Lapik (heraldik)
Bagian dari seri mengenai |
Kelengkapan Heraldik |
---|
Unsur-Unsur Lambang Kebesaran |
Lapik dalam heraldik adalah benda atau gambar benda di bawah perisai, biasanya cadas, bukit hijau, atau bentuk-bentuk lain yang menjadi landasan tempat penopang berdiri.[1] Lapik harus dibedakan dari benda-benda yang hanya dijadikan tumpuan satu maupun beberapa kaki penopang, atau lencana-lencana heraldik maupun gambar-gambar yang murni bersifat hiasan belaka yang ditempatkan di bawah perisai. Lapik perlu diidentifikasi dengan cermat dalam sebuah lambang kebesaran agar tidak keliru disangka sebagai kelengkapan lain. Sebagai contoh, pohon mahoni berdaun rimbun di atas gambar perisai pada lambang Lambang Negara Belize dapat saja keliru disangka sebagai jambul, padahal sebenarnya adalah bagian dari lapik. Lapik pada lambang kebesaran adakalanya dianggap sebagai lambang dari bumi lungguh yang dikuasai bangsawan penyandang lambang kebesaran tersebut. Dalam jabaran lambang kebesaran, lapik tergolong objek baru, sering kali muncul dari keperluan menghadirkan penopang yang berbeda untuk keluarga atau entitas yang berbeda, kendati uraian lapik dalam jabaran heraldik adakalanya dipisahkan dari uraian penopang.
Latar belakang
suntingJika diuraikan dalam jabaran heraldik, maka lapik termasuk unsur lambang yang diatur oleh pemerintah, dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari lambang kebesaran. Sebagai contoh, gambar Lambang Kebesaran Kerajaan Inggris Raya wajib menampilkan lapik bersama tumbuh-tumbuhan lencana negara (Bunga Mawar Persatuan, Daun Semanggi, dan Kembang Waga-waga).[2] Jika lapik tidak diuraikan dalam jabaran suatu lambang kebesaran, maka ditampilkan atau tidaknya lapik pada lambang kebesaran itu terpulang pada pertimbangan seniman.[3] Lambang Negara Persemakmuran Australia sekarang ini biasanya menampilkan gambar rangkaian bunga akasia, bunga nasional Australia, sebagai lapik. Peniadaan atau penggantian gambar lapik bunga akasia ini diperbolehkan karena lapik tidak tergolong unsur lambang yang diatur oleh pemerintah.
Hiasan berjela-jela yang kerap ditampilkan oleh para seniman heraldik di bawah kaki, tungkai, atau cakar penopang, terutama pada abad ke-19, oleh sebagian orang disepelekan dengan sebutan "sangkar lampu gas," kendati istilah ini tidak pernah digunakan secara resmi. Satu-satunya uraian tentang suatu unsur lambang kebesaran mirip lapik dalam jabaran heraldik adalah "arabes" hijau sebagai landasan tempat bertumpu sepasang paus penopang lambang daerah Zaanstad, Noord Holland, Belanda. Demikian pula halnya dengan lapik pada lambang negara bagian Michigan.[4]
Salah satu contoh lambang kebesaran yang unik adalah lambang negara bagian New Jersey yang menampilkan penopang yang tampak bertengger pada banderol semboyan.[5] Keunikan yang sama juga dijumpai pada lambang negara Republik Indonesia, dan lambang negara Belanda.
Bilamana lambang kebesaran dianugerahi penopang, biasanya lapik ikut pula ditambahkan. Jarang sekali lapik dijadikan tanda penghargaan. Lapik boleh saja ditampilkan tanpa penopang, tetapi tidak lazim, kecuali dalam lambang negara bagian Australia Selatan.
Lapik lazimnya berupa semacam bentang alam (dalam kasus lambang kebesaran para kepala klan di Skotlandia, pada umumnya berupa "mount vert" alias "bukit hijau" yang ditutupi bunga khas klan) atau hamparan laut, dan gambar-gambar lapik ini dapat saja dibuat cukup rumit. Lapik-lapik yang rumit terutama muncul dalam lambang-lambang kebesaran mutakhir di Kanada, semisal lambang kebesaran Universitas British Columbia Utara, yang menampilkan gambar seekor beruang Kermode betina dan seekor rusa kutub hutan utara jantan berlatar hutan, pegunungan, dan tangkai-tangkai gandum, yang semuanya tampak tegak di atas gambar yang umum digunakan dalam heraldik sebagai lambang air, yang juga ditambahi gambar seekor paus pembunuh.[6]
Lapik dapat pula berwujud struktur geografi tertentu. Lapik pada lambang negara Kenya adalah Gunung Kenya, dan lapik pada lambang kotapraja Arbeláez, Cundinamarca, Kolombia adalah gambar bola dunia.[7]
Ada sejumlah wujud lapik yang kurang lazim. Lapik pada lambang kebesaran Asosiasi Universitas dan Kolese di Kanada adalah lapangan segi empat,[8] lapik pada lambang kebesaran Dewan County Cumberland adalah tembok,[9] sementara lapik pada lambang kebesaran Akademi Teknik Kanada adalah jembatan di atas air.[10] Lapik pada lambang kebesaran kepala Klan Donnachaidh adalah manusia terbelenggu, sementara lapik pada lambang kebesaran kepala Klan Dundas adalah "salamander dalam nyala api".
Lapik-lapik mutakhir adakalanya menampilkan benda-benda yang tidak berciri khas Eropa. Sebagai contoh, lambang kota Gisborne, Selandia Baru, menampilkan sebuah waka, perahu tradisional suku Māori, sebagai lapik.[11]
Contoh
sunting-
Lapik hamparan laut pada Lambang Negara Malta yang lama.
-
Lapik bukit hijau pada lambang kebesaran Putri Anne, bangsawati Kerajaan Inggris Raya.
-
Lapik sulur-suluran pada Lambang Negara Austria dalam gambar buatan tahun 1915.
-
Lapik dipan pada lambang kebesaran Kaisar Jerman sampai tahun 1918.
-
Lapik awan pada lambang kebesaran Kerajaan Prancis.
-
Lapik basal pada Lambang Negara Islandia.
Rujukan
sunting- ^ Woodcock & Robinson 1990, hlm. 106.
- ^ Fox-Davies 1909, hlm. 444.
- ^ Fox-Davies 1909, hlm. 441.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 2019-03-27.
- ^ "U.S. Heraldic Registry » Registrations/New Jersey, The State of, United States of America". usheraldicregistry.com.
- ^ University Of Northern British Columbia. online Public Register of Arms, Flags and Badges. Jld. II, hlm. 321
- ^ "Fotw.net". www.fotw.net.
- ^ Association of Universities and Colleges of Canada. Public Register of Arms, Flags and Badges. Jld. IV, hlm. 376
- ^ Civil Heraldry - The arms of the Cumberland County Council
- ^ Archives of Canada - Academy of Engineering coat of arms
- ^ "Gisborne - Coat of arms (crest) of Gisborne". www.ngw.nl.
Kepustakaan
sunting- Fox-Davies, Arthur Charles (1909). A Complete Guide to Heraldry. London & Edinburgh: T.C. & E.C. Jack.
- Woodcock, Thomas; Robinson, John Martin (1990). The Oxford Guide to Heraldry. Oxford, Inggris: Oxford University Press.