Pengelolaan produk
Produk merujuk pada hasil dari proses produksi yang dirancang untuk menawarkan nilai atau manfaat tertentu kepada konsumen atau end user. Produk ini dapat berupa barang fisik atau layanan non fisik, seperti perangkat lunak atau pengalaman yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik di pasar yang dituju.
Masalah atau tantangan dalam kehidupan sehari-hari merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman masyarakat. Setiap individu atau kelompok sering kali dihadapkan pada kesulitan yang membutuhkan solusi efektif. Oleh karena itu, produk atau layanan diciptakan dengan tujuan untuk memberikan jawaban atas masalah-masalah tersebut. Produk ini dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan segmen masyarakat yang paling merasakan dampak dari tantangan tersebut. Segmen ini, yang terdiri dari individu-individu yang mengalami masalah serupa, menjadi target pasar utama atau calon konsumen. Dengan memahami masalah yang mereka hadapi, produk dapat menawarkan solusi yang relevan dan bermanfaat, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pengelolaan produk adalah proses bisnis yang mencakup perencanaan, pengembangan, peluncuran, dan pengoperasian suatu produk atau layanan. Proses bisnis ini meliputi seluruh siklus hidup dari suatu produk, mulai dari pencetusan ide produk atau layanan, pengembangannya hingga tahapan pemasaran. Pengelola produk atau layanan adalah peran yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa suatu produk atau layanan memenuhi kebutuhan pasar yang disasar dan juga berkontribusi terhadap strategi bisnis, serta bertanggung jawab untuk mengelola satu atau beberapa produk/layanan di setiap tahap siklus hidup produk. Pengelolaan produk perangkat lunak adalah salah satu cabang pengelolaan produk yang mengadaptasi dasar-dasar manajemen produk untuk produk-produk digital.
Pengelola produk bertanggung jawab untuk mengelola lini produk perusahaan dalam kesehariannya. Oleh karena itu, pengelola produk berperan penting dalam mendorong pertumbuhan perusahaan, margin perusahaan, dan pendapatan perusahaan. Pengelola produk bertanggung jawab atas kasus bisnis, pembuatan konsep, perencanaan, pengembangan produk, pemasaran produk, dan pengiriman produk ke pasar sasaran. Bergantung pada ukuran perusahaan, industri perusahaan, dan sejarah perusahaan, pengelolaan produk memiliki berbagai fungsi dan peran. Seringkali, pengelola produk juga memiliki tanggung jawab terkait laporan laba rugi (atau laba rugi) sebagai metrik utama untuk mengevaluasi kinerja pengelola produk.
Pengelolaan produk juga memerlukan keterampilan komunikasi yang baik, kemampuan analisis pasar yang mendalam, serta pemahaman yang kuat tentang kebutuhan pelanggan. Pengelola produk harus mampu berkolaborasi dengan berbagai departemen, termasuk development, marketing, sales, dan customer service untuk memastikan bahwa produk dapat diluncurkan secara efektif dan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan pasar yang dinamis. Selain itu, pengelola produk harus tetap mengikuti tren industri dan teknologi terbaru agar dapat membuat keputusan yang tepat dalam pengembangan dan peningkatan produk.
Pengelolaan produk digital memiliki framework sebagai acuan pengembangan yang terdiri dari dua kategori yaitu Product Management Process Groups dan Organization Operating Model. Product Management Process Groups terdiri dari product strategy, planning, development, marketing, dan support yang mencakup proses pengembangan produk, berbeda halnya dengan Organization Operating Model yang hanya mencakup product leadership.
Segmentasi pelanggan berperan penting dalam keberhasilan produk dalam hal memastikan bahwa proposisi nilai yang dirancang tidak hanya relevan, tetapi juga spesifik dan terarah untuk memenuhi kebutuhan unik dari setiap segmen pasar yang ditargetkan. Dalam konteks ini, product-market fit menjadi faktor krusial untuk memastikan bahwa produk yang ditawarkan benar-benar memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan memanfaatkan data pelanggan dan analisis pasar secara mendalam, perusahaan dapat menyesuaikan produk yang ditawarkan dengan segmen yang tepat sehingga meningkatkan engagement dan mendapatkan competitive advantage untuk pertumbuhan keuntungan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Pengelolaan produk digital yang dikembangkan dengan konteks relevansi terhadap kebutuhan pasar yang tersegmentasi memerlukan kemampuan untuk melihat peluang sebuah produk dalam menyelesaikan kebutuhan pasar, khususnya pasar yang sudah disegmentasi berdasarkan kebutuhan pelanggan pada pasar yang beragam. Kemampuan ini pun dikembangkan dari melihat dan menganalisis secara akurat atas masalah-masalah pelanggan pada pasar dimana hal ini memerlukan pemikiran pada lingkup Problem Space pelanggan pada pasar tersebut dan merumuskan penemuan pada Problem Space secara komprehensif lalu memutuskan apakah produk sudah cukup feasible untuk menjadi solusi atas masalah customer. Pola pikir dari pengembangan produk digital kemudian berlanjut setelah merumuskan secara akurat masalah-masalah dan needs customer pada lingkup pikiran Problem Space, berpindah ke Solution Space dimana berbagai solusi mulai dikembangkan dan dievaluasi. Di tahap Solution Space ini, fokus utamanya adalah merancang, menguji, dan menyempurnakan solusi yang paling efektif untuk menjawab needs customer yang ada, serta memastikan bahwa solusi tersebut tidak hanya relevan tetapi juga memiliki nilai tambah yang signifikan terhadap customer tersebut.
Siklus Hidup Produk Digital
Dalam konteks Siklus Hidup Produk Digital (Digital Product Lifecycle), terdapat dua versi yang berbeda: satu yang berfokus pada siklus hidup produk dari sisi pasar, dan satu lagi yang berfokus pada iterasi pengembangan produk. Siklus Hidup Produk Digital secara garis besar menggambarkan bagaimana perjalanan sebuah produk dari mulai pengenalan hingga penurunan produk di pasar. Siklus ini mempunyai empat fase, yaitu fase market development, market growth, market maturity, dan market decline. Pada fase market development, produk baru akan dikenalkan ke pasar sebelum adanya permintaan (demand) akan produk tersebut dan bahkan belum sepenuhnya teruji secara teknis. Pada fase ini, penjualan dari produk akan cenderung lambat dan akan berkembang secara bertahap yang dikarenakan produk baru digunakan oleh early adopters dan konsumen-konsumen lainnya yang ingin mengetahui kegunaan produk secara lebih lanjut . Seiring dengan berjalannya waktu, produk akan mulai dikenal dan diminati sehingga menciptakan pasar yang besar serta penjualan yang meningkat. Hal ini menandakan bahwa produk sudah masuk ke dalam fase kedua, yaitu fase market growth atau bisa dibilang sebagai takeoff stage. Pada tahap ini, product manager memiliki fokus untuk mengadaptasi dan menyesuaikan produk mereka dengan masukan-masukan yang mereka dapat dari pelanggan dan pasar.
Pada fase market growth, produk mulai dikenal secara luas oleh konsumen sehingga permintaan pasar dapat meningkat pesat. Pada tahap ini, product manager memiliki fokus untuk mengoptimalisasi pertumbuhan produk mereka dengan tujuan untuk tetap kompetitif dan menjangkau lebih banyak pelanggan.
Setelah itu, produk akan memasuki fase market maturity yang membuat perkembangan produk sering kali mengalami stagnasi dalam inovasi. Pada fase ini, penjualan produk cenderung melambat hingga mengalami penurunan yang membuat banyak perusahaan menggunakan strategi rebranding. Pada fase market maturity, meskipun penjualan mulai melambat, biaya produksi cenderung menurun akibat peningkatan volume produksi dan efek dari experience curve, namun persaingan yang semakin ketat menyebabkan harga produk turun dan keuntungan industri mulai berkurang.
Fase terakhir pada siklus hidup produk digital adalah fase market decline. Tahap ini ditandai dengan menurunnya jumlah konsumer yang menggunakan produk tersebut, dan berkurangnya angka-angka penjualan.
Kerangka Pengelolaan Produk Digital
Terdapat 2 kerangka utama dalam pengelolaan produk digital. Kerangka pertama terdiri dari lima tahapan, yaitu Product Opportunity, Product Strategy, Product Planning, Product Development, dan Product Launch. Setiap tahap dilewati dengan Product Leadership untuk memastikan pengembangan produk dilakukan dengan berkolaborasi secara efektif. Kerangka pertama ini berfokus pada siklus hidup produk, dapat dilihat dari tahapannya yang mulai dari mengembangkan produk sesuai peluang yang muncul, dan diakhiri dengan peluncuran produk.
Kerangka kedua lebih menegaskan peran manajemen dan divisi organisasi. Kerangka ini dibagi menjadi dua elemen utama, yang pertama Product Management Process Groups dan yang kedua adalah Organizational Operating Model. Product Management Process Groups meliputi pekerjaan seperti membuat strategi, melakukan perencanaan, pengembangan, pemasaran, dan support. Sedangkan Organizational Operating Model fokus pada aspek kepemimpinan. Kerangka ini memastikan kolaborasi antar tim dan kepemimpinan berjalan selaras dengan strategi bisnis.
Atribut Esensial Produk
Tangible atau Intangible (Berwujud/Tidak Berwujud)
Produk dapat bersifat tangible (berwujud) atau intangible (tidak berwujud). Produk tangible adalah produk yang dapat disentuh, dilihat, dan keberadaannya dapat dirasakan, seperti barang fisik. Sementara produk intangible tidak memiliki bentuk fisik namun mampu memberikan layanan, seperti jasa.
Associated Attribute (Atribut Terasosiasi)
Sebuah produk terdiri dari berbagai fitur dan layanan pendamping. Atribut-atribut ini mencakup warna, kemasan, nama merek, aksesori, instalasi, petunjuk penggunaan, serta layanan purna jual. Keberadaan atribut-atribut ini membuat setiap produk memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan menjadi pembeda antar produk.
Exchange Value (Nilai Tukar)
Agar dapat disebut sebagai produk, suatu barang atau jasa harus memiliki nilai tukar, yakni kemampuan untuk dipertukarkan antara penjual dan pembeli pada harga yang dapat diterima kedua belah pihak. Nilai tukar ini menjadi penting dalam proses transaksi di pasar.
Satisfaction (Kepuasan)
Produk harus mampu memberikan kepuasan kepada pembeli, baik secara nyata maupun psikologis. Bagi pembeli, kepuasan ini bisa berupa fungsi dari produk yang sesuai dengan harapan atau keinginan mereka. Sementara itu, dari sudut pandang penjual, produk harus mampu menghasilkan keuntungan bisnis.