Tan Ling Djie

Revisi sejak 15 Juli 2024 00.22 oleh PeragaSetia (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Tan Ling Djie (5 Agustus 1904 – 1970) merupakan mantan Sekretaris Jenderal Partai Sosialis (PS) dan anggota Politbiro Partai Komunis Indonesia (PKI). Tan menjadi salah satu pimpinan PKI pasca penumpasan Peristiwa Madiun dan menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PKI.

Tan Ling Djie
Sekretaris Jenderal Partai Sosialis
Informasi pribadi
Lahir(1904-08-05)5 Agustus 1904
Surabaya, Hindia Belanda
Meninggal1970
Surabaya, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politik Partai Komunis Indonesia
Afiliasi politik
lainnya
Partai Tionghoa Indonesia
Partai Sosialis
AlmamaterRHS
Universitas Leiden
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Tan akhirnya disingkirkan dari kepemimpinan PKI oleh D.N. Aidit, sekalipun keanggotaanya tetap dipertahankan. Tan akhirnya ditangkap oleh TNI dan ditahan di Surabaya sebelum akhirnya meninggal karena menderita sakit.

Riwayat Hidup

sunting

Tan Ling Djie lahir di Surabaya pada tanggal 5 Agustus 1904. Tan memulai studinya di HBS Surabaya pada bulan Mei 1918.[1] Kemudian, ia sempat mengikuti ujian persiapan akuntansi pada bulan Oktober 1924 dan dinyatakan lulus.[2] Meski demikian, Tan justru menempuh studi hukum di Rechtshoogeschool (RHS) Batavia dan melanjutkan di Fakultas Hukum Universitas Leiden di mana dia menjalani ujian untuk studi doktoralnya pada bulan Januari 1927.[3][4]

Karier politik

sunting

Awal karir

sunting

Sejak masih muda, Tan telah dianggap sebagai seorang kiri. Ia adalah pendorong pendirian Serikat Peranakan Tionghoa Indonesia (SPTI), yang merupakan “sebuah organisasi politik kiri untuk etnis Tionghoa di Belanda yang didirikan pada tahun 1932.”[5] Tan Ling Djie juga merupakan jurnalis dan editor di Sin Tit Po, sebuah koran Tionghoa radikal di Surabaya yang dipimpin oleh Liem Koen Hian. Ia juga menjadi anggota dari Partai Tionghoa Indonesia yang didirikan oleh Liem.[6]

Saat di Belanda, selain mendirikan Serikat Peranakan Tionghoa Indonesia (SPTI), Tan juga menjadi anggota dari Partai Komunis Belanda yang dipengaruhi oleh Paul de Groot.[6] Sesuai dengan pernyataannya yang diberikan setelah terjadi fusi antara PKI, Partai Sosialis, dan PBI, Tan bergabung dengan kelompok PKI ilegal pada tahun 1935.[7] Selain itu, Tan juga terpilih sebagai kandidat untuk pemilihan anggota Dewan Provinsi (Provincialen Raad) Jawa Timur mewakili golongan Tionghoa pada tanggal 3 Oktober 1940 dan berhasil terpilih untuk duduk di dewan tersebut sebagai satu-satunya wakil golongan Tionghoa.[8][9]

Sebagai perwakilan dari Sin Tit Po, Tan menjadi anggota delegasi pers Hindia Belanda yang berangkat ke Australia pada tahun 1941. Delegasi tersebut berangkat pada tanggal 3 Oktober dari Batavia dan tiba di Darwin pada tanggal 4 Oktober. Selanjutnya, delegasi mengunjungi berbagai tempat di Australia, seperti Townsville[10], Brisbane[11], Sydney[12], dan Tasmania[13]. Tujuan kunjungan ini adalah untuk mengkaji industri persenjataan dan pertahanan Australia dalam rangka persiapan menghadapi Jepang.[14]

Karir di PKI

sunting

Saat Peristiwa Madiun pecah, Tan Ling Djie ditangkap saat sedang menghadiri konferensi Serikat Buruh Kereta Api (SBKA) di Yogyakarta. Ia lalu ditahan di penjara selama tiga bulan. Sementara rekannya seperti Amir Sjarifoeddin dan Musso ditembak mati oleh tentara. Agresi Militer II yang dilakukan oleh pasukan Belanda di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948 kemudian memungkinkan tahanan politik yang ditahan di Yogyakarta untuk kabur, termasuk Tan. Para tahanan yang kabur tidak diburu oleh pemerintah, karena pemerintah terlalu sibuk berurusan dengan Belanda.

Pasca Peristiwa Madiun, Tan Ling Djie disebut sebagai salah satu pimpinan PKI bersama Amir Sjarifoeddin, Maruto Darusman, Abdulmadjid, Setiadjit, dan Wikana. Mereka mengambil alih kepemimpinan PKI dari Alimin dan Sardjono. Ia juga menjadi sekretaris jenderal dari komite persiapan untuk peleburan tiga partai, yakni PKI, Partai Buruh Indonesia, dan Partai Sosialis.[15]

Sementara itu, D.N. Aidit dalam sebuah tulisan berjudul Tentang Tan Ling Djie-isme yang dipresentasikan di Kongres Nasional PKI Ke-V pada tahun 1954, yang kemudian diterbitkan di Bintang Merah, menyebut Tan, “sebagai Sekretaris Jenderal Partai Sosialis serta sebagai anggota Politbiro PKI, dan kemudian sejak bulan Agustus 1948, sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PKI.”[16]

Kepemimpinan Tan di PKI kemudian beralih ke D. N. Aidit dan dua sekutunya, Njoto dan Lukman. Ia malah dituduh mengecilkan peran PKI sebagai garda depan revolusi dan mengeliminasi independensi PKI di bidang organisasi. Tan diberhentikan dari jabatannya sebagai anggota CC PKI pada bulan Oktober 1953.[17] Ia lalu dipinggirkan selama beberapa tahun hingga terjadinya Gerakan 30 September yang menyebabkan PKI dibersihkan oleh TNI Angkatan Darat. Meski demikian, Tan sempat menjadi anggota Fraksi PKI dalam Dewan Konstituante.[18] Pada tahun 1965, Tan menjabat sebagai anggota Comite Central (CC) PKI Urusan Keuangan.[19]

Kematian

sunting

Seperti yang dialami oleh para anggota dan simpatisan PKI, Tan ditangkap oleh TNI Angkatan Darat. Ia lalu ditahan di Surabaya pada tahun 1966. Saat di penjara, Tan menderita defisiensi tiamin karena kekurangan makanan, sehingga akhirnya meninggal dunia pada tahun 1970.[7][20]

Referensi

sunting
  1. ^ "Admissie-examen H.B.S." Bataviaasch Nieuwsblad. 1918-05-02. Diakses tanggal 20 Februari 2024. 
  2. ^ "Uitslag examens handelsstudie". Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indië. 1925-01-17. Diakses tanggal 20 Februari 2024. 
  3. ^ Setiono, Benny (2008). Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Indonesia: TransMedia. ISBN 978-9797990527. 
  4. ^ "Examens". Haagsche Courant. 1927-01-13. Diakses tanggal 20 Februari 2024. 
  5. ^ Groeneboer, Kees (1993). Weg tot het westen : het Nederlands voor Indie 1600-1950 een taalpolitieke geschiedenis. Verhandelingen van het koninklijk Insituut Voor taal-,land-en volkenkunde. KITLV. ISBN 978-90-6718-063-4. 
  6. ^ a b Anderson, Ben (1988). Revoloesi pemoeda : pendudukan Jepang dan perlawanan di Jawa 1944-1946. Indonesia: Pustaka Sinar Harapan. 
  7. ^ a b Setiono, Benny G. (2008). Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta: Transmedia. ISBN 978-979-799-052-7. 
  8. ^ "Verkiezing Provincialen Raad". Soerabaijasch Handelsblad. 1940-10-05. Diakses tanggal 21 Februari 2024. 
  9. ^ Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indië. Batavia: Landsdrukkerij. 1942. 
  10. ^ "N.E.I. Press Delegation: To Study Australia's War Effort". Townsville Daily Bulletin. 1941-10-04. Diakses tanggal 21 Februari 2024. 
  11. ^ "Crowded Day Here for N.E.I. Visitors". The Courier-Mail. 1941-10-04. Diakses tanggal 21 Februari 2024. 
  12. ^ "N.E.I. Pressmen Visit Naval Workshops". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 21 Februari 2024. 
  13. ^ "Pressmen See Tasmania". The Mercury. 1941-10-17. Diakses tanggal 21 Februari 2024. 
  14. ^ "Indies Press to See War Industries". The Daily Telegraph. 1941-10-01. Diakses tanggal 21 Februari 2024. 
  15. ^ Suryadinata, Leo (2004). Ethnic Relations and Nation-Building in Southeast Asia: The Case of the Ethnic Chinese (dalam bahasa Inggris). Institute of Southeast Asian Studies. ISBN 978-981-230-182-6. 
  16. ^ "Tentang Tan Ling Djie-isme". www.marxists.org. Diakses tanggal 2021-09-24. 
  17. ^ "Pemberhentian Tan Ling Djie dari CC PKI". Sin Po. 1954-03-19. Diakses tanggal 30 Maret 2024. 
  18. ^ Hidayat, Syahrul; Fogg, Kevin W. (1 Januari 2018). "Profil Anggota: Tan Ling Djie". Konstituante.Net. Diakses tanggal 19 Februari 2024. 
  19. ^ Leclerc, Jacques. Mencari Kiri: Kaum Revolusioner Indonesia dan Revolusi Mereka. Tangerang: Marjin Kiri. ISBN 978-979-1260-12-1. 
  20. ^ Siauw Giok Tjhan: A History of One's Struggle Patriot Building Indonesian Nation and Bhinneka Tunggal Ika Society (1999)