawarah para wali,
Sunan Kalijaga mengusulkan agar menggunakan gamelan sebagai daya tarik awal
bagi penyebaran agama Islam. Gamelan Sekaten yang digunakan sebagai sarana
penyebaran agama Islam di Jawa diduga kuat memiliki nilai-nilai atau unsurunsur
Islam dalam perangkat tersebut.
Lihat pula
Referensi
- ^ Sumarsam 2002, hlm. 136.
Daftar pustaka
- Sumarsam (2002). Hayatan gamelan : kedalaman lagu, teori, dan perspektif / penulis. Surakarta: STSI Press. ISBN 978-602-6610-72-0.