Batang

sumbu tumbuhan
Revisi sejak 16 September 2024 13.09 oleh Turmadan (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Batang (bahasa Latin: caulis) merupakan salah satu dari organ dasar tumbuhan berpembuluh. Batang adalah sumbu tumbuhan, tempat semua organ lain bertumpu, dan tumbuh. Daun dan akar dianggap sebagai perkembangan fisik dari batang untuk menjalankan fungsi yang lebih khusus.[1]

Dasar batang birch kuning (Betula alleghaniensis)
Batang adalah sumbu tumbuhan, tempat semua organ lain bertumpu dan tumbuh.

Batang pohon merujuk pada anggota struktural pohon yang mendukung cabang serta didukung dan berikat langsung dengan akar. Batang pohon diliputi oleh kulit kayu, yang merupakan ciri diagnostik penting dalam pengenalan pohon, dan sering banyak berbeda dari dasar hingga atas, bergantung pada spesies. Batang pohon merupakan bagian terpenting untuk distribusi kayu.

Batang rentan akan kerusakan, termasuk sengatan sinar matahari.

Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:

  1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
  2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
  3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop)
  4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
  5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
  6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.

Ciri dan fungsi

sunting

Tanpa batang, tumbuhan berpembuluh tidak dapat hidup titik tumbuh berasal dari batang.

Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :

  1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf (simetri radial).
  2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah muncul tunas yang membentuk cabang batang, daun, atau akar.
  3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).
  4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
  5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
  6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.

Banyak tumbuhan yang memiliki perkecualian dari yang telah disebutkan di atas, baik hanya satu atau beberapa ciri.

Bentuk batang

sunting

Batang pohon memiliki bentuk yang bervariasi, seperti bentuk batang berlekuk mulus tanpa banir, bentuk silindris mulus tanpa banir dan batang berbuncak. Banir pohon juga bervariasi, seperti banir kembang, banir kuncup, dan banir papan.

Evolusi

sunting

Sejalan dengan teori yang banyak dianut sekarang, bahwa tumbuhan berpembuluh merupakan perkembangan lanjutan dari salah satu kelompok tumbuhan talus berklorofil, yaitu Charophyta, batang merupakan perkembangan dari talus yang kemudian terdiferensiasi jaringannya, membentuk jaringan pembuluh.[1] Akar merupakan perkembangan dari batang purba yang berada di dekat permukaan tanah yang kemudian mengalami spesialisasi sebagai alat penyerap air. Daun sejati, yang dimiliki oleh sebagian besar anggota tumbuhan berpembuluh, dianggap terbentuk dari penyatuan ranting-ranting kecil yang saling berdekatan dan masih membawa klorofil dan pigmen-pigmen lainnya. Teori ini dikenal sebagai teori megaphyll. Daun kelompok Lycophyta dianggap terbentuk dari jalur evolusi yang lain, yaitu terbentuk dari bagian sporangium. Ini dikenal sebagai teori microphyll.

Modifikasi batang

sunting

Batang dapat memiliki fungsi tambahan, yang berakibat pada berubahnya bentuk (morfologi) dari bentuk dasar menjadi bentuk yang lain. Berikut adalah beberapa bentuk modifikasi batang.

  1. Bonggol, pangkal batang atau batang bulat pendek yang berada tepat di bawah permukaan tanah. Bonggol yang memiliki fungsi tambahan sebagai tempat cadangan energi disebut sebagai bonggol umbi (cormus). Contoh tumbuhan yang memiliki: pisang, suweg.
  2. Geragih (stolo), suatu cabang khusus yang menjalar di permukaan atau di bawah permukaan tanah dengan ruas yang panjang dan pada bukunya lalu muncul tunas daun atau akar. Contoh : lili paris, kentang
  3. Rimpang (rhizom), yaitu batang mendatar, gemuk, dan berada di permukaan tanah atau di bawah permukaan, dengan ruas-ruas pendek. Contoh: berbagai temu-temuan
  4. Umbi batang (tuber), yang merupakan pembengkakan geragih atau rimpang karena bertambah fungsi sebagai penyimpan cadangan energi.
  5. Batang membulat yang memiliki fungsi sebagai organ sukulen (penyimpan air) disebut sebagai caudex.
  6. Cakram pada umbi lapis, suatu bentuk batang yang sangat pendek dan menjadi penyangga dari pangkal daun sukulen. Contoh : bawang-bawangan, Amaryllis

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b Kenrick P, Crane PR. 1997. The origin and early evolution of plants on land[pranala nonaktif permanen]. Nature 389:33-39.

Pranala luar

sunting