Gagak

genus burung
Revisi sejak 24 Oktober 2024 03.31 oleh MITGATVM (bicara | kontrib) (Menambah Kategori:Hewan di Al-Qur'an menggunakan HotCat)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Gagak adalah anggota burung pengicau (Passeriformes) yang termasuk dalam genus Corvus, suku Corvidae.

Gagak
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Corvidae
Subfamili: Corvinae
Genus: Corvus
Linnaeus, 1758

Sejarah

sunting

Hampir semua jenis burung ini berukuran relatif besar dan berwarna bulu dominan hitam. Daerah sebarannya ada di seluruh benua dan kepulauan, dengan perkecualian di Amerika Selatan.

Di antara jenis-jenis unggas, gagak diketahui mempunyai tingkat kecerdasan tertinggi di antara para burung.[1] Kualitas ini sudah sejak lama diketahui manusia, khususnya dalam keterampilannya mencuri berbagai alat bantu manusia. Hewan ini mempunyai kemampuan belajar dan dapat memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya.

Di beberapa kebudayaan dan mitologi, burung gagak kerap dikaitkan dengan sesuatu yang buruk. Di Eropa, gagak dipercaya sebagai burung peliharaan penyihir. Di Indonesia, gagak dianggap dapat menjadi pertanda marabahaya. Ada pula kepercayaan yang mengaitkan sate gagak untuk memanggil genderuwo.

Memiliki warna gelap, memiliki suara nyaring, dan menusuk telinga, membuat gagak kerap dikaitkan dengan hal-hal mitos, banyak yang membenci kemunculan sang gagak yang identik dengan ilmu hitam dan magis.

Gagak Dalam Budaya

sunting

Dalam mitos Wiracarita Gilgamesh, Utnapishtim melepaskan seekor merpati dan burung gagak untuk menemukan daratan. Namun, merpati hanya berputar dan kembali. Baru kemudian Utnapishtim mengirim gagak, tapi gagak tersebut tidak kembali dan Utnapishtim menyimpulkan gagak telah menemukan tanah.[2]

Dalam Islam, menurut sebuah riwayat dalam hadits, burung gagak yang berwarna belang[butuh rujukan] adalah salah satu dari 5 binatang yang tidak dicela oleh orang yang membunuh mereka.[3] Surat Al-Ma'idah menggambarkan kisah bagaimana burung gagak mengajarkan anak Adam bagaimana mengubur mayat saudaranya.[4]

Dalam catatan Alkitab Ibrani di 1 Raja 17 ayat 6, burung gagak dianggap telah menyediakan makanan bagi Elia.

Dalam agama Hindu, gagak dianggap sebagai pembawa informasi yang memberi pertanda kepada orang-orang mengenai situasi mereka. Misalnya, ketika seekor burung gagak berkokok di depan rumah seseorang, warga diharapkan mendapat tamu istimewa pada hari itu. Juga, dalam literatur Hindu, gagak memiliki kenangan indah yang mereka gunakan untuk memberikan informasi.

Dalam mitologi Aborigin Australia, gagak adalah penipu, pahlawan budaya, dan makhluk leluhur. Legenda yang berkaitan dengan gagak telah diamati di berbagai kelompok bahasa dan budaya Aborigin di seluruh Australia; ini biasanya mencakup cerita yang berkaitan dengan peran gagak dalam pencurian api, asal usul kematian, dan pembunuhan putra elang.

Dalam mitologi Nordik, Huginn dan Muninn adalah sepasang gagak biasa yang tersebar di seluruh dunia. Selain itu ada juga Midgard, yang berarti 1 dari 9 alam yang ditinggali manusia menurut mitologi Nordik. Midgard membawa informasi mengenai Dewa Odin.

Di Swedia, burung gagak dianggap sebagai reinkarnasi dari hantu orang yang terbunuh. Entah itu terbunuh karena seseorang ataupun terbunuh karena ditabrak.[5]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "BBC NEWS | Science/Nature | Crows and jays top bird IQ scale". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-05-16. Diakses tanggal 2015-05-30. 
  2. ^ Kovacs, Maureen Gallery (1989). The Epic of Gilgamesh. Stanford University Press. hlm. 102. ISBN 978-0-8047-1711-3. 
  3. ^ What Ruling on killing mice and rats Diarsipkan 2018-10-15 di Wayback Machine.. Islamqa.info. Retrieved on 19 April 2014.
  4. ^ "Surat Al-Maidah 5:31". Quran.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-28. Diakses tanggal May 1, 2015. 
  5. ^ "Common Ravens - Species Information". Avianweb.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 April 2014. Diakses tanggal 19 December 2013. 

Bibliografi

sunting

Pranala luar

sunting