Bahasa Ahom
Bahasa Ahom, juga disebut sebagai bahasa Tai-Ahom, adalah suatu bahasa Tai-Kadai telah mati,[n 1] yang dulunya dituturkan oleh suku Ahom. Bahasa ini sangat penting dalam merekonstruksi bahasa Proto-Tai, karena hampir bebas dari pengaruh rumpun bahasa Austroasia dan Indo-Arya, serta memiliki bukti tertulis sejak abad ke-13 Masehi.
Suku Ahom mendirikan Kerajaan Ahom dan pernah menguasai lembah Sungai Brahmaputra pada abad ke-13 hingga ke-18, di tempat yang sekarang bagian dari Assam, India. Penutur bahasa ini kemudian beralih menuturkan bahasa Assam sejak abad ke-17. Sistem nada dalam bahasa Ahom juga telah hilang. Bahasa tersebut hanya diketahui sebagian oleh sekelompok kecil pendeta tradisional agama Ahom, dan hanya digunakan untuk tujuan keagamaan.
Penggolongan
suntingBahasa Ahom digolongkan sebagai bagian dari cabang Tai Barat Daya karena kedekatan hubungan dengan Aiton, Shan, Khamti, dan lebih jauh lagi, bahasa Thai. Bahasa induk langsung dari Ahom telah direkonstruksi sebagai bahasa Proto-Tai, yang dituturkan 2000 tahun lalu,[7][8] dalam rumpun bahasa Tai–Kadai,[9][8][7] Ahom paling mirip ke bahasa Aiton,[10] yang masih dituturkan di Assam.
Karakteristik
suntingAhom memiliki ciri khas yang umum dijumpai dalam bahasa-bahasa Tai lainnya, seperti:
- Urutan subjek–predikat–objek (SPO)[11][9][12]
- Bahasa nada (bentuk kuno dari bahasa Ahom)[13][9][7][12]
- Akar bersuku kata satu [13][9][7][8]
- Setiap suku kata bernada, dan dimulai dengan gugus konsonan atau konsonan. Sebuah vokal atau diftong mengikuti. Sebuah konsonan akhir dapat ditambahkan, tetapi tidak perlu.[8]
- Kurangnya infleksi[13][7]
- Sintaksis yang analitik[9]
Ketika menuturkan dan menulis Ahom, banyak tergantung pada konteks dan penafsiran dari penutur. Beberapa bagian kalimat dapat ditinggalkan; kata kerja, dan kata sifat akan tetap ada, tetapi bagian lain dari pengucapan, terutama kata ganti, dapat dihilangkan. Kata kerja tidak memiliki bentuk kala, dan kata benda tidak memiliki bentuk jamak. Periode waktu dapat dikenal dengan kata keterangan, rangkaian kata kerja, atau kata bantu yang ditempatkan sebelum kata kerja.[8] Ahom, seperti bahasa Tai lainnya, menggunakan penggolong untuk mengidentifikasi kategori, dan pengulangan kata untuk mengekspresikan ekspresi ungkapan. Namun, ekspresi, penggolong, kata ganti, dan partikel kalimat lainnya beragam antara bahasa-bahasa Tai yang diturunkan dari bahasa Proto-Tai, membuat bahasa-bahasa Tai saling tidak dapat dipahami.[8]
Bahasa ini memiliki aksara tersendiri, yaitu aksara Ahom.
Catatan
suntingReferensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Ahom di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Ahom". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ "Bahasa Ahom". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ Terwiel 1996, hlm. 283.
- ^ a b c d e French, M. A. (1994). Tai Languages. In The Encyclopedia of Language and Linguistics (Vol. 4, pp. 4520-4521). New York, NY: Pergamon Press Press.
- ^ a b c d e f Hongladarom, K. (2005). Thai and Tai Languages. In Encyclopedia of linguistics (Vol. 2, pp. 1098-1101). New York, NY: Fitzroy Dearborn.
- ^ a b c d e Blake, B. J. (1994). Language Classification. In The Encyclopedia of Language and Linguistics (Vol. 4, pp. 1952-1957). New York, NY: Pergamon Press Press.
- ^ Gogoi, Morey & Pittayaporn 2020, hlm. 14–42.
- ^ Diller, Anthony (1992). "Tai languages in Assam: Daughters or Ghosts". Dalam Compton, Carol J.; Hartmann, John F. Papers on Tai Languages, Linguistics and Literatures. DeKalb, IL: Center for Southeast Asian Studies, Northern Illinois University. hlm. 22.
- ^ a b Buragohain, Dipima (2011). "Issues of Language Contact and Shift in Tai Ahom". International Conference of South East Asian Linguistics Society (SEALS 21).
- ^ a b c Diller, Anthony (1992). "Tai languages in Assam: Daughters or Ghosts". Dalam Compton, Carol J.; Hartmann, John F. Papers on Tai Languages, Linguistics and Literatures. DeKalb, IL: Center for Southeast Asian Studies, Northern Illinois University. hlm. 22.
Daftar pustaka
sunting- Morey, Stephen (2010). Das, Biswajit; Basumatary, Phukan Chandra, ed. Asamīẏā āru Asamara bhāshā [Assamese and the languages of Assam]. Guwāhāṭī: AANK-Bank. ISBN 978-93-80454-30-6. OCLC 757135305.
A sketch of Tai Ahom, as recorded in original manuscripts to appear in Das, Biswajit and Phukan Basumatary (eds).
- Morey, Stephen (2014), "Ahom and Tangsa: Case studies of language maintenance and loss in North East India", dalam Cardoso, Hugo C., Language Endangerment and Preservation in South Asia, Honolulu: University of Hawai'i Press, hlm. 46–77
- Gogoi, Poppy; Morey, Stephen; Pittayaporn, Pittayawat (2020-09-08). "The Tai Ahom Sound System as Reflected by the Texts Recorded in the Bark Manuscripts". Journal of the Southeast Asian Linguistics Society. 13 (2). ISSN 1836-6821.
- Terwiel, B.J. (1996). "Recreating the Past: Revivalism in Northeastern India". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. 152 (2): 275–92. doi:10.1163/22134379-90003014 . JSTOR 27864746.
- Terwiel, B. J. (1992). Tai Ahoms and the Stars: Three Ritual Texts to Ward off Danger.
Pranala luar
sunting- tadcassam.org situs web resmi Dewan Pengembangan bahasa Tai Ahom (TADC).
- PARADISEC akses terbuka SDM04[pranala nonaktif permanen] bahasa Ahom.
- Kamus Daring Bahasa Tai Ahom