Museum Bentoel
Museum Bentoel adalah sebuah museum sejarah yang terletak di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Berbagai koleksi di dalam Museum Bentoel menampilkan tentang sejarah Bentoel Group yang didirikan oleh Ong Hok Liong, merek rokok buatan Bentoel Group, dan proses pembuatan rokok dalam industri tembakau. Bangunan Museum Bentoel merupakan bekas kediaman Ong Hok Liong yang dibangun kembali oleh Bentoel Group pada akhir 1970-an. Museum Bentoel memiliki gerbang masuk, teras dan dua ruangan galeri.
Bentoel Group menjadi pemilik sekaligus pengelola Museum Bentoel. Kunjungan ke Museum Bentoel dibuka untuk umum setelah diadakan renovasi dan kurasi atas bangunan dan koleksinya pada tahun 2013. Pengunjung dapat memasuki Museum Bentoel secara gratis dengan melapor dan mengisi buku tamu ke kantor petugas keamanan.
Sejarah pendirian
Bangunan Museum Bentoel merupakan bekas rumah kediaman Ong Hok Liong yang merupakan pendiri dari Bentoel Group.[1] Sebelum dimanfaatkan sebagai museum, bangunan ini dimanfaatkan untuk keperluan bisnis dan industri tembakau oleh Bentoel Group.[2] Pada akhir tahun 1970, bangunan ini sempat dibongkar, tetapi dibatalkan dan dibangun kembali seperti semula oleh Bentoel Group.[3] Pada tahun 2013, kediaman pribadi ini dikurasi menjadi museum dengan cara renovasi secara menyeluruh. Proses renovasi berlangsung selama 9 bulan. Setelah direnovasi, Museum Bentoel dibuka untuk umum.[4]
Lokasi
Bangunan Museum Bentoel terletak di Pasar Besar Malang, Kota Malang.[2] Lokasinya berada di Jalan Wiromargo Nomor 32, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Titik koordinat Museum Bentoel ialah 7°59’12.4” Lintang Selatan dan 112°37’55.4” Bujur Timur. Lokasi Museum Bentoel dapat dicapai melalui Stasiun Malang dengan jarak tempuh sejauh 2 km. Museum Bentoel juga dapat dicapai dari Terminal Gadang dengan jarak tempuh sejauh 5,4 km atau dari Alun-Alun Merdeka Malang dengan jarak tempuh sejauh 700 meter.[3]
Koleksi
Pada sudut ruangan di bagian teras depan Museum Bentoel terdapat patung berbahan perunggu yang menampilkan sosok Ong Hok Liong. DI ruangan bagian depan pada bagian dalam Museum Bentoel terdapat koleksi foto, silsilah keluarga, filosofi dan kisah mengenai pemilihan nama 'Bentoel' oleh Ong Hok Liong. Setelah itu, di sisi kiri terdapat koleksi yang menampilkan kisah racikan rokok Bentoel buatan Ong Hok Liong yang menjadikan cita rasanya khas yang membedakannya dengan rokok lainnya. Kedua ruangan ini juga menampilkan jenis dan proses produksi tembakau.[2] Museum Bentoel memamerkan foto-foto lama yang menampilkan cara pekerja pabrik rokok zaman dulu dalam memetik dan menjemur cengkih.[3] Pada ruang belakang terdapat pajangan dari berbagai koleksi rokok buatan Ong Hok Liong.[2]
Galeri
Museum Bentoel terbagi menjadi dua galeri yaitu galeri yaitu galeri foto dan galeri cengkih. Galeri-galeri ini memberikan informasi tentang berbagai merek rokok, sejarah dan perkembangan Bentoel Group.[3]
Kepemilikan dan layanan pengunjung
Kepemilikan dan pengelolaan Museum Bentoel sepenuhnya menjadi hak Bentoel Group.[3] Museum Bentoel dibangun sebagai media pembelajaran sejarah dan budaya.[3] Museum Bentoel dibuka tiap hari Selasa hingga Minggu. Jam buka mulai pukul 08.00–15.00 WIB. Pengunjung dapat memasuki Museum Bentoel secara gratis.[2] Sebelum memasuki Museum Bentoel, pengunjung diminta untuk melapor ke kantor petugas keamanan yang terletak di pintu gerbang masuk dan mengisi buku tamu.[5]
Referensi
Catatan kaki
- ^ Prawita dan Hakim 2017, hlm. 49.
- ^ a b c d e Prawita, Desi (Juli 2015). "Bentoel, Pasang Surut Industri Tembakau Nasional" (PDF). Warta Bea dan Cukai. 47 (7): 62.
- ^ a b c d e f Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 90. ISBN 978-979-8250-67-5.
- ^ Rintis, Eddy (27 Maret 2014). Semangat Mewujudkan Pertumbuhan: Laporan Tahunan 2013 (PDF). Jakarta: Bentoel Group. hlm. 18.
- ^ Prawita dan Hakim 2017, hlm. 51.
Daftar pustaka
- Prawita, D., dan Hakim, A. R. (Oktober 2017). "Bentoel, Pasang Surut Industri Tembakau Nasional" (PDF). Warta Bea dan Cukai. 49 (10): 48–51.