Sunan Muria

penyebar agama Islam di Indonesia

Sunan Muria adalah Ulama yang termasuk dalam anggota dewan Wali Songo. Nama lahirnya adalah Umar Said. Ia adalah putra Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq.[1][2]

As-Syaikh

Umar Said
( Sunan Muria )
Ilustrasi Lukisan Sunan Muria
Informasi pribadi
Lahir
1450
AgamaIslam
Pasangan
Anak
Orang tua
DenominasiSunni
Dikenal sebagaiWali Songo
Pemimpin Muslim
PendahuluSunan Kalijaga
PenerusPanembahan Pekaos

Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada tahun 1560 M.

Di dalam tradisi penulisan tembang, Sunan Muria dianggap sebagai pencipta tembang-tembang cilik (sekar alit) jenis Sinom dan Kinanthi.

Sunan Muria menjalankan dakwah melalui pendekatan budaya. Dalam seni pewayangan, misal, Sunan Muria diketahui suka menggelar sejumlah lakon carangan pertunjukan wayang gubahan Sunan Kalijaga, seperti : Dewa Ruci, Dewa Srani, Jamus Kalimasada, Begawan Ciptaning, Semar Ambarang Jantur, dan sebagainya.

Melalui media pertunjukan wayang, Sunan Muria memberikan penerangan-penerangan kepada masyarakat tentang berbagai hal dalam kaitan dengan tauhid. Dengan pendekatan lewat pertunjukan wayang, tembang-tembang, tradisi-tradisi lama, dan praktik-praktik keagamaan lama yang sudah diislamkan, Sunan Muria berhasil mengembangkan dakwah Islam di daerah Jepara, Tayu, Juwana, bahkan sekitar Kudus.

Sumber versi catatan sejarah menyebutkan asal usul Sunan Muria sebagai anak kandung dari sunan ngudung/sunan mandalika sangat tidak sesuai karena bukti kebenaran otentik dewi sujinah istri sunan muria adalah putri dari Sunan Ngudung "Raden Usman Haji" bin As-Sayyid Ali Murtadho Sunan Gisik kakak sunan ampel

Silsilah

Silsilah Raden Umar Said atau Sunan Muria menurut Naskah Pustoko Darah Agung Rangkaiannya sebagai berikut :

  1. Abdul Muthalib
  2. Abbas bin Abdul-Muththalib
  3. Abdullah bin Abbas berputra
  4. Sayyid Abdul Azhar/ Abdullah Al Akbar / Syekh Abdul 'Wahid' Qurnayn Al baghdadi
  5. Syaikh Wais / Waqid Arumni
  6. Syaikh Mudzakir Arumni
  7. Syaikh Abdullah
  8. Syaikh Kharmia / kharmis (Kurames)
  9. Syaikh Mubarak
  10. Syaikh Abdullah
  11. Syaikh Ma'ruf / Madhra'uf
  12. Syaikh Arifin
  13. Syaikh Hasanuddin
  14. Syaikh Jamal
  15. Syaikh Ahmad
  16. Syaikh Abdullah
  17. Syaikh Abbas
  18. Syaikh Abdullah
  19. Syaikh Kurames / Khoromis (Ulama di Mekah)
  20. Syekh Abdur Rahman ( Arya Teja )
  21. Raden Ahmad Sahur ( Aria Wilatikta )
  22. Raden Mas Sahid (Sunan Kalijaga)
  23. Raden Umar Said (Sunan Muria)

Silsilah Dari Ibu

  1. Raden Umar Said (Sunan Muria) Bin
  2. Sayyidah Dewi Saroh Bin
  3. Maulana Ishaq Tamsyi Bin
  4. Maulana Muhammad Abu Ishaq Bin
  5. Junaid al-Maghribi Bin
  6. Abdul Qadir al-Maghribi Bin
  7. Syu'aib al-Maghribi Bin
  8. Abdul Jabbar Bin
  9. Abdurrazzaq Bin
  10. Abdul Aziz Bin
  11. Shalih Bin
  12. Abdul Qadir al-Jilani

Rekam Jejak

Menjadi Murid sekaligus menantu Sunan Ngerang

Selama berguru kepada Sunan Ngerang, dikisahkan bahwa suatu saat Sunan Ngerang mengadakan syukuran untuk putrinya, Dewi Roroyono yang usianya genap dua puluh tahun.

Para murid seperti Sunan Muria, Sunan Kudus, Adipati Pathak Warak dari Mandalika Jepara, Kapa dan adiknya, Gentiri, diundang untuk hadir.

Ketika Dewi Roroyono dan adiknya, Roro Pujiwati, keluar menghidangkan makanan dan minuman, hati Adipati Pathak Warak terpesona oleh kecantikan putri gurunya itu. Ia memandang Dewi Roroyono dengan mata tidak berkedip.

Putri Sunan Ngerang itu telah membuat Adipati Pathak Warak tergila-gila dan melakukan tindakan tidak pantas terhadap putri gurunya itu. Bahkan, pada malam hari, Dewi Roroyono dibawa lari ke Mandalika.

Sewaktu Sunan Ngerang mengetahui bahwa putrinya diculik oleh Pathak Warak, ia berikrar akan menikahkan putrinya itu dengan siapa saja yang berhasil membawanya kembali.

Setelah melalui berbagai rintangan yang berat termasuk melumpuhkan Adipati Pathak Warak, membinasakan Kapa dan Gentiri yang berkhianat.

Raden Umar Said berhasil membawa kembali Dewi Roroyono. Lalu Sunan Ngerang menjodohkan putrinya, Dewi Roroyono, dengan Raden Umar Said (Sunan Muria).

Pernikahan

Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah putri Sunan Ngudung, adik dari Sunan Kudus dan Sunan Muria menikah dengan dewi Roroyono Putri Ki Ageng Ngerang dan Nyai Ageng Ngerang.[3] Sunan Muria menikah dengan dewi sujinah dikaruniai seorang anak bernama Syech Jangkung.

Sedangkan, pernikahan Sunan Muria dengan dewi Roroyono Putri Ki Ageng Ngerang dan Nyai Ageng Ngerang dikaruniai tiga orang anak, yaitu :

  1. Sunan Nyamplungan
  2. Raden Ayu Nasiki
  3. Pangeran Santri (Sunan Kadilangu).

Selain itu adapula putra Sunan Muria yang terkenal ialah (Panembahan Pangulu) Pangeran Jogodipo, yang makamnya berada satu kompleks di Colo.

Pemakaman

Kompleks Makam Sunan Muria berada di Bukit Muria yang terletak di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah dan berada pada ketinggian lebih dari 1600 meter di atas permukaan laut.

Referensi

Kutipan

  1. ^ Nahdliyin, Suara (2019-01-07). "Menelusuri Jati Diri dan Jejak Dakwah Sunan Muria". Suara Nahdliyin (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-29. 
  2. ^ Wisata Religi Pulau Mandalika. Ziarah ke makam Sunan Ngudung dan Adipati Patak Warak., diakses tanggal 2022-04-29 
  3. ^ Silsilah Sunan Kudus | Habib Luthfi bin Yahya, diakses tanggal 2022-04-29 

Pustaka

  1. Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Depok: Pustaka Iman, 2016, Halaman 305.

Pranala luar

  1. FokusSemarang.com