Hamzah Haz

Wakil Presiden Indonesia ke-9 (2001–2004)

H. Hamzah Haz (15 Februari 1940 – 24 Juli 2024) adalah politikus dan aktivis Islam Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-9 periode 2001–2004 dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 1998–2007. Ia lama berkiprah sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia selama tujuh periode sejak 1971 hingga 1999.

Hamzah Haz
Wakil Presiden Indonesia ke-9
Masa jabatan
26 Juli 2001 – 20 Oktober 2004
PresidenMegawati Soekarnoputri
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia ke-10
Masa jabatan
28 Oktober 1999 – 26 November 1999
PresidenAbdurahman Wahid
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Bidang Ekonomi dan Keuangan
Masa jabatan
6 Oktober 1999 – 28 Oktober 1999
Ketua DPRAkbar Tanjung
Menteri Negara Investasi ke-2
Masa jabatan
23 Mei 1998 – 18 Mei 1999
PresidenB. J. Habibie
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ke-4
Masa jabatan
1998–2007
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan
28 Oktober 1971 – 28 Oktober 1999
Pengganti
Faisal Baasir
Sebelum
Daerah pemilihanKalimantan Barat
(1971—87)
Jawa Timur
(1987—92)[1]
DKI Jakarta
(1992—99)[2]
Informasi pribadi
Lahir(1940-02-15)15 Februari 1940
Ketapang, Kalimantan Barat, Hindia Belanda
Meninggal24 Juli 2024(2024-07-24) (umur 84)
Jakarta, Indonesia
Partai politikNU (1960–1973)
PPP (1973–2024)
Suami/istriAsmaniah (almh.)
Titin Kartini (almh.)
HubunganFuad Amin Imron (besan)
Anak12
AlmamaterUniversitas Tanjungpura, Pontianak
ProfesiPolitikus
Tanda tangan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan awal, pendidikan, dan aktivisme

Hamzah Haz dilahirkan di Desa Pesaguan, Matan Hilir Selatan, Ketapang, Kalimantan Barat pada 15 Februari 1940.[3] Ia merupakan putra dari Haji Abdul Hadi Achmad, seorang guru Sekolah Rakyat yang lalu menjadi kepala desa, dengan Hajjah Zainab.[3][4] Setelah lulus dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas di Pontianak pada 1960, ia memulai karier sebagai wartawan di surat kabar Bebas di Pontianak dan sempat menjadi guru SMA di Ketapang.[5][6] Ia juga aktif sebagai penulis/Sekretaris Pengurus Nahdlatul Ulama Kabupaten Ketapang periode 1960–1961.[7][8]

Hamzah dikirim oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang untuk kuliah di Akademi Perbankan Bandung dan mengikuti ayahnya yang anggota koperasi kopra untuk melanjutkan pendidikannya di Akademi Koperasi Yogyakarta hingga meraih gelar Sarjana Muda (B.Sc) pada 1965.[3][6][9] Di sana, ia ikut mendirikan dan menjabat sebagai Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Akademi Koperasi Yogyakarta periode 1962–1965 sekaligus Ketua Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat di Yogyakarta.[10][11][8]

Sepulang dari Yogyakarta, ia melanjutkan karier sebagai wartawan dan mendirikan surat kabar Berita Pawan.[3] Pada 1965, Hamzah melanjutkan kuliah di Jurusan Ekonomi Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura hingga tingkat kelima.[9][12] Ia juga aktif sebagai Ketua PMII Cabang Kalimantan Barat periode 1965–1971 sekaligus penulis/Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat dan Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia.[8][13][14]

Pada 21 Desember 1998, Hamzah mendapat gelar doktor Honoris Causa dari American World University, sebuah institusi yang tidak terakreditasi di Amerika Serikat dan tergolong sebagai pabrik ijazah.[15][16]

Karier

 
Hamzah Haz sebagai Anggota DPR-RI (1999)

Pada 1968, Hamzah Haz terpilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Selain itu, ia juga menjadi Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Konsulat Pontianak dan asisten dosen di Universitas Tanjungpura.[17]

Pada tahun 1971 Hamzah menjadi Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat, dan terpilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari NU mewakili Kalimantan Barat.[9] Pasca terjadinya kebijakan pemerintah yang mewajibkan fusi antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan partai-partai Islam lainnya menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1973, Hamzah aktif bergerak menjadi anggota DPR bagi PPP.[18]

Pada 1998, Hamzah Haz diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, tetapi ia mengundurkan diri setelah satu tahun menjabat akibat desakan masyarakat agar pimpinan partai tidak menjabat menteri. Kemudian, pada 6 Oktober 1999, Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Ketua DPR-RI untuk periode 1999–2004. Baru beberapa minggu menjadi Wakil Ketua DPR-RI, Presiden Abdurrahman Wahid memintanya menjadi menteri pada Kabinet Persatuan Nasional sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dia kembali menerima amanat tersebut, dan kembali pada 26 November 1999. Hamzah kembali mengundurkan diri dengan alasan yang sama dan ingin fokus ke partai. Aksi pengunduran itu juga merupakan aksi pengunduran diri pertama dalam kabinet Persatuan Nasional, setelah Hamzah hanya menjabat selama dua bulan.[18]

 
Pelantikan Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden Indonesia (2001)

Hamzah menjadi kritikus vokal terhadap Presiden Abdurrahman Wahid, namun ia juga dikenal karena kemampuannya dalam berkompromi. Pada saat Gus Dur dimakzulkan pada musim panas 2001, Hamzah adalah Ketua Umum PPP, yang saat itu merupakan partai terbesar ketiga di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.[18] Puncak karier politik Hamzah Haz adalah ketika ia berhasil menjabat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan Megawati Soekarnoputri yang saat itu naik jabatan menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa MPR yang dipimpin Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat saat itu, Amien Rais.

Dalam pemilihan Wakil Presiden yang dilakukan oleh 700 orang anggota MPR tersebut, Hamzah Haz berhasil unggul dari Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung.[19]

Pada pemilihan umum 2004, Partai Persatuan Pembangunan meraih posisi keempat, berada di bawah Partai Kebangkitan Bangsa dengan 8,15% suara, sehingga Hamzah Haz dicalonkan sebagai calon presiden oleh partainya, PPP, berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden, tetapi ia kalah dengan perolehan suara hanya 3%.[20]

Hubungan dengan Islamisme militan

Sejumlah jurnalis dan komentator melaporkan bahwa Hamzah diyakini menawarkan dukungan kepada kelompok Muslim militan sebagai cara untuk mendapatkan dukungan politik dari mereka. Pada tahun 2002, Bill Guerin, dalam sebuah opini di Asia Times menulis, "Hamzah ... secara luas dilihat secara terang-terangan bersaing untuk mendapatkan dukungan dari kalangan Muslim Indonesia, termasuk kelompok militan, untuk memperkuat pencalonannya sebagai presiden di negara ini. pemilihan umum pada tahun 2004."[21]

Hamzah juga dilaporkan sebagai pembela dan teman Abu Bakar Ba'asyir, yang merupakan pemimpin spiritual organisasi teroris Jemaah Islamiyah. Saat menjadi wakil presiden, Hamzah tampil di depan umum dengan mengundang Ba'asyir makan malam, dan mengunjungi pesantren jihadisnya di Pondok Pesantren Al Mu'min Ngruki. Hamzah membantah bahwa Ba'asyir ada hubungannya dengan terorisme hingga penangkapan Ba'asyir pada Oktober 2002, dan dikutip sebelum penangkapan Ba'asyir, "Jika Anda ingin menangkap Abu Bakar Ba'asyir .. Anda harus berurusan dengan saya terlebih dahulu."[22]

Pada bulan Oktober 2002, sebuah artikel di Time menyatakan, "Ulama seperti Abubakar [Ba'asyir] memiliki sekutu militer dan politik yang kuat bukanlah rahasia lagi: Wakil Presiden Hamzah Haz adalah salah satunya." Time melaporkan bahwa Hamzah menggambarkan hubungannya dengan Ba'asyir dan pemimpin Laskar Jihad Ja'far Umar Thalib sebagai "sangat dekat", namun Time menambahkan, "banyak yang melihat hubungan ini sebagai murni taktik politik untuk merayu pemilih Muslim menjelang pemilu 2004." Hamzah, meskipun ia "memiliki reputasi sebagai politisi yang cerdik" namun "akan dikenang karena pidatonya yang tidak pantas di hadapan para ulama di pesantren Abubakar di Solo pada bulan Mei [2002]", majalah berita tersebut melaporkan. Dalam kunjungan itu Hamzah juga dikabarkan pernah berkata, "Jika mereka bisa membuktikan ada teroris di sini, saya akan menjadi orang pertama yang memerintahkan penangkapan", lalu turun dari podium dan mencium kedua pipi Abubakar.[23]

Pada tahun 2002, seorang akademisi Australia menyebut Hamzah sebagai "contoh terbaik" mengenai politisi Islam di Indonesia yang "siap memainkan kartu ekstremis untuk menarik lebih banyak suara". Hamzah “telah mendukung Jemaah Islamiyah dan bahkan berperan penting dalam pembebasan anggotanya dari tahanan di masa lalu”, menurut Tim Lindsey, direktur Asian Law Centre di Universitas Melbourne. “Dia juga terang-terangan menuduh CIA dan Amerika Serikat yang melakukan aksi bom Bali.”[24]

Penyangkalan teroris di negara ini

Pada tahun 2002 Hamzah memberikan wawancara kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC), yang menyiarkannya pada tanggal 23 Oktober. Dalam sulih suara yang diputar selama wawancara televisi, seorang jurnalis ABC mengatakan, "Sebelum bom Bali, Wakil Presiden Hamzah Haz menegaskan tidak ada teroris di Indonesia. Setelah bom tersebut terjadi, ia memberikan pembenaran yang luar biasa untuk pendiriannya:"[25]

Pernyataan pers Hamzah Haz: “Kalau saya sebagai wakil presiden bilang Indonesia punya teroris, tidak akan ada yang datang ke Indonesia, investor tidak akan datang.”

Pewawancara ABC kemudian mengatakan kepada Hamzah: "Mengingat Bali, komentar tersebut tampaknya tercela, jika Anda tahu ada orang di sini."

Hamzah menjawab: "Tidak benar saya melindungi mereka dan saya tidak menyesali apa yang saya katakan, tapi saya mengatakannya di masa lalu – ini berkaitan dengan masa lalu. Tapi sekarang kalau ada hubungannya kita ingin tahu apakah benar Indonesia punya jaringan teroris.”

Tuduhan terorisme Amerika Serikat

Pada tanggal 3 September 2003 Hamzah menyatakan, "Sebenarnya siapa terorisnya, siapa yang menentang HAM? Jawabannya adalah Amerika Serikat karena menyerang Irak. Apalagi raja terorisnya yang melancarkan perang."[26]

Menurut The Sydney Morning Herald, pernyataan Hamzah adalah "serangan pedas yang serupa dengan ucapan banyak pelaku bom Bali". Hamzah juga dikritik karena bergaul secara terbuka dengan beberapa pemimpin Islam garis keras di Indonesia, termasuk Ba'asyir, meskipun setelah serangan teroris di Bali, Hamzah memutuskan hubungan tersebut. Tak lama setelah pernyataan Hamzah, Riza Sihbudi, analis politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengatakan kepada kantor berita Detik bahwa Hamzah sepertinya mengejar perolehan suara. “Dia seharusnya tidak berbicara seperti itu karena dia adalah Wakil Presiden”, kata Sihbudi.[27]

Al Jazeera melaporkan sehari setelah pernyataan Hamzah bahwa "Belum ada reaksi AS terhadap komentar penghasut terkenal itu."[28]

Kehidupan pribadi

Sekretariat Wakil Presiden secara resmi menyatakan bahwa Hamzah memiliki dua istri, Asmaniah (lahir 27 Juli 1943), dan Titin Kartini (lahir 4 Mei 1945), dan mereka memiliki total 12 orang anak.[29] Namun, sumber lain menyatakan Hamzah mempunyai istri ketiga, Soraya, yang tidak dia akui secara resmi, dan dengan siapa dia mempunyai tiga anak lagi.[30] Meski sudah lama tidak mendapat pengakuan publik, Soraya tertangkap kamera menemani Hamzah dalam sebuah acara di Bandar Lampung pada tahun 2022, mengukuhkan statusnya sebagai istri ketiga.[31] Istri pertama dan kedua mendahuluinya. Asmaniah meninggal dunia pada 12 September 2017[32] dan Titin meninggal dunia pada 19 Mei 2021.[33]

Hamzah sudah lama menjadi kader dan tokoh senior Nahdlatul Ulama, dan pernah menduduki berbagai posisi di organisasi tersebut sejak masih mahasiswa.[34] Ia adalah murid Idham Chalid, seorang ulama dan politikus Kalimantan Selatan yang karismatik, dan mendapat pelatihan serta bimbingan politik, agama, dan spiritual darinya.[34]

Kematian

 
Presiden Joko Widodo berbelasungkawa atas kematian istri Hamzah Haz, Asmaniah (2017)

Hamzah Haz meninggal dunia di Tegalan, Kelurahan Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur pada 24 Juli 2024 pukul 09.30 WIB di usia 84 tahun.[35] Ia dimakamkan di pemakaman pribadi keluarga dekat masjid yang dibangunnya di Yayasan Al-Ikhlas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.[36] Ia meninggalkan seorang istri, 12 anak, dan banyak cucu serta cicit.[37]

Referensi

  1. ^ "Pemilihan umum 1987". Lembaga Pemilihan Umum. 24 Juli 1988 – via Google Books. 
  2. ^ "Parlementaria". Bagian Hubungan Masjarakat DPRGR. 24 Jul 1990 – via Google Books. 
  3. ^ a b c d Komandoko, Gamal (2010). Ensiklopedia Pelajar dan Umum. Pustaka Widyatama. hlm. 22. ISBN 9-7961-0371-0. 
  4. ^ Nusirwan, Lembaga Informasi Nasional (Indonesia), ed. (2001). Vice-President of the Republic of Indonesia: Hamzah Haz. National Information Agency, Republic of Indonesia. 
  5. ^ ElBrahimy, Muhammad (2012). Biografi Presiden dan Wakil Presiden RI. Balai Pustaka. hlm. 44. ISBN 9796904152. 
  6. ^ a b Ridwan, Nur Khalik (2020). Ensiklopedia Khittah NU. 4. DIVA PRESS. hlm. 320–322. ISBN 6-0239-1970-7. 
  7. ^ Mandan, Arief Mudatsir (2002). Hamzah Haz: konsistensi dan integritas perjuangan di bawah panji-panji Ka'bah. Pustaka Indonesia Satu. ISBN 9-7932-4402-X. LCCN 2002374515. OCLC 51580827. OL 3613996M. 
  8. ^ a b c "Pemilihan umum 1987". Lembaga Pemilihan Umum. 24 Juli 1988 – via Google Books. 
  9. ^ a b c "Riwayat hidup anggota-anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil pemilihan umum 1971". Lembaga Pemilihan Umum. 24 Juli 1973 – via Google Books. 
  10. ^ Mandan, Arief Mudatsir (24 Juli 2002). "Hamzah Haz: konsistensi dan integritas perjuangan di bawah panji-panji Ka'bah". Pustaka Indonesia Satu – via Google Books. 
  11. ^ ERIANTO, DWI (24 Jul 2024). "Jejak Pengabdian Hamzah Haz, Wakil Presiden RI (2001-2004)". kompas.id. 
  12. ^ Pembangunan, Indonesia Kabinet Reformasi (24 Juli 1999). "Development Reform Cabinet, Republic of Indonesia, 1998-1999". Departemen Penerangan RI – via Google Books. 
  13. ^ Media, Kompas Cyber (2022-05-31). "Profil Hamzah Haz, Jalan Panjang Sang Aktivis hingga Jadi Wapres RI". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-11-23. 
  14. ^ "Detail Kabinet Menteri - Situs Web Kepustakaan Presiden-Presiden Republik Indonesia". 
  15. ^ Media, Kompas Cyber (2021-03-21). "Profil Wakil Presiden RI: Hamzah Haz (2001-2004) Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-11-23. 
  16. ^ Risen, Clay (2006-01-23). "Degree Burns". The New Republic. ISSN 0028-6583. Diakses tanggal 2023-11-23. 
  17. ^ Indonesia, Tokoh (28 November 2002). "Hamzah Haz". 
  18. ^ a b c [1] Article titled "Profile: Hamzah Haz" at the BBC News Web site, 26 July 2001, accessed 6 April 2007
  19. ^ Subhanie, Dzikry (2022-07-26). "Kisah Hamzah Haz Jadi Wapres, Kalahkan Akbar Tandjung dan SBY". SINDOnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-30. Diakses tanggal 2023-05-30. 
  20. ^ IFES
  21. ^ Guerin, Bill (15 October 2007). "Indonesia: The enemy within", Asia Times.
  22. ^ [2] Parkinson, Tony, "Jakarta's Day of Reckoning" opinion article in The Age, 14 October 2002, accessed 6 April 2007
  23. ^ [3][pranala nonaktif]Solo, Andrew Marshall, "The Rage Culture", Time, 21 October 2002.
  24. ^ "Asian Law Centre". Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2007. Diakses tanggal 6 April 2007.  Lindsey, Tim, "Indonesia's New Anti-terrorism Law: Damned if you Do, Damned if you Don't", article at Web site of the University of Melbourne Asian Law Centre, there is no date on the article, but it mentions upcoming 2004 elections and the October 2002 Bali terrorist attack; accessed 6 April 2007
  25. ^ "Foreign Correspondent – 23/10/2002: Hamzah Haz Interview Transcript". Australian Broadcasting Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 February 2007. Diakses tanggal 6 April 2007.  Web page titled "Foreign Correspondent / Hamzah Haz Interview Transcript / Broadcast: 23 October 2002 / Reporter: Evan Williams", Australian Broadcasting Corporation Web site, accessed 6 April 2007
  26. ^ "Indonesian VP: United States Is 'Terrorist King'", Reuters, 3 September 2003, diarsipkan dari versi asli tanggal 22 November 2006. 
  27. ^ [4] Moore, Matthew, Herald Correspondent in Jakarta, "Indonesian deputy's attack on US raises fears of split", quote from lead paragraph of news article in The Sidney Morning Herald, 5 September 2003, accessed 6 April 2007
  28. ^ ""News Archive / Indonesia may prolong Aceh operation" at Al Jazeera Web site". Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 February 2007. Diakses tanggal 28 March 2017.  , accessed 6 April 2007
  29. ^ Office of Vice President Diarsipkan 9 September 2006 di Wayback Machine.
  30. ^ Detiknews Diarsipkan 30 September 2007 di Wayback Machine.
  31. ^ "Wakil Presiden RI Ke-9 Beserta Istri Anjau Silau Ke Lamban Gedung Kuning". MediaKompeten. Diakses tanggal 2024-07-24. 
  32. ^ antaranews.com (2017-09-12). "Pemakaman istri Hamzah Haz diwarnai penuh haru". Antara News. Diakses tanggal 2024-07-24. 
  33. ^ "Ibu Hj. Tintin Kartini Binti Kardiman, Istri Bapak H. Hamzah Haz (Wakil Presiden Republik Indonesia ke - 9) meninggal dunia". Pemerintah Kecamatan Tanah Sareal, Bogor. 2021-05-19. Diakses tanggal 2024-07-24. 
  34. ^ a b "Innalillahi, Hamzah Haz Wapres Ke-9 RI Meninggal Dunia, Berikut Profilnya". NU Online. Diakses tanggal 24 July 2024. 
  35. ^ Wapres Ke-9 Hamzah Haz Meninggal Dunia CNN Indonesia
  36. ^ Rahayu, Lisye Sri. "Wapres Ke-9 Hamzah Haz Akan Dimakamkan di Bogor". detiknews. Diakses tanggal 24 Juli 2024. 
  37. ^ Mahendra, Rizky Adha. "Sosok Wapres Ke-9 Hamzah Haz di Mata Keluarga: Orang Tua yang Baik". detiknews. Diakses tanggal 2024-07-24. 

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Megawati Sukarnoputri
Wakil Presiden Republik Indonesia
2001–2004
Diteruskan oleh:
Jusuf Kalla
Didahului oleh:
Haryono Suyono
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan
Pengentasan Kemiskinan
Republik Indonesia

1999
Diteruskan oleh:
Basri Hasanuddin
Didahului oleh:
Sanyoto Sastrowardoyo
Menteri Negara Investasi Indonesia
1998–1999
Diteruskan oleh:
Marzuki Usman
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
Ismail Hassan Metareum
Presiden Partai Persatuan Pembangunan
1998–2007
Diteruskan oleh:
Suryadharma Ali
Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Sanyoto Sastrowardoyo
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
1998–1999
Diteruskan oleh:
Marzuki Usman