Senayan Park (disingkat Spark, digayakan dengan huruf kapital semua (SPARK)) adalah sebuah pusat perbelanjaan dengan ruang rekreasi publik terbuka yang terletak di timur laut kawasan Gelanggang Olahraga Bung Karno, tepatnya di wilayah Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Dibuka pada tahun 2020, mal ini berdiri di atas lahan bekas taman hiburan pertama di Jakarta, yaitu Taman Ria Senayan, yang dibuka pada awal dasawarsa 1970-an; sebelum adanya Dunia Fantasi, Ancol.[2][3]

Senayan Park
Bagian belakang mal
Peta
LokasiDKI Jakarta, Indonesia
Koordinat6°12′45″S 106°48′13″E / 6.2125624°S 106.8036355°E / -6.2125624; 106.8036355
AlamatJalan Gerbang Pemuda No. 3, Gelora. Tanah Abang, Jakarta Pusat 10270
DibukaAgustus 2020
PengembangPT. Ariobimo Laguna Perkasa
ManajemenLippo Group
PemilikPT. Ariobimo Laguna Perkasa
ArsitekIndra Simarta
Budiman Hendropurnomo
Jumlah lantai3[1]
Transportasi umum

Sejarah

Taman Ria Remaja/Taman Ria Senayan

Pada awal 1970-an, terjadi peningkatan kasus kenakalan remaja di dalam masyarakat Indonesia. Kondisi itu membuat Ibu Siti HartinahIbu Negara RI dan istri Presiden Soeharto − dan pejabat negara lainnya merasa prihatin. Oleh karenanya, Ibu Tien Soeharto, bersama tim Rukun Ibu Ampera Pembangunan (RIA Pembangunan), berinisiasi untuk membangun sebuah taman hiburan untuk remaja yang diberi nama Taman Ria Remaja.[2][4] Sebidang tanah seluas 11 hektar milik Sekretariat Negara RI, yang terletak di sebelah timur laut Stadion Utama Senayan, dipilih sebagai lokasi dari taman hiburan tersebut. Pembangunan kawasan Taman Ria Remaja menelan biaya sebesar Rp 23 miliar kala itu.[2]

Taman Ria Remaja dibuka pada awal 1970-an; hingga kini tanggal peresmiannya masih belum jelas. Pengelolaan Taman Ria Remaja langsung diserahkan ke Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Sejak pertama kali dibuka, Taman Ria Remaja menjadi tujuan rekreasi terpopuler bagi kalangan remaja dan dewasa muda di Jakarta. Hal itu karena harga tiket masuknya kala itu tergolong murah. Terdapat wahana perahu motor dan sepeda air di sebuah danau buatan di kawasan Taman Ria. Di samping itu, ada pula wahana bianglala dan cawan berputar.[2]

Pada bulan Maret 1995, atas kesepakatan antara Ibu Tien dan Menteri Sekretaris Negara, taman hiburan ini diubah namanya menjadi Taman Ria Senayan. Pada saat yang sama, RIA Pembangunan mulai menggandeng PT. Ariobimo Laguna Perkasa (ALP) sebagai mitra dari pengelolaan taman hiburan itu. Setelah itu, Taman Ria mengalami renovasi dan resmi dibuka kembali pada tahun 1997.[2]

Karena adanya taman hiburan yang lebih modern, Taman Ria Senayan mulai mengalami penurunan peminat pada pertengahan 2000-an.[butuh rujukan] Pada tahun 2008, Taman Ria resmi ditutup permanen.[1] Bangunan-bangunan yang tersisa dirubuhkan dua tahun kemudian.

Dibangun kembali sebagai Senayan Park

ALP sebagai pemilik lahan bekas Taman Ria memutuskan untuk mengembangkan kembali lahan itu, dengan alasan letaknya yang strategis dan memiliki nilai sejarah.[1] Awalnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengubah lahan bekas Taman Ria menjadi ruang terbuka hijau, namun kemudian disepakati bahwa lahan itu akan dikembangkan menjadi kawasan komersil, yakni sebuah pusat perbelanjaan.[5] Rencana tersebut mendapat penolakan dari Ketua DPR RI saat itu, yakni Marzuki Alie. Menurutnya, lahan bekas Taman Ria masih dimiliki oleh Sekretariat Negara, sehingga harus dikembalikan kepada negara.[6]

Pembangunan kawasan komersil baru di lahan Taman Ria dimulai pada tahun 2015, ditandai dengan pekerjaan pembangunan pondasi bangunan mal.[7] Mal itu kelak akan diberi nama Senayan Park. Pembangunan gedung mal tersebut selesai pada awal tahun 2020,[butuh rujukan] dan resmi dibuka secara bertahap (soft opened) pada pertengahan Agustus 2020.

Fasilitas

Senayan Park memiliki beragam fasilitas berbelanja dan rekreasi, Khusus untuk fasilitas rekreasi, ada beberapa sudut yang dapat digunakan sebagai tempat berfoto, seperti susunan meja dan kursi dan ayunan di area pinggir danau, serta sebuah amfiteater dengan berbagai instalasi patung. Terdapat sebuah area yang luas untuk berbagai aktivitas masyarakat, termasuk untuk berolahraga, ditambah adanya jalur jogging.[8]

Pada bagian atap bangunan mal, terdapat ruang publik terbuka dengan sebuah jembatan layang (skywalk) yang memiliki pemandangan kota Jakarta yang lebih luas. Jembatan itu biasanya dipadati pengunjung pada sore hari hingga matahari terbenam, guna mendapatkan foto pemandangan kota yang terbaik. Jembatan itu juga memiliki sebuah lantai kaca transparan. Untuk menaikinya, pengunjung harus menunjukan struk belanja semua produk dan jasa di dalam mal, dengan nominal minimal Rp50,000.[9]

Referensi

  1. ^ a b c "Senayan Park". constructionplusasia.com. 2020-10-19. Diakses tanggal 2024-03-30. 
  2. ^ a b c d e Arby, Ivany Atina (2020-12-23). Patnistik, Egidius, ed. "Taman Ria Senayan yang Kini Tinggal Kenangan". kompas.com. Diakses tanggal 2024-03-30. 
  3. ^ "Sebelum Dufan, Ada Taman Ria Senayan yang Kini Tinggal Kenangan". kumparan. 3 Maret 2022. Diakses tanggal 30 Maret 2024. 
  4. ^ Ariefana, Ferbiansyah (2 Juni 2021). "Sejarah Taman Ria Senayan, Dibangun Karena Kenakalan Remaja Tahun 1970". suara.com. Diakses tanggal 30 Maret 2024. 
  5. ^ "Taman Ria Senayan Sah Jadi Area Komersial". Koran Tempo. 2014-02-23. Diakses tanggal 2024-04-02. 
  6. ^ Faqih, Mansyur (24 Februari 2014). Maharani, Esthi, ed. "Setneg Belum Mau Komentar Soal Taman Ria Senayan". Republika. Diakses tanggal 2 April 2024. 
  7. ^ Pradolo, Ferbian (2015-10-21). "Taman Ria Senayan Siap Berganti Wajah". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-04-02. 
  8. ^ Fatzry, Johan (2020-12-10). "FOTO: Serunya Wisata ke Senayan Park". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-04-02. 
  9. ^ Itsnaini, Faqihah Muharroroh (2023-03-10). Tashandra, Nabila, ed. "4 Spot Foto Instagramable di Skywalk Senayan Park, Ada Kaca Estetis". Kompas.com. Diakses tanggal 2024-04-18. 

Pranala luar