Embay Mulya Syarief

Revisi sejak 29 Agustus 2024 22.46 oleh Ustad abu naum (bicara | kontrib) (Referensi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

K. H. Embay Mulya Syarief (Pegon: أيمبي مولي شريف, lahir 4 Maret 1952) adalah seorang ulama, wirausahawan, dan politikus asal Indonesia.[1]

Embay Mulya Syarief
Lahir4 Maret 1952 (umur 72)
Pandeglang, Jawa Barat, Indonesia
Tempat tinggalKagungan, Serang, Serang, Banten
KebangsaanIndonesia
AlmamaterAkademi Ilmu Administrasi Maulana Yusuf
Pekerjaan
  • Aktivis
  • ulama
  • wirausahawan
  • politisi
OrganisasiMathla'ul Anwar
Partai politikPartai Persatuan Pembangunan
Suami/istri
Munawwaroh
(m. 1974)
Anak5
Orang tua
  • Syarief Hidayat (bapak)
  • Hindun (ibu)

H. Embay Mulya Syarief lahir dari pasangan H. Syarif Hidayat dan Hj. Hindun. Haji Embay menikah dengan Hajjah Munawwaroh dan memiliki 5 orang anak yakni, Yusuf Munawar, Aryadila, Meirina, Teguh, dan Rully.

Haji Syarif Hidayat, bapak dari Haji Embay, dahulu dikenal sebagai jawara atau pendekar dan pejuang kemerdekaan dari Ciomas. Maka tidak heran, Haji Embay memiliki beberapa aliran pencak silat dari Cimande, Gagak Lumayung, Terumbu, dan Bandrong.[2] Haji Syarif memiliki hubungan dekat dengan Haji Chasan Shohib, salah satu jawara penting dan juga orang tua dari Ratu Atut Chosiyah. Haji Embay pernah dipercaya oleh Chasan Shohib untuk bekerja dalam bisnis pertanian dan kontraktor infrastruktur.

Haji Embay mendirikan perusahaan konstruksi yang bernama PT Berkah Saputra. Perusahaan tersebut menerima banyak pekerjaan pembangunan konstruksi dari Krakatau Steel. Seiring dengan perkembangan bisnisnya, Haji Embay juga aktif dalam berbagai organisasi usaha seperti KADIN Kabupaten Serang. Pelebaran usaha bisnis pun dilakukan dengan masuk dalam perbankan syariah melalui pendirian Bank Syariah Baitul Muawanah.[2] Sejak saat itu, Haji Embay lebih banyak berperan sebagai komisaris beberapa perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan perbankan syariah.

Aktivitas Organisasi

sunting

Haji Embay pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Ekonomi PB Mathla'ul Anwar (PBMA),

Ketua Panitia Persiapan Penerapan Syariat Islam Indonesia Banten (P3SIB), Sekjen Majelis Musyawarah Masyarakat Banten (M3B), Ketua GP Farmasi Provinsi Baten, Ketua Kadin Kabupaten Serang, Komandan Gerakan Anti Komunisme, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Serang, dan Ketua MUI bidang pengembangan ekonomi Islam Provinsi Banten.[3] Sebelumnya pada tahun 1998, Haji Embay pernah menjabat Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Serang.

Aktivitas Politik

sunting

Haji Embay memiliki peran penting bersama tokoh Banten lain seperti Aminudin Kiai Ibrahim dalam memastikan pembentukan Provinsi Banten pada tahun 1999. Bersama Aminudin Kiai Ibrahim, Haji Embay meminta kepada Presiden BJ Habibie datang ke Pandeglang dan meminta restu untuk pembentukan Provinsi Banten, Pembentukan Universitas negeri di Banten, Pembentukan Kota Cilegon, dan pembentukan kabupaten-kabupaten di Banten Selatan.[2]

Haji Embay menyatakan dukungan politiknya kepada Habibie dengan mengirimkan para jawara dan santri sebagai bagian dari pengamanan Swakarsa manakala ada demonstrasi yang menolak adanya Sidang Istimewa MPR RI pada tahun 1999. Di samping itu, Haji Embay ikut serta dalam membangun kebersamaan umat muslim di Banten dalam menyikapi pembantaian umat muslim di Ambon pada tahun 1999.

Secara politik, Haji Embay menyatakan keberatannya terhadap tindak tanduk dari Haji Chasan dalam melebarkan sayap bisnis dan dukungan politiknya. Haji Embay pun mengakui kalau tindakannya yang berseberangan dengan Haji Chasan telah mengakibatkan adanya ancaman pembunuhan terhadap dirinya. Bahkan penolakannya dalam ikut serta berbagai proyek pemerintahan yang diinisiasi Haji Chasan membuktikan kalau ia tidak ingin memanfaatkan hubungan kedekatan tersebut. Secara eksplisit Haji Embay selalu menyampaikan keresahannya dalam politik uang yang dilakukan oleh politisi dalam mendapatkan kursi di DPRD. Bahkan Haji Embay dijuluki “Jawara Putih”[4] karena ia berada dalam barisan terdepan dari kelompok yang mengontrol pemerintahan di Banten.

Haji Embay lebih banyak bekerja politik di belakang layar. Seperti contoh, ia membantu pemenangan Ahmad Taufik Nuriman sebagai Bupati Serang dalam Pilkada 2005 dan mendukung Taufiequrachman Ruki dalam pemilu DPD pada tahun 2009. Ia secara terang-terangan telah menolak tawaran berbagai partai politik untuk maju sebagai kandidat di pilkada. Namun terakhir, ia tak kuasa menolak tawaran Rano Karno dalam mendampingi beliau di Pilkada Banten 2017 ini.[5]

Referensi

sunting

Catatan Kaki

sunting
  1. ^ "MENGENAL H. EMBAY MULYA SYARIEF – Banten Maju". www.bantenmaju.co.id. Diakses tanggal 2016-11-15. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ a b c Hamid, Abdul; Facal, Gabriel (2013-06-15). "Nationalism, Islam, and Political Influence. The Ethics of the Enterprises in Banten (Indonesia)". Moussons. Recherche en sciences humaines sur l’Asie du Sud-Est (dalam bahasa Inggris) (21): 51–63. doi:10.4000/moussons.2111. ISSN 1620-3224. 
  3. ^ "Apa Kata Masyarakat Banten Tentang Embay Mulya Syarief – – Koran Rumah Dunia – Spirit Banten Untuk Dunia". koranrumahdunia.com. Diakses tanggal 2016-11-15. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ Hits, Banten Hits | Tangerang. "Mengenal Embay Mulya Syarief; "Si Jawara Putih" Pendiri Banten yang Turun Gunung - Situs Berita Banten". www.tangeranghits.com. Diakses tanggal 2016-11-15. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ "Ini Profil Sang Pembaharu, Embay Mulya Syarief | Banten Terkini". bantenterkini.com. Diakses tanggal 2016-11-15. [pranala nonaktif permanen]