Cabai rawit

buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum
Revisi sejak 31 Agustus 2024 05.50 oleh YMighty (bicara | kontrib) (Menambahkan info tambahan)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Cabai rawit (Capsicum frutescens) adalah tumbuhan anggota genus Capsicum yang buahnya tumbuh menjulang menghadap ke atas. Warna buahnya hijau atau jenis lain bewarna putih sewaktu muda dan jika telah masak berwarna merah tua. Bila ditekan buahnya terasa keras karena jumlah bijinya sangat banyak. Cabai rawit sudah menjadi komoditas paling penting terutama dalam masakan kuliner Indonesia dan sering menjadi pelengkap kudapan jalanan, yaitu gorengan yang biasa dimakan bersama cabai rawit muda mentah.[1]

Cabai rawit
Cabai rawit
GenusCapsicum
SpesiesCapsicum frutescens
KultivarCabai rawit
Tingkat kepedasan Sangat pedas
Skala Scoville80.000–100.000 SHU

Cabai rawit mempunyai dua varietas besar, yaitu rawit hijau dan rawit putih atau merah. Yang sering dipakai untuk kudapan gorengan ialah varietas rawit hijau, sedangkan rawit putih biasanya dipakai sebagai bumbu masakan atau disambal. Ada kemungkinan varietas rawit putih adalah hasil persilangan

Cabai rawit selain di Indonesia, juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di negara Malaysia dan Singapura dia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris dia dikenal dengan nama Tabasco chili pepper atau bird's eye chili pepper.

Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau atau putih menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varietas cabai lainnya, dia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000–100.000 pada skala Scoville.[2] Cabai rawit biasa dijual di pasar-pasar bersama dengan varietas cabai lainnya.

Kadar airnya rendah sehingga dapat disimpan hingga 12 hari setelah dipetik serta tahan pengangkutan jarak jauh. Petani akan mulai memanen 60-90 hari setelah tanam dan berlangsung hingga 14 bulan, jika perawatan intensif dilakukan masa panen lebih lama lagi, diketahui pohon cabai rawit (dengan varietas tertentu) dapat tumbuh dengan tinggi melebihi 2 meter dan berumur hingga 2 tahun bahkan lebih. Masa panen yang panjang akan lebih menguntungkan petani karena dapat menikmati hasil lebih banyak. Di tingkat konsumen harga cabe rawit pernah mencapai Rp80.000–Rp 100.000/kilogram saat pasokan cabai rawit berkurang karena permintaan yang tinggi dan banyak petani mengalami kegagalan dalam panen cabai rawit yang optimal.

Cabe rawit dapat ditanam setiap saat, tetapi sebaiknya penanaman pada akhir musim penghujan dan awal musim kemarau agar tingkat keseragaman pertumbuhannya tinggi. Penanaman pada musim kemarau tidak masalah sepanjang air tersedia. Cabe rawit tahan perubahan cuaca yang tidak menentu. Kelebihan lainnya adalah tahan hama penyakit. Salah satunya Aphis Gossypii yang mengisap cairan tanaman hingga layu dan mati, serangan hama tersebut menyebabkan kematian hingga 99% pada varietas hibrida, bila tanpa penyemprotan pestisida tetapi kematian kathur hanya 9–11%. Hama lainnya adalah Bactrocera papayae dan Bactrocera carambolae.

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Wijaya, Yana Gabriella. Aisyah, Yuharrani, ed. "Mau Bikin Sambal di Rumah? Kenali 6 Jenis Cabai Berikut". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-05-23. 
  2. ^ "2020 Scoville Scale: Ultimate List of Pepper's & Their SHUs". Chasing Chilli (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-05-23.