Stasiun Geneng

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 27 September 2024 11.16 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) ((via JWB))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Stasiun Geneng (GG) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Tepas, Geneng, Ngawi; termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun. Stasiun yang terletak pada ketinggian +53 m ini merupakan stasiun paling timur di Ngawi.

Stasiun Geneng

Stasiun Geneng pada tahun 2021
Lokasi
Koordinat7°29′52.912″S 111°25′6.719″E / 7.49803111°S 111.41853306°E / -7.49803111; 111.41853306
Ketinggian+53 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi yang agak tinggi, dua peron pulau yang agak tinggi di antara jalur 1 dan 2 serta 3 dan 4, serta satu peron pulau yang agak rendah di antara jalur 2 dan 3)
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananHanya untuk penyusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Toilet 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Pada awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 yang lama merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda menuju Stasiun Babadan dioperasikan per 16 Oktober 2019[3] dan kemudian menuju Stasiun Kedungbanteng per 30 November 2019,[4] jumlah jalur bertambah menjadi empat. Jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 2 sebagai sepur lurus arah Solo, jalur 2 yang lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus arah Madiun, dan jalur 3 yang lama diubah menjadi jalur 4 yang memiliki percabangan di sisi tenggara sebagai sepur badug baru. Stasiun ini dibangun ulang seluruhnya oleh Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya (dahulu BTP Jatim) Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai paket dalam proyek Jalur Ganda Madiun-Kedungbanteng yang beroperasi pada 2019. Bangunan lama peninggalan Djawatan Kereta Api dirobohkan karena terkena dampak pembangunan jalur 1 yang baru di bekas sepur badug lama dan digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar. Selain itu, sistem persinyalan diubah dari sistem mekanik menjadi sistem elektrik.

Di utara stasiun terdapat Pabrik Gula Soedhono yang kini masih ada dan dioperasikan oleh PTPN XI.[5] Pada zaman Hindia Belanda, stasiun ini dihubungkan dengan pabrik gula tersebut melalui jalur lori untuk keperluan angkutan tebu dan gula. Namun sekarang jalur lori penghubung pabrik gula dengan stasiun tersebut sudah dinonaktifkan dan hanya menyisakan batang rel bekas jalur lori yang tertutup jalan aspal.

Saat ini, tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini selain penyusulan antarkereta api.

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ "Ditjen Perkeretaapian operasikan jalur ganda Babadan-Geneng Madiun". ANTARA News. 2019-10-16. Diakses tanggal 2020-05-14. 
  4. ^ Azka, Rinaldi Mohammad. "Jalur Ganda KA Jombang-Solo 180 Km Mulai Dipakai". Bisnis.com. Diakses tanggal 2019-11-30. 
  5. ^ "Sejarah Pabrik Gula Soedhono Ngawi". Informasi Situs Budaya Indonesia. 2017-10-27. Diakses tanggal 2019-12-21. [pranala nonaktif permanen]
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Ngawi
(d.h. Paron)
Solo Balapan–Kertosono Magetan
(d.h. Barat)
menuju Kertosono