Videoteks
Pengertian
Menurut Everett M. Rogers, videoteks merupakan pelayanan informasi interaktif dari komputer pusat (central computer) yang memungkinkan individu untuk meminta kerangka informasi dari komputer pusat melalui telepon atau kabel, untuk ditampilkan ada layar tampilan video (umumya televisi rumah).[1]
Mekanisme Kerja
Videoteks, atau yang juga disebut sebagai video-teks[1], dan teleteks merupakan pelayanan informasi dalam bentuk tulisan alphanumeric[2] dan grafis melalui layar televisi. Informasi yang dimuat biasanya berupa berita, informasi kejadian aktual, serta berbagai informasi mengenai kebutuhan sehari-hari seperti prakiraan cuaca, nilai tukar mata uang, jadwal pertunjukan layar lebar, jadwal keberangkatan kereta api, pesawat terbang, bus, serta ditambah iklan. Berbeda dengan teleteks, videoteks memiliki kemampuan lebih, yaitu memungkinkan penggunanya tidak hanya mengakses informasi satu arah, melainkan juga melakukan komunikasi dua arah. Misalnya, pengguna videoteks tidak hanya dapat mengetahui jadwal pertunjukan bioskop, melaikan juga dapat memesan kursi melalui layar televisinya. Sistem videoteks memungkinkan pengguna melakukan transaksi dengan komputer utama seperti berbelanja, melakukan transaksi perbankan, dan sebagainya dengan layar televisi yang dihubungkan dengan keyboard.
Jumlah informasi
Videoteks dapat menyajikan informasi dalam jumlah halaman yang terbatas, tergantung pada kapasitas memori komputer pusat. Jumlah informasi yang dapat dimuat dalam satu halaman tampilan juga sangat terbatas, yakni sekitar seratus kata atau setara dengan jumlah materi grafis. Jika dibandingkan dengan teleteks, videoteks memiliki kemampuan yang lebih baik termasuk dalam kecepatan menangkap informasi. Namun demikian, penggunaan videoteks menyedot biaya yang lebih mahal dari teleteks, termasuk biaya telepon dan terkadang biaya untuk setiap frame informasi yang diperoleh.
Sejarah Perkembangan
Perkembangan videoteks pada tahun 80-an dimulai dengan lahirnya empat sistem videoteks yang masing-masing saling tidak kompatibel. Tentunya, keempat videoteks yang dikembangkan di negara-negara yang berbeda ini masing-masing bertujuan memenangkan pasar dengan dukungan dana yang sangat besar dari pemerintah. Keempat videoteks tersebut adalah;
a.PRESTEL[3], diperkenalkan oleh kantor pos Inggris sebagai pelayanan videoteks komersial pertama di dunia pada tahun 1979. Hingga 1981, diperkirakan 10.000 terminal videoteks PRESTEL telah digunakan dengan lebih dari 500 provider informasi. Kemudian, di tahun 1982, PRESTEL meluncurkan layanan baru GATEWAY[4] yang memperluas layanan ke database yang telah ada. Data terakhir pada pertengahan 1980-an, PRESTEL telah memiliki 250.000 orang pengguna dengan 50.000 terminal.
b.ANTILOPE, diciptakan oleh badan penyiaran dan pos Perancis. Pada tahun 1986, lebih dari 2000 provider informasi dan jasa yang telah tergabung dalam terminal videoteks, meliputi 150 pelayanan media, 150 elayanan finansial dan bank, 150 pedagang retail, dan sisanya tersebar dalam bidang pariwisata, pendidikan, pelayanan pemerintah, pertanian, kesehatan, transportasi, asuransi, dan industri.
c.TELIDON[5], didanai oleh departemen komunikasi Kanada dan menghadirkan sistem yang berbeda secara radikal.
d.CAPTAIN, diluncurkan oleh Jepang pada tahun 1980.
Sistem Videoteks di Beberapa Negara
Sistem videoteks secara keseluruhan di beberapa negara tertuang dalam tabel di bawah ini;
Negara | Sistem | Artinya | Tipe | Sumber/operator |
---|---|---|---|---|
Amerika Serikat | Qube | videoteks | Warner Cable | |
Amerika Serikat | Closed Captioning | teleteks | PBS | |
Australia | Teleteks dengan kabel | videoteks | Telecom Australia | |
Australia | Teleteks siaran | teleteks | Australian Broadcasting Corporation (ABC) | |
Canada | Telidon | "Saya lihat" | videoteks | Departemen Komunikasi |
Kanada | Vista | videoteks | Bell Canada | |
Finlandia | Telset | videoteks | Kementrian pos dan telekomunikasi | |
Perancis | Titan | videoteks | Centre Commun d'Etudes de Telecommunications (CCETT) | |
Perancis | Didon | teleteks | CCETT | |
Perancis | Antilope | teleteks | CCETT | |
Inggris | Prestel | videoteks | Jawatan pos | |
Inggris | Ceefax | "See..facts" | teleteks | BBC |
Inggris | ORACLE | Optional Reception of Announcement by Coded-Line Electronics | telekteks | IBA |
Jepang | CAPTAIN | Character and Patern Telephone Access Information Network | videoteks | Minstry od Post and Telecommunications |
Malaysia | Beriteks | teleteks | The Strait Times Group | |
RFJ | Bildschrimtext | videoteks | Bundespost | |
RFJ | Videotext | Teleteks | ARD | |
Singapura | SBBCTEXT | teleteks | SBC | |
Swedia | Text-TV | videoteks | Sveriges Radio |
Sistem Videoteks di Beberapa Negara (Nasution, 1989)[2]
Aplikasi videoteks dalam kehidupan sehari-hari
Dalam format apapun sesuai yang dikembangan berbagai negara di atas, videoteks tetap merupakan teknologi unggul yang menggabungkan komunikasi massa dengan teknologi komputer. Aplikasi videoteks dalam kehidupan sehari-hari dapat diilustrasikan melalui skema di bawah ini;
Pemerintah di berbagai negara di atas, menyediakan dana untuk mengembangkan layanan videoteks, karena mereka juga mengendalikan layanan pos, telepon, dan telekomunikasi. Pemerintah berasumsi bahwa penyediaan layanan informasi video merupakan komponen logis dari pelayanan komunikasi publik (public communication utility) yang komprehensif. Kontras dengan hal tersebut, pemerintah di Amerika Serikat justru menyerahkan perkembangan videoteks pada pasar bebas yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar di bidang penyiaran, komunikasi, dan penerbitan. Pemerintah AS beranggapan bahwa sistem videoteks tidak termasuk pelayanan publik melainkan suatu basis teknik dari suatu usaha komersial yang disebut electronic publishing.[6]
Dilihat dari segi dampak, sesungguhnya penggunaan teknologi tidak dapat dibebankan pada teknologi itu sendiri, melainkan pada berbagai kepentingan yang ada di baliknya .[4] Arnold Pacey menyimpulkan bahwa power merupakan inti dari budaya teknologi. Teknologi sendiri, secara budaya, moral, dan politik, adalah netral. Teknologi hanya bersifat sebagai instrumen yang disesuaikan oleh sistem nilai lokal dan bagi beberapa daerah dapat mendukung gaya hidupnya.[5]
Catatan kaki
- ^ Rogers, Everett M. (1986). Communication Technology: The New Media Society. The Free Press a division of Macmillan, Inc.
- ^ Nasution, Zulkarimen. (1989). Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang & Perkembangannya. Lembaga Penerbit FE UI.
- ^ Ibid
- ^ Chasanah, Arina. (2009). Membuka Cakrawala Pemikiran dengan Memahami Filosofi Dasar Teknologi. http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=2235&Itemid=50
- ^ Pacey, Arnold. (2000). The Culture of Technology. The MIT Press.
Pranala luar
- Videotext/Online Services[7]