Tari Beksan Lawung Ageng Keraton Yogyakarta
Tari Beksan Lawung Ageng Keraton Yogyakarta adalah tarian yang berasal dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tari ini menggambarkan adu ketangkasan dari para prajurit bertombak yang gagah berani dalam berperang. Gerakan-gerakannya mengandung unsur heroik, patriotik, dan berkarakter maskulin.[1] Beksan Lawung Ageng sendiri diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) yang terinspirasi perlombaan watangan.
Sejarah dan Filosofi
Tarian ini merupakan tarian upacara, yang hanya boleh diselenggarakan di waktu-waktu tertentu seperti ulang tahun raja, ulang tahun penobatan, pernikahan putra-putri Sultan, meyambut tamu kehormatan, atau saat-saat yang dianggap istimewa
Beksan Lawung Ageng juga mengandung falsafah hidup yang harus dijaga oleh prajurit perang. Melalui tarian ini Sri Sultan Hamengku Buwono I ingin menanamkan nilai-nilai keberanian serta ketangkasan seorang prajurit keraton. Selama lebih dari dua abad, tari ini telah menjadi sarana pembentukan karakter jiwa seorang ksatria melalui kedisiplinan berolah fisik dan berolah batin dari para prajurit.[2]
Tarian ini menjadi salah satu dari tiga rangkaian tari, yakni Lawung Ageng, Lawung Alit, dan Sekar Medura. Pada masa lalu, ketiga tari tersebut dibawakan oleh Abdi Dalem Prajurit dari regu Trunajaya, salah satu kesatuan dari Bregada Prajurit Nyutra. Karena itulah tari tersebut juga dikenal sebagai Beksan Trunajaya.
Referensi
- ^ crew, kraton. "Beksan Lawung Ageng". kratonjogja.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-18.
- ^ "Perkembangan Beksan Lawung Ageng – UKM Swagayugama" (dalam bahasa Inggris). 2020-12-24. Diakses tanggal 2024-05-18.