Rambutan

spesies tanaman tropis
Revisi sejak 20 Oktober 2024 14.12 oleh MITGATVM (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Rambutan merupakan tanaman tropis yang termasuk ke dalam suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Indonesia. Kata "rambutan" berasal dari bahasa Indonesia yang berakar dari kata "rambut" karena bentuk buahnya yang mempunyai kulit menyerupai rambut.

Rambutan
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo: Sapindales
Famili: Sapindaceae
Genus: Nephelium
Spesies:
N. lappaceum
Nama binomial
Nephelium lappaceum

Rambutan banyak terdapat di daerah tropis seperti Afrika, Kamboja, Karibia, Amerika Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Sri Lanka.

Pemerian botani

sunting
 
Bunga jantan rambutan

Pohon berdaun hijau sepanjang tahun, menyukai suhu tropika hangat (suhu rata-rata 25 ⁰C), tinggi dapat mencapai 8 m namun biasanya tajuknya melebar hingga jari-jari 4m. Daun majemuk menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur, dengan variasi tergantung umur, posisi pada pohon, dan ras lokal.

Pertumbuhan rambutan dipengaruhi oleh ketersediaan air. Setelah masa berbuah selesai, pohon rambutan akan merona (flushing) menghasilkan cabang dan daun baru. Tahap ini sangat jelas teramati dengan warna pohon yang hijau muda karena didominasi oleh daun muda. Pertumbuhan ini akan berhenti ketika ketersediaan air terbatas dan tumbuhan beristirahat tumbuh.

Pembungaan dan bunga

sunting
 
Bunga banci rambutan

Tumbuhan ini menghasilkan bunga setelah tujuh tahun jika ditanam dari biji, tetapi pada usia 2 tahun sudah dapat berbunga jika diperbanyak secara vegetatif. Rambutan berumah dua, tetapi bersifat androdioecious, ada tumbuhan penghasil bunga jantan saja dan tumbuhan penghasil bunga banci. Tumbuhan jantan tidak pernah menghasilkan buah.

Pembungaan rambutan dipengaruhi oleh musim atau ketersediaan air. Masa kering tiga bulan menghentikan pertumbuhan vegetatif dan merangsang pembentukan bunga. Di daerah Sumatra bagian utara, yang tidak mengenal musim kemarau rambutan dapat menghasilkan buah dua kali dalam setahun. Di tempat lain, bunga muncul biasanya setelah masa kering 3 bulan (di Jawa dan Kalimantan biasanya pada bulan Oktober dan November).

Bunga majemuk, tersusun dalam karangan, dengan ukuran satuan bunga berdiameter 5 mm atau bahkan lebih kecil. Bunga jantan tidak menghasilkan putik. Tumbuhan banci yang baru berbunga biasanya menghasilkan bunga jantan, baru kemudian diikuti dengan bunga dengan alat betina (putik). Bunga banci (hermafrodit) memiliki benang sari yang fungsional dan memiliki dua bakal buah, meskipun jika terjadi pembuahan hanya satu yang biasanya berkembang hingga matang, sementara yang lainnya tereduksi. Penyerbukan dilakukan oleh berbagai jenis lebah, tetapi yang paling sering hadir adalah Trigona, lebah kecil tanpa sengat berukuran sebesar lalat. Di berbagai apiari, bunga rambutan juga menjadi sumber utama nektar bagi lebah peliharaan.

 
Buah rambutan

Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki "rambut" di bagian luarnya (eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah ketika masak/ranum. Endokarp berwarna putih, menutupi "daging". Bagian buah yang dimakan, "daging buah", sebenarnya adalah salut biji atau aril, yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas ("rambutan ace"/ngelotok).

Pohon dengan buah masak sangat menarik perhatian karena biasanya rambutan sangat banyak menghasilkan buah. Jika pertumbuhan musiman, buah masak pada bulan Desember hingga Maret, dikenal sebagai "musim rambutan". Masanya biasanya bersamaan dengan buah musiman lain, seperti durian dan mangga.

Varietas

sunting
 
Rambutan yang terbelah
 
Buah rambutan

Perbaikan varietas yang dilakukan di Indonesia dan sejumlah negara lain hingga saat ini dilakukan oleh lembaga penelitian milik pemerintah. Di Indonesia, Balai Penelitian Buah Solok yang melakukan tugas ini. Pola perbaikan yang diterapkan hingga saat ini adalah seleksi dari plasma nutfah yang tumbuh di berbagai pusat keanekaragaman di Indonesia, terutama di Sumatra, Kalimantan, serta Jawa. Lembaga di Malaysia yang melakukan perbaikan kultivar adalah MARDI.

Varietas unggul rambutan yang sudah dilepas Departemen Pertanian Republik Indonesia hingga 2005 adalah
1. 'Rapiah' dari Pasar Minggu,
2. 'Bahrang' dari Langkat, Sumatera Utara
3. 'Lebak Bulus' dari Pasar Minggu,
4. 'Sibatuk Ganal' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan,
5. 'Nona' dari Kampar, Riau,
6. 'Binjai' dari Sumatera Utara
7. 'Antalagi' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan,
8. 'Sibongkok' dari Sungai Luhut, Kalimantan Selatan,
9. 'Garuda' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan
10.'Tangkue Lebak' dari Kecamatan Maja, Banten,
11.'Narmada' dari NTB,

Selain itu, dikenal pula beberapa ras lokal yang juga dikenal baik untuk keperluan tertentu, seperti 'Sinyonya' dan 'Sitangkue' yang dianjurkan untuk digunakan sebagai batang bawah dalam okulasi.

Nutrisi

sunting
Rambutan, canned, syrup pack
 
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi343 kJ (82 kcal)
20.87 g
Serat pangan0.9 g
0.21 g
0.65 g
VitaminKuantitas
%AKG
Tiamina (B1)
1%
0.013 mg
Riboflavin (B2)
2%
0.022 mg
Niasin (B3)
9%
1.352 mg
Vitamin B6
2%
0.02 mg
Folat (B9)
2%
8 μg
Vitamin C
6%
4.9 mg
MineralKuantitas
%AKG
Kalsium
2%
22 mg
Zat besi
3%
0.35 mg
Magnesium
2%
7 mg
Mangan
16%
0.343 mg
Fosfor
1%
9 mg
Potasium
1%
42 mg
Sodium
1%
11 mg
Seng
1%
0.08 mg

Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.
Sumber: USDA FoodData Central

Referensi

sunting
  1. ^ IUCN Detail 33266

Lihat pula

sunting