Peluru kendali balistik

jenis senjata
Revisi sejak 21 Juli 2024 17.42 oleh AABot (bicara | kontrib) (Pranala luar: clean up, removed stub tag)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Peluru kendali balistik atau rudal balistik adalah peluru kendali yang terbang dalam ketinggian sub-orbit melalui jalur balistik. Rudal balistik hanya dapat dikendalikan dalam tahap peluncurannya saja. Rudal balistik pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman antara 1930-an dan 1940-an berdasarkan perintah dari Walter Dornberger. Uji coba V-2 yang pertama sukses adalah pada 3 Oktober 1942 dan mulai dioperasikan pada 6 September 1944 melawan Paris diikuti dengan serangan terhadap London 2 hari kemudian. Sampai berakhirnya perang pada Mei 1945, lebih dari 3000 V-2 telah ditembakkan.

Sebuah peluru kendali balistik antar benua ICBM LGM-118A Peacekeeper ditembakkan dari 1st Strategic Aerospace Division (1 STRAD) di Vandenberg AFB, CA, Amerika Serikat
Perbandingan beberapa peluru kendali balistik antar benua.
DF-21A dan kendaraan peluncur di Museum Militer Beijing. Peluru kendali DF-21A ini merupakan Peluru kendali balistik jarak menengah.
R-36, (Rusia: Р-36) adalah peluru kendali balistik antar benua dan kendaraan peluncur angkasa Uni Sovyet. Beberapa versi dari R-36M ini dapat meluncurkan 10 hulu ledak.
RT-2UTTKh «Topol-M» (Rusia: РТ-2УТТХ «Тополь-М», Nama NATO : SS-27 Sickle B, nama lain: RS-12M1, RS-12M2, RT-2PM2) adalah peluru kendali balistik antar benua yang dikembangkan Rusia. Peluru kendali ini dapat mengangkut empat sampai enam hulu ledak.

Trayektori rudal balistik terdiri dari 3 tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas yang menghabiskan sebagian besar waktu terbang rudal dan tahap memasuki kembali atmosfer bumi. Rudal balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur (TEL, kapal, pesawat dan kapal selam). Tahap peluncuran dapat berkisar dari sekian puluh detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai tiga tingkat roket. Ketika berada di sub-orbit dan tidak ada lagi dorongan, rudal memasuki tahap terbang bebas. Untuk mencapai jangkauan yang jauh, rudal balistik umumnya diluncurkan sampai ke sub-orbit. Peluru kendali balistik antar benua dapat mencapai ketinggian sekitar 1.200 km.

Dalam peluncuran rudal balistik,ada 3 fase utama:

  • Boost Phase; Fase di mana rudal meluncur dengan dorongan mesin roket, ketinggian tergantung jarak tempuh rudal, untuk ICBM, bisa mencapai 400 km.
  • Mid-course Phase; Fase di mana rudal berada di luar atmosfer bumi, pada fase ini, rudal melepaskan Reentry Vehicle (RV) yang dimiliki ke target-target yang sudah ditentukan.
  • Re-entry Phase; Fase di mana RV memasuki atmosfer, rata2 dari ketinggian 100 km. Kecepatan rata-rata 4 km/s.

Jenis rudal

sunting

Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.

Misil balistik jarak menengah dan pendek sering disebut sebagai misil balistik taktis atau teatrikal. Misil balistik jarak jauh umumnya dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir karena kapasitas muatnya sangat terbatas untuk peledak konvensional agar efisien. Menggunakan misil balistik dengan kemampuan jangkauan lebih jauh dari jarak target menjadi salah satu strategi untuk menyulitkan pertahanan. Contohnya, sebuah misil dengan jangkauan 3.000 km yang ditembakkan untuk target yang berjarak hanya 500 km dapat mencapai ketinggian yang lebih tinggi yaitu sekitar 1.200 km (secara kasar sama dengan ketinggian ICBM), dengan demikian misil tersebut akan menerjang target dengan kecepatan lebih dari 6 km/detik (Mach 17).

Lihat pula

sunting

Bacaan

sunting

Bate, Mueller, White (1971). Fundamentals of Astrodynamics. Dover Publications, New York. ISBN 0-486-60061-0

Referensi

sunting


Pranala luar

sunting