Museum Ranggawarsita

museum di Indonesia
Revisi sejak 25 Mei 2024 04.14 oleh Devi 4340 (bicara | kontrib) (→‎Sejarah: menambah konten.)

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita atau dikenal sebagai Museum Ranggawarsita adalah museum provinsi yang terletak di Kota Semarang, Jawa Tengah. Museum ini dirintis pada 1975, tetapi pembangunannya baru terlaksana mulai tahun 1977. Biaya pembangunan museum ini menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Peta
Didirikan5 Juli 1989
LokasiJl. Abdul Rahman Saleh No. 1 Kalibanteng Kulon Semarang, Jawa Tengah
JenisMuseum
Situs webhttps://ranggawarsitamuseum.id/

Pada 1983, salah satu gedung pameran telah selesai. Hal tersebut diikuti dengan peresmian museum oleh Soepardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah kala itu. Pada 1989, dua gedung lainnya telah selesai. Peresmian dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hassan pada tanggal 5 Juli 1989.

Sejarah

Museum Ranggawarsita terletak di Kota Semarang, tepatnya di Jalan Abdul Rahman Saleh No. 1 Kalibanteng Kulon, Semarang.[1] Pembangunan museum ini mulai dirintis pada 1975 melalui projek rehabilitasi dan perluasan museum Jawa Tengah.[2][3][4] Namun, baru pada tahun 1977 pembangunannya mulai dilaksanakan secara bertahap.[2] Biaya pembangunan museum ini menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).[3] Pada 1983, salah satu ruang pameran tetap, yaitu gedung C telah selesai.[4] Atas perintah Gubernur Jawa Tengah saat itu, Soepardjo Rustam, museum ini dibuka untuk umum dan diresmikan olehnya pada tanggal 2 April 1983.[2]

Pada 5 Juli 1989, Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah diresmikan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi JawaTengah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hassan, dengan Surat Keputusan tanggal 2 Desember 1987 Nomor: 0754/0/1987.[2] Pada saat itu pembangunan gedung A dan B sudah selesai.[4] Kemudian, tanggal 4 April 1990, terbit Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0223/0/1990 tentang Penamaan Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah “Ranggawarsita”.[2] Pembangunan gedung D selesai pada tahun 1991.[4] Pada 2002, museum ini mengalami perubahan nama dari Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah Ranggawarsita menjadi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Perubahan nama tersebut dilakukan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor: 01/2002 yang disertai tujuan baru yaitu membantu menyerap kegiatan budaya masyarakat Semarang dan sekitarnya.[3] Nama “Ranggawarsita” diambil dari nama seorang pujangga terakhir Keraton Surakarta Hadiningrat yaitu Raden Ngabehi Ranggawarsita.[5] Menurut buku Direktori Museum-Museum di Indonesia yang terbit pada 1994, Museum Ranggawarsita menempati lahan seluas kurang lebih 20.580 m², sedangkan luas bangunan 14.152 m².[2]

Bangunan

Bangunan musium terdiri dari 4 gedung yang masing masing menceritakan sejarah yang berbeda.

  • Gedung A
Lantai satu gedung A menyimpan wahana Geologi dan Geografi. Diwahana ini menampilkan beberapa jenis bebatuan yang terdapat dibumi, juga batu meteorit yang ditemukan di daerah Mojogedang, Karangayar pada tahun 1984. Zaman dulu, meteorit dipakai untuk campuran pamor keris. Selain bebatuan, juga menulis tentang pembagian zaman yang pernah ada dibumi, beberapa koleksi mineral dan batu alam yang menarik, berbagai batu mulia hingga stalagtit dan stalagmit.[6]
Lantai dua gedung A, menyajikan wahana tentang Paleontologi (tentang zaman purba), beberapa koleksi yang ada seperti fosil kayu kuno, bebatuan dan masyarakat kuno juga tulang dan bagian-bagian hewan masa silam. Ada juga binatang langka yang diawetkan seperti bajing peluncur, babi hutan, kancil dan burung rajawali.[7]
  • Gedung B
Lantai satu berisikan peninggalan budaya dan kerajinan dari peradaban Hindu Budha, beberapa yang dipamerkan seperti Lingga dan Yoni, arca-arca, Ketongan, kendhi, cermin perunggu, patung dewa, candi-candi yang ada di Jawa Tengah. Juga menampilkan kebudayaan yang bercorak islam dari miniatur masjid Agung Demak dan Menara Masjid Kudus, fragmen seni hias, bahan terakota, replika kaligrafi, ornamen masjid Mantingan Jepara, Mustaka masjid Mayong Jepara, salinan Alquran yang ditulis dengan tangan serta cerobong sumur dari Caruban Lasem yang sangat menarik.[8]
Lantai dua menyajikan wahana keramik dan batik. Dipamerkan berbagai jenis dan model keramik baik lokal maupun yang berasal dari cina dan Eropa. Tak lupa, macam-macam kerajinan gerabah dan cara pembuatannya diperlihatkan dengan model diorama atau patung. Dibagian batik, dipajang berbagai motif batik yang ada di Jawa Tengah seperti Surakarta, Pekalongan, Lasem dan Banyumasan.
  • Gedung C
Lantai satu terbagi atas ruang bersejarah perjuangan bersenjata yang terbagi lagi atas koleksi benda-benda yang dipakai ketika zaman pertempuran dan Diorama pernjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan. Selain itu, ditampilkan pula diorama pertempuran-pertempuran yang pernah terjadi di Jawa Tengah dan Jogjakarta seperti Pertempuran Lima Hari Semarang, Peristiwa Palagan Ambarawa, Pemberontakan PKI di Cepu, Serangan Umum 1 maret dan Gerakan Tritura.[9]
Lantai dua terdapat ruang koleksi teknologi dan kerajinan tradisional, teknologi industri dan transportasi, dan beragam model kerajian rumahan.
  • Gedung D
Lantai satu memamerkan tentang pembangunan, numismatik, heraldik, tradisi nusantara, ruang intisari dan hibah.
Lantai dua terbagi atas ruang kesenian yang menampilkan koleksi benda dan peralatan kesenian yang dipisahkan menjadi seni pergelaran (berbagai pengetahuan yang menarik tentang wayang), seni pertunjukan (berbagai kesenian khas Jawa kuda lumping, barongan), dan seni musik .

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ "Museum Jawa Tengah Ranggawarsita". Diakses tanggal 25 Mei 2024. 
  2. ^ a b c d e f Husni, dkk. 1994, hlm. 38.
  3. ^ a b c Rakhim & Witasari 2021, hlm. 192–193.
  4. ^ a b c d Griffiths 2012, hlm. 472.
  5. ^ "Museum Jawa Tengah Ranggawarsita". Diakses tanggal 25 Mei 2024. 
  6. ^ Seputar Semarang, diakses 7 Feb 2015
  7. ^ Museum Indonesia, diakses 7 Feb 2015
  8. ^ "Arkheologi, diakses 7 Feb 2015". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-28. Diakses tanggal 2015-02-07. 
  9. ^ Indonesia Travel, diakses 7 Feb 2015

Daftar pustaka