Museum Jamu Jago
Museum Jamu Jago adalah sebuah museum khusus yang terletak di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Tujuan pendirian Museum Jamu Jago adalah sebagai pusat informasi tentang perusahaan Jamu Jago dan produk jamunya. Koleksi Museum Jamu Jago meliputi foto dan alat pembuatan jamu tradisional serta salindia pembuatan jamu. Museum Jamu Jago dapat dikunjungi secara gratis setiap hari Senin hingga Jumat. Pengunjung Museum Jamu Jago diber layanan musik karawitan dan diberi minum jamu secara gratis.
Pendirian
Museum Jamu Jago didirikan oleh Jaya Suprana.[1] Ia adalah pemilik perusahaan Jamu Jago dan pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia.[2] Lokasi Museum Jamu Jago di Jalan Dr. Setiabudi Nomor 179, Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Titik koordinat Museum Jamu Jago pada 7°04’07.4” Lintang Selatan dan 110°24’37.0” Bujur Timur. Lokasi Museum Jamu Jago dapat dicapai dari Bandar Udara Ahmad Yani dengan jarak tempuh sejauh 28,4 kilometer.[3] Museum Jamu Jago berdekatan dengan Museum Rekor Dunia Indonesia.[4]
Fungsi
Museum Jamu Jago telah menjadi salah satu tempat wisata pendidikan yang termasuk dalam Program Ayo Wisata Ke Semarang.[5] Selain itu, Museum Jamu Jago dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata budaya di Kawasan Pengembangan Pariwisata Kota Semarang.[6]
Di dalam Museum Jamu Jago dijelaskan tentang obat herbal.[7] Museum Jamu Jago secara khusus didirikan sebagai pusat informasi dan promosi tentang Perusahaan Jamu Jago sebagai perusahaan jamu pertama dan tertua di Indonesia dengan produk jamu yang dinamakan Jamu Jago.[3]
Koleksi
Museum Jamu Jago mengoleksi foto dan alat pembuatan jamu tradisional.[8] Selain kedua jenis koleksi tersebut, Museum Jamu Jago juga menampilkan salindia mengenai pembuatan jamu tradisional.[9] Museum Jamu Jago juga mengoleksi simplisia bahan jamu dan peralatan promosi. Museum Jamu Jago juga memberikan penjelasan mengenai administrasi di masa lalu, sampel produk dan kedai jamu.[3]
Kunjungan
Kunjungan masuk ke Museum Jamu Jago dilakukan secara gratis setiap hari Senin hingga Jumat. Jam buka Museum Jamu Jago mulai pukul 08.00 hingga 16.00. Museum Jamu Jago memberikan layanan berupa musik karawitan kepada pengunjung. Selain itu, pengunjung juga diberi minum jamu secara gratis.[3]
Lihat pula
Referensi
- ^ Setyautama, Sam (Agustus 2008). Mihardja, Suma, ed. Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 308–309. ISBN 978-979-91-0125-9.
- ^ "Museum Jamu Jago". asosiasimuseumindonesia.org. Diakses tanggal 11 Juli 2021.
- ^ a b c d Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid I (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 418. ISBN 978-979-8250-66-8.
- ^ Santosa, Ippho (April 2008). Begini Harusnya Bisnis!: 5 Kunci Emas Pengusaha Spektakuler Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. hlm. 95.
- ^ Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 kepada Dewan Perwakilan Daerah Kota Semarang (PDF). Pemerintah Kota Semarang. 2017. hlm. 381. Ringkasan (PDF).
- ^ Wali Kota Semarang (26 November 2015). "Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota Semarang Tahun 2015-2025" (PDF). Database Peraturan BPK. hlm. 34. Diakses tanggal 23 Mei 2024.
- ^ Dahles, Heidi (2001). Tourism, Heritage and National Culture in Java: Dilemmas of a Local Community (dalam bahasa Inggris). Surrey: Curzon Press. hlm. 83. ISBN 0-7007-1520-7.
- ^ Kaunang, C., dkk. (2017). 101 Travel Tips & Stories Indonesia 1: Panduan dan Cerita Perjalanan Seru di 13 Daerah di Nusantara. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 123. ISBN 978-602-03-3165-2.
- ^ "Kota Semarang" (PDF). UPT Perpustakaan Universitas PGRI Semarang. hlm. 14.