Keuskupan Agung Samarinda

wilayah administratif gereja di Indonesia
Revisi sejak 22 September 2024 13.45 oleh Gianogentap (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Keuskupan Agung Samarinda adalah salah satu keuskupan Gereja Katolik di Indonesia, serta menjadi keuskupan metropolit untuk provinsi gerejawi yang juga dalam kesatuan dengan Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Palangka Raya, dan Keuskupan Tanjung Selor.[2] Keuskupan ini mencakup hampir seluruh wilayah geografis Kalimantan Timur (kecuali Kabupaten Berau), termasuk wilayah Ibu Kota Negara Nusantara yang akan sah menjadi ibu kota baru Indonesia pada tahun 2024.

Keuskupan Agung Samarinda

Archidioecesis Samarindaensis
Katolik
frameless
Gedung Keuskupan Agung Samarinda
Lokasi
NegaraIndonesia
WilayahKalimantan Timur (kecuali Kabupaten Berau)
Ibu Kota Nusantara
Samarinda
Sufragan
Kevikepan
  • Pantai
  • Mahakam Ilir
  • Mahakam Tengah
  • Mahakam Ulu
  • Sendawar
Kantor pusat
Jl. DI Panjaitan No. 59A, Kel. Gunung Lingai, Kec. Sungai Pinang, Kota Samarinda 75119
Koordinat0°30′03″S 117°08′34″E / 0.500872°S 117.142737°E / -0.500872; 117.142737
Statistik
Luas104.886 km2 (40.497 sq mi)[1]
Populasi
- Total
- Katolik
(per 2020)
3.807.000
146.500 (3,8%)
Paroki26
Imam64 (39 Imam Diosesan)
Informasi
DenominasiGereja Katolik
Gereja sui iuris
Gereja Latin
RitusRitus Roma
Pendirian21 Februari 1955; 69 tahun lalu (1955-02-21)
KatedralSanta Maria Penolong Abadi, Samarinda
PelindungBunda Maria Penolong Abadi
BahasaBahasa Indonesia
Kepemimpinan kini
PausFransiskus
Uskup agung
Yustinus Harjosusanto, M.S.F.
Vikaris jenderal
R.D. Moses Komela Avan
Sekretaris jenderal
R.D. Wilfriadus Samdrigiawijaya
EkonomR.P. Agustinus Gunawan, M.S.F.
Peta

Pada tahun 2020, keuskupan ini terdiri dari 26 paroki dengan jumlah umat sekitar 146 ribu jiwa dengan persentase 3,8% terhadap seluruh penduduk, yang dilayani oleh 64 imam.

Sejarah

sunting

Pada tahun 1907, tiga imam Kapusin tiba di hulu Sungai Mahakam setelah menempuh perjalanan menembus jantung Kalimantan dari arah Barat melalui hulu Sungai Kapuas. Mereka menetap di kampung Laham, mempelajari budaya setempat dan membuka sekolah Katolik pada tahun 1911. Pembaptisan orang suku Dayak pertama dilakukan pada tahun 1913.

Karena ordo Kapusin kekurangan tenaga imam, sementara misi di Kalimantan Barat juga berjalan lancar, sehingga pada tahun 1926 tiga orang dari Misionaris Keluarga Kudus tiba di Laham dari Belanda. Pada tahun 1928 pusat misi dipindahkan ke hilir, yaitu ke Tering. Selanjutnya beberapa stasi dibuka, baik di hulu Sungai Mahakam seperti di Long Pahangai dan Tiong Ohang pada tahun 1936 dan Barong Tongkok tahun 1937 maupun di daerah-daerah pesisir dan hilir Sungai Mahakam seperti di Balikpapan tahun 1930, Pulau Tarakan tahun 1934 dan Samarinda tahun 1933. Karena perkembangan ini, maka pada tahun 1938 Prefektur Apostolik Bandjarmasin dibentuk, dipisahkan dari Vikariat Apostolik Borneo Belanda di Pontianak. Tahun 1949 status Prefektur Apostolik ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik.

Pada tanggal 21 Februari 1955 wilayah Kalimantan Timur dipisahkan dengan membentuk Vikariat Apostolik Samarinda dan statusnya ditingkatkan menjadi keuskupan penuh pada tanggal 3 Januari 1961. Pada tanggal 9 Januari 2002 wilayah keuskupan dikurangi dengan dibentuknya Keuskupan Tanjung Selor, sedangkan sejak tanggal 29 Januari 2003 status Keuskupan Samarinda yang tadinya merupakan keuskupan sufragan dari Keuskupan Agung Pontianak ditingkatkan menjadi provinsi gerejani baru, yaitu "Keuskupan Agung Samarinda" dengan 3 keuskupan sufragan.

Karya pendidikan dirintis oleh Suster-suster Misi dan Adorasi dari S. Familia atau MASF yang membuka sekolah di Balikpapan pada tahun 1948 dan kemudian rumah sakit di Tering pada tahun 1949. Seminari menengah juga dibuka di Samarinda pada tahun 1961 yaitu Seminari St. Yohanes Don Bosco yang merupakan kelanjutan dari Seminari St.Yosep di Sanga-sanga yang pernah dibuka pada tahun 1954 sampai tahun 1959.

Wisma uskup baru

sunting

Mengingat lokasi wisma uskup yang sebelumnya berada di komplek Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda akan terkena dampak pelebaran Jalan Pasundan di samping rumah sakit pada masa mendatang maka dilaukan pemindahan Wisma Uskup dan seluruh kegiatan Keuskupan Agung Samarinda ke lokasi yang baru di Jalan DI Panjaitan.

Beberapa peristiwa terkait pemindahan dan pembangunan diantaranya:

  • Peresmian Sentral Gereja Katolik oleh Gubernur Kaltim yang diwakili oleh Wakil Gubernur pada 6 Desember 2005
  • Peninjauan lokasi melibatkan beberapa unsur terkait di lahan perluasan Sentral Gereja Katolik 10 Juli 2006 meliputi dari pihak DPRD Kaltim, pemprov Kaltim, perencana, pembangun, dll.
  • Pemberkatan dan peletakan batu pertama pembangunan Wisma Uskup (Catholic Centre) pada 1 April 2007 serta paparan rancangan bangunan oleh IAI Kalimantan Timur
  • Pemancangan pertama pondasi pembangunan Wisma Uskup (Catholic Centre) pada 1 Juni 2008
  • Misa pertama bertempat di Wisma Uskup yang sedang dalam proses penyelesaian pembangunan sekaligus pengenalan pada umat 27 Juni 2009
  • Peresmian Gedung Catholic Centre dan pemberkatan oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Leopoldo Girelli.[3][4] Dan diikuti pula peresmian oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouq Ishak pada 20 September 2010.[5]

Garis waktu

sunting
  • Didirikan sebagai Vikariat Apostolik Samarinda pada tanggal 21 Februari 1955, memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Bandjarmasin
  • Ditingkatkan menjadi Keuskupan Samarinda pada tanggal 3 Januari 1961
  • Ditingkatkan menjadi Keuskupan Agung Samarinda pada tanggal 29 Januari 2003

Waligereja

sunting
Uskup agung petahana:
Mgr. Yustinus Harjosusanto, M.S.F.
Lambang
Foto diri

Ordinaris

sunting
Vikaris Apostolik Samarinda
  • Jacques Henri Romeijn, M.S.F. (10 Juli 1955 s.d. 3 Januari 1961, naik tingkat)
Uskup Samarinda
Uskup Agung Samarinda
  • Florentinus Sului Hajang Hau, M.S.F. (29 Januari 2003 s.d. 18 Juli 2013, wafat)
  • Yustinus Harjosusanto, M.S.F.[6] (sejak 16 Februari 2015)

Prelat tituler

sunting
Administrator Diosesan Keuskupan Agung Samarinda

Paroki

sunting

Kevikepan Mahakam Ilir

sunting
Kota Samarinda
Kota Bontang
  • Paroki Bontang - Santo Yosef
Kabupaten Kutai Timur
  • Paroki Sangatta - Santa Theresia

Kevikepan Pantai

sunting
Kota Balikpapan
Kabupaten Penajam Paser Utara
Kabupaten Paser
  • Paroki Tanah Grogot (Paser) – Alleluia

Kevikepan Mahakam Tengah

sunting
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kabupaten Kutai Timur

Kevikepan Mahakam Ulu

sunting
Kabupaten Mahakam Ulu
  • Paroki Laham – Hati Kudus Yesus
  • Paroki Long Hubung – Santa Maria
  • Paroki Long Pahangai – Santo Yoseph
  • Paroki Tiong Ohang – Santo Paulus
  • Paroki Ujoh Bilang – Santo Petrus

Kevikepan Sendawar

sunting
Kabupaten Kutai Barat
  • Karya Pendidikan
    • Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Pembangun Rakyat (YP3R)
    • Yayasan Setia Budi - Akademi Keperawatan Dirgahayu
    • Yayasan Pendidikan Budi Bhakti MASF
    • Yayasan Pendidikan Gabriel Manek
    • Yayasan Elifa Mitra Setia, Samarinda
    • Yayasan Pendidikan Yos Sudarso, Balikpapan
  • Seminari St. Yohanes Don Bosco di Samarinda
  • Karya Kesehatan

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Archdiocese of Samarinda, Indonesia". GCatholic. Diakses tanggal 2024-01-18. 
  2. ^ "Pembagian provinsi gerejawi di situs kawali.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-19. Diakses tanggal 2012-10-08. 
  3. ^ "Gedung Catholic Centre Diresmikan Senin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-08. Diakses tanggal 2011-03-24. 
  4. ^ "Catholic Centre Samarinda diresmikan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-09-22. Diakses tanggal 2011-03-24. 
  5. ^ Gubernur Resmikan Gedung Catholic Centre Samarinda[pranala nonaktif permanen]
  6. ^ "Paus Fransiskus Tunjuk Mgr Yustinus Harjosusanto Jadi Uskup Agung Samarinda". Tribunnews.com. Tribun Kaltim. 2015-02-17. 

Pranala luar

sunting