Johannes (Jan) van Swieten (28 Mei 1807 – 9 September 1888) adalah seorang Jenderal dan politikus Belanda.

Jan van Swieten
Letnan Jenderal Jan van Swieten pada tahun 1874
LahirMainz
MeninggalDen Haag
PengabdianBelanda
Dinas/cabangKoninklijk Nederlandsch-Indische Leger
Lama dinas1822-1874
PangkatLetnan Jenderal
KomandanKepala Staf Tentara Kerajaan Hindia Belanda
Perang/pertempuran
Penghargaan
  • Militaire Willems-Orde (Knight Grand Cross)
  • Commander of the Order of Orange-Nassau
  • Knight of the Order of the Dutch Lion
  • Officer's Cross

Sejarah

Van Swieten memulai karirnya pada tahun 1821 sebagai sukarelawan dan mulai menjadi taruna pada tahun 1822, pada tahun 1824 menjadi Letnan Dua. Jan van Swieten berperan penting sebagai perwira di Hindia Belanda dan memimpin ekspedisi di Jawa. Kembali ke Belanda pada tahun 1862, dan aktif secara politik selama beberapa waktu. Pada tahun 1873 ia diangkat menjadi komandan ekspedisi ke Jawa dan Sumatera setelah invasi lokal yang gagal ke Aceh pada bulan Maret.[1] Dia merebut kembali Kraton. Pada tahun 1874 ia menerima Salib Agung Ordo Militer William.

Ia menjabat sebagai komandan Tentara Kerajaan Hindia Belanda dari tahun 1858-1862.

Karier

  • Letnan Dua Angkatan Darat Hindia Belanda, tahun 1827 hingga 1830 (ikut Perang Jawa)
  • Letnan Satu di bawah Pangeran Frederik, Adipati Saxe-Weimar, 1830
  • Letnan Satu di lapangan, dari tahun 1830 hingga 1834 di Angkatan Darat
  • Kapten Tentara Hindia Belanda, batalion Pengawal Senapan “Van Cleerens” (di Jawa), dari tahun 1835 hingga 1842
  • Kapten Tentara Hindia Belanda (Sumatera), tahun 1842 sampai 1845
  • Komandan konvoi selatan Dataran Tinggi Padang Tentara Belanda, Hindia Timur, dari tahun 1845 hingga 1846
  • Perwira Tentara Hindia Belanda di Jawa, tahun 1846 sampai 1848
  • Kepala Staf Ekspedisi Bali yang kedua, tahun 1848 sampai 1849
  • Komandan Batalyon Ekspedisi Ketiga Bali, 1849
  • Gubernur sipil dan militer pantai barat Sumatra, dari tahun 1849 hingga 1858
  • Panglima Tentara Kerajaan Hindia Belanda, dari tahun 1858 hingga 1862
  • Pensiun, dari tahun 1862 hingga 1873
  • Anggota Dewan Negara dalam pelayanan luar biasa, dari 16 Februari 1864 hingga 9 September 1888
  • Anggota DPR periode 19 September 1864 s/d 1 Oktober 1866 (untuk daerah pemilihan Amsterdam)
  • Komisaris dan komandan pemerintahan di Hindia Belanda, tahun 1873 hingga 1874 (Ekspedisi Aceh Kedua)
  • Pensiun sebagai tentara, 1874

Kembali ke Belanda

Ia kembali ke Belanda pada tanggal 16 Februari 1864 ia menjadi anggota kehormatan Dewan Negeri (hingga kematiannya), dan pada tanggal 19 September pada tahun itu juga hingga tanggal 1 Oktober 1866 ia menjadi anggota Tweede Kamer beraliran liberal untuk konstituante Amsterdam.

Ekspedisi Aceh Kedua

Pada tahun 1873, Van Swieten kembali aktif di ketentaraan. Ia berusia 66 tahun ketika Gubernur Jenderal James Loudon mengangkatnya sebagai panglima militer tertinggi yang memimpin Ekspedisi Aceh II.

Kemudian Van Swieten menganeksasi Aceh dengan pasukannya yang berjumlah besar setelah penaklukan istana dan menyatakan perang telah 'berakhir'. Artinya, ia tak lagi memberikan celah kepada pasukannya memburu kepala mukim. Dalam keadaan itu di karena tidak ada lagi perlawanan dan Sultan Mahmud telah mangkat akibat kolera, akhirnya kembalilah Van Swieten ke Batavia bersama pasukan intinya pada tanggal 26 April 1874, dan meninggalkan sebagian besar pasukannya di Aceh.

Pada tahun 1874 Van Swieten kembali lagi ke Belanda dan pensiun secara terhormat. Ia dianugerahi Militaire Willems-Orde Kelas I.[2]

 
Van Swieten sekitar tahun 1880

Perang Kertas

Pada tahun terakhir, tindakan Van Swieten menuai kritik dari sejumlah pihak, antara lain dari Kapten George Frederik Willem Borel. Menanggapi provokasi lewat buku Onze vestiging in Atjeh (Pemancangan Kami di Aceh) karya Borel, tudingan terhadap kepemimpinan Van Swieten semasa Perang Aceh II, Van Swieten menulis De waarheid (Kebenaran), sebuah tulisan pembelaan, tetapi buku itu mengandung serangan pribadi terhadap LetJen Gustave Verspijck dan komisaris gubernemen Frederik Nicolaas Nieuwenhuijzen.

Di samping itu, dalam buku itu ia meragukan secara terbuka profesionalisme Borel (kapten artileri semasa Perang Aceh Kedua) dan Christiaan Antoon Jeekel (perwira marinir sepuh yang ikut campur dalam pertikaian itu). Terhadap sikap dakwaan Van Swieten (ia tidak terkejut dengan istilah "tak pandai memperkirakan" dan Borel mengetahui nama Verspijck ditulis (yang diingkari Borel dan Verspijck)), Nieuwenhuijzen, Borel, Jeekel, dan Verspijck merasa perlu menulis pembelaan diri. Malahan Van Swieten meneruskan menulis setelah Jenderal Gerardus Petrus Booms menyebutnya "gila" ketika jenderal yang sudah pensiun itu Lihat ekspedisi kedua itu yang dianggap "gagal sebagian".[3]

Arus berbalasan dokumen terjadi dan peristiwa ini dikenal sebagai "Perang Kertas". Dokumen tersebut tak hanya untuk atau menentang penilaian Van Swieten namun juga terus pada peran GubJen Loudon, keputusannya atas menyatakan perang pada Aceh dan keputusannya pada seorang jenderal yang sudah pensiun yang sudah pensiun namun dipanggil lagi karena kedudukannya yang penting.

Van Swieten meninggal dunia pada usia 81 tahun.

Publikasi

  • 1849 Krijgsverrigtingen tegen het eiland Balie in 1848. J. van Swieten
  • 1863 Over het grondbezit ter Sumatra's Westkust. J. van Swieten
  • 1869 Java, hoe het te verdedigen tegen een Europeeschen vijand? J. van Swieten
  • 1878 De agressieve politiek in Atjeh. J. van Swieten
  • 1879. De waarheid over onze vestiging in Atjeh . J. van Swieten. Noman en Zoon.
  • 1879. Open Brief van Generaal J. van Swieten aan Generaal P.G. Booms. Nijgh en van Ditmar
  • 1880. De luitenant-generaal J. van Swieten contra den luitenant generaal G.M. Verspyck. J. van Swieten. Joh. Noman en Zoon.

Referensi

  1. ^ Kreike, Emmanuel (2012). "Genocide in the Kampongs? Dutch Nineteenth Century Colonial Warfare in Aceh, Sumatra". Journal of Genocide Research (dalam bahasa Inggris). 14 (3–4): 300. doi:10.1080/14623528.2012.719367. ISSN 1462-3528. 
  2. ^ Reid, Anthony (2005). Asal mula konflik Aceh: dari perebutan pantai Timur Sumatra hingga akhir kerajaan Aceh abad ke-19. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-534-8. 
  3. ^ "Aceh Hari Ini: Jenderal Van Sweiten Menghapus Nama Banda Aceh - PORTALSATU.com". portalsatu.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-17. Diakses tanggal 2020-06-17. 

Lihat pula

Rujukan

  • Kepper, G., 1874. De Oorlog tusschen Nederland en Achin. Nijh en van Ditmar.

Pranala luar

Jabatan militer
Didahului oleh:
F.V.H.A. de Stuers
Komandan KNIL
1858-1862
Diteruskan oleh:
C.P. Schimpf