Arsitektur Sasak

Revisi sejak 9 Oktober 2024 13.20 oleh Meistikaintan (bicara | kontrib) (menambahkan isi subjudul untuk melengkapi informasi)

Arsitektur Sasak adalah arsitektur vernakular yang diwariskan secara turun-temurun dan berkembang di masyarakat adat Suku Sasak, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Arsitektur ini tersebar dan masih difungsikan dengan baik di daerah Sade, Suela, Sembalun, Bayan, dan Senaru[1].

Arsitektur Sasak di Desa Sasak Ende

Struktur bangunan

Arsitektur bangunan disusun oleh kayu dan bambu. Bangunan dirangkai dengan metode pasak dan ikat kemudian dilapisi dengan bambu sebagai dinding dan rumbai atau ilalang untuk atapnya[1]. Arsitektur Sasak tidak merujuk pada bangunan tunggal, melainkan membentuk massa bangunan yang bersusun membentuk gugusan dan berkumpul dalam satu tapak dengan massa bangunan yang saling terkait[2].

Fungsi

Arsitektur Sasak memiliki fungsi masing-masing berdasarkan jenis dan fungsinya.

  • Bale
     
    Bale dalam sebagai tempat memasak dan area kamar perempuan
    Bale merupakan tempat tinggal yang memiliki dua bagian utama, yaitu sesangok dan dalem bale. Sesangkok berfungsi sebagai tempat kumpul keluarga dan bersantai[3]. Dalem bale terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu sebagai kamar perempuan dan tempat memasak[4]. Dinding bale menggunakan material anyaman bambu yang dimaksudkan supaya angin dan cahaya dapat masuk ke ruangan[5]. Dua bagian tersebut dihubungkan dengan tiga anak tangga. Pintu menuju dalem bale dibuat rendah sehingga ketika berjalan masuk harus menunduk. Hal ini memilki makna bahwa sesama manusia harus sopan dan saling menghormati[4].
  • Berugaq
     
    Lumbung padi di desa adat Sade, Lombok.
    Berugaq merupakan bagian bangunan yang ditumpu dengan empat tiang tanpa dinding. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat menerima tamu[5]. Lantai berugaq menggunakan material anyaman bilah bambu atau papan kayu. Tinggi berugaq 40-50 cm di atas permukaan tanah[5].
  • Lumbung Lumbung merupakan simbol kesuburan dan kesejahteraan. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil panen padi masyarakat Suku Sasak yang memiliki mata pencaharian sebagai petani[5]. Bagian atap lumbung berbentuk seperti gunung dengan bagian atas yang meninggi. Di bagian bawahnya disangga oleh empat tiang tanpa dinding penutup[5].

Referensi

  1. ^ a b Gatot, Adi Susilo., Umniati, B. Sri., P, Putri Herlia. (2019). Tipe dan Tata Masa Arsitektur Sasak di Pulau Lombok (PDF). Malang: Surya Pena Gemilang. hlm. 7. ISBN 978-602-6854-42-1. 
  2. ^ Susilo, Gatot Adi; Umniati, B. Sri (2021-03-31). "Model Tata Massa Arsitektur Sasak di Pulau Lombok". Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia (dalam bahasa Inggris). 10 (1): 48–57. doi:10.32315/jlbi.v10i01.6. ISSN 2622-0954. 
  3. ^ Dewi, Ni Ketut Agustinta (2015). "Makna dan Peran Kosmologi dalam Pembentukan Pola Perkambungan Tradisional Sasak". SPACE. 3 (2). doi:10.24843/JRS.2016.v03.i02.p03. 
  4. ^ a b Sahira, Emilia; Sumardi, Lalu; Sawaludin, Sawaludin; Zubair, Muh (2023-11-29). "Nilai dan Makna Dalam Kearifan Lokal Rumah Adat Suku Sasak: (Studi di Dusun Sade Desa Rembitan Kabupaten Lombok Tengah)". Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan (dalam bahasa Inggris). 8 (4): 2594–2604. doi:10.29303/jipp.v8i4.1698. ISSN 2620-8326. 
  5. ^ a b c d e Kanina, Intania; Subiyantoro, Heru (2019). "CULTURAL APPEARANCE WITH ARCHITECTURAL LIVING ENVIRONMENT CONTEXT OF LOMBOK COMMUNITY". Border: Jurnal Arsitektur (dalam bahasa Inggris). 1 (2): 123–132. doi:10.33005/border.v1i2.18. ISSN 2685-1598.