Masjid Jami Banjarmasin

masjid di Indonesia
Revisi sejak 26 Oktober 2024 14.10 oleh Ilham Mufti Laksono (bicara | kontrib) (Memperbaiki artikel)

Masjid Jami Banjarmasin[2] (aksara Jawi: مسجد جامع بنجرماسين) atau yang lebih dikenal dengan Masjid Jami Sungai Jingah (aksara Jawi: مسجد جامع ﺳﻮ ڠاﻱ‬ جيڠاه) adalah sebuah masjid bersejarah yang berada di Jalan Masjid Jami, Kelurahan Antasan Kecil Timur, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.[3]

Masjid Jami Banjarmasin
مسجد جامع بنجرماسين
PetaKoordinat: 3°18′8″S 114°35′28″E / 3.30222°S 114.59111°E / -3.30222; 114.59111
Agama
AfiliasiIslam
Provinsi Kalimantan Selatan
Lokasi
LokasiJalan Mesjid Jami №1, Banjarmasin, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturTimur Tengah dengan sedikit sentuhan arsitektur Banjar dan Hindia Belanda[1]
Didirikan1777
Spesifikasi
Kubah5
Menara1

Masjid ini berdekatan dengan Kompleks Makam Pangeran Antasari, dimana kompleks makam ini berada di daerah timur masjid, tepatnya di Jalan Malkon Temon.[4] Selain itu, masjid ini juga berdekatan dengan makam salah satu ulama karismatik, yaitu K.H. Ahmad Zuhdiannor atau sering disapa Guru Zuhdi yang semasa hidupnya mengisi kegiatan keagaamaan di masjid ini, dimana makamnya berada di daerah barat masjid atau dikenal dengan daerah "Jalan Belakang Masjid Jami". Hal ini membuat halaman masjid sering dipenuhi oleh peziarah yang sering memarkir di sana.[5]

Sejarah

 
Masjid Jami Banjarmasin sekitar tahun 1870, yang masih berada di tepi Sungai Martapura.
 
Langgar Sinar Masjid, lokasi awal dari Masjid Jami Banjarmasin.

Masjid yang ada sekarang ini sebenarnya dibangun pada tahun 1352 Hijriah/1934 Masehi. Namun menurut sejarah, masjid ini merupakan pemindahan dari masjid sebelumnya yang berada di tepi sungai Martapura dan dibangun pada hari Sabtu tanggal 17 Syawal 1195 atau kira-kira bertepatan dengan tahun 1777 - 1780 Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Pangeran Tamjidillah. Hal ini dibuktikan dengan sebuah prasasti disamping mimbar masjid yang ditulis dalam huruf Arab Melayu.[6][7][8]

Karena masjid tersebut berada di tepi sungai, maka daerah tersebut rawan terjadi longsor. Terlebih lagi, masjid yang ada saat itu tidak bisa menampung jamaah yang semakin banyak. Maka pada tahun 1932 Masehi, masjid ini dipindah ke lokasi yang sekarang, yaitu berjarak kurang lebih 200 meter dari Sungai Martapura.[6][7][9][10]

Pemindahan ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Bahkan, pemerintah Belanda pada saat itu tertarik untuk mendonasikan pendapatan hasil pajaknya untuk mendirikan masjid tersebut. Hal ini dikarenakan hasil pemungutan pajak dari masyarakat Banjarmasin pada saat itu sangat melimpah ruah. Namun, inisiasi Belanda tersebut ditolak mentah mentah-mentah oleh masyarakat Banjarmasin, karena masyarakat setempat sangat tidak menyukai pemerintahan kolonial Belanda kala itu. Terlebih lagi, masyarakat Banjarmasin yang memeluk agama Islam sangat mengharamkan niat pemberian dari kolonial Belanda tersebut, apalagi sampai membangunnya. Oleh karena itu, masyarakat Banjar bergotong royong membangun Masjid Jami Banjarmasin dengan cara menyumbangkan sebagian harta (seperti perhiasan emas, hasil pertanian, dan tanah), waktu, dan tenaga, termasuk menggunakan tanah/ pasir yang diambil dari Pulau Kembang untuk menimbun dan meninggikan pondasi masjid. Bahkan, pembangunan masjid ini juga melibatkan Ir. Pangeran Muhammad Noor sebagai perancang konstruksi.Hingga pada tahun 1934 Masehi, masjid ini selesai dibangun sesuai dengan nama tahun yang terpampang di masjid.[6][7][9][10][11][12]

Pada tahun 2009, masjid ini direnovasi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dengan menelan dana sekitar 9,5 miliar Rupiah. Renovasi ini dilakukan dengan tidak mengubah bentuk dasar dan arsitektur aslinya, sehingga nilai-nilai historisnya masih tetap terjaga.

Arsitektur

Mesjid berarsitektur Banjar dan kolonial (indies)

Aktivitas

Di masjid ini terdapat Taman Kanak-Kanak, kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) "Al-Jami" dan sederet fasilitas lain seperti tempat wudhu, pemandian jenazah, dan lain-lain.[13]

Galeri

Referensi

  1. ^ "Hasil dan Pembahasan Masjid Jami' Sungai Jingah Banjarmasin" (PDF). idr.uin-antasari.ac.id. 
  2. ^ "Hasil dan Pembahasan Masjid Jami' Sungai Jingah Banjarmasin" (PDF). idr.uin-antasari.ac.id. 
  3. ^ Masjid Jami Sungai Jingah Banjarmasin. Radar Banjarmasin. Diakses 11 Agustus 2010
  4. ^ "Ingin Tahu Dimana Makam Pangeran Antasari? Di Sinilah Tempatnya". Banjarmasinpost.co.id. Diakses tanggal 2022-11-30. 
  5. ^ "Wisata Religi Kalsel, Peziarah di Makam Guru Zuhdi Dipisah Antara Laki-Laki dan Perempuan". Banjarmasinpost.co.id. Diakses tanggal 2022-11-30. 
  6. ^ a b c Syarifuddin, M (5 April 2022). "Sejarah Masjid Jami Sungai Jingah". Radar Banjarmasin. Diakses tanggal 26 Oktober 2024. 
  7. ^ a b c Ilhami, Hamidi (2018). "Karakteristik Masjid Jami' Banjarmasin". THAQÃFIYYÃT. 19 (2): 164–185. 
  8. ^ Wisata Sejarah - Masjid Jami' Kota Banjarmasin
  9. ^ a b Selatan, ANTARA News Kalimantan. "Mimbar dan beduk sisa sejarah di Masjid Jami Banjarmasin". ANTARA News Kalimantan Selatan. Diakses tanggal 2022-12-23. 
  10. ^ a b "Sedikit Sejarah Masjid Jami Banjarmasin, Salah Satu Masjid Tua di Kota Banjarmasin". Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin. Diakses tanggal 2022-12-23. 
  11. ^ "Hasil dan Pembahasan Masjid Jami' Sungai Jingah Banjarmasin" (PDF). idr.uin-antasari.ac.id. 
  12. ^ "Masjid Jami Banjarmasin, Bangunan Masjid yang Memiliki Sejarah Unik - Borneo ID" (dalam bahasa Inggris). 2022-10-17. Diakses tanggal 2022-12-23. 
  13. ^ baitcode.com. "STAI Al Jami Banjarmasin". STAI Al Jami Banjarmasin (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-30.