Terawan Agus Putranto

Menteri Kesehatan Indonesia ke-19
Revisi sejak 5 November 2024 08.31 oleh Achmad Suharto (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Terawan Agus Putranto (lahir 5 Agustus 1964)[5] adalah dokter Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia antara 23 Oktober 2019 dan 23 Desember 2020. Sebelumnya ia seorang dokter militer yang juga menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan.[6] Ia menjadi dokter militer pertama yang menjabat Menkes sejak Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Suwardjono Surjaningrat (1978–1988) dan orang dengan pangkat militer tertinggi yang pernah memangku jabatan ini.

Terawan Agus Putranto
Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan
Mulai menjabat
21 Oktober 2024
PresidenPrabowo Subianto
Sebelum
Pendahulu
Jabatan Baru
Pengganti
Petahana
Sebelum
Menteri Kesehatan Indonesia ke-19
Masa jabatan
23 Oktober 2019 – 23 Desember 2020
PresidenJoko Widodo
Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto
Masa jabatan
1 Juni 2015 – 23 Oktober 2019
Sebelum
Pendahulu
Hardjanto
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir5 Agustus 1964 (umur 60)
Sitisewu, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia[1]
Partai politikIndependen
Suami/istriEster Dahlia
Anak1
Orang tuaSudarno (ayah)
Almamater
ProfesiProfesor Kedokteran,Ahli Radiologi Intervensi, Dokter Tentara
Karier militer
PihakIndonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1990–2019
Pangkat Letnan Jenderal TNI
NRP32512[2]
SatuanKesehatan (CKM)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ia merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan kemudian masuk TNI AD, di mana ia ditugaskan ke beberapa daerah termasuk Lombok, Bali, dan Jakarta untuk mengemban tugas sebagai pelaksana medis/kesehatan militer.[7] Ia juga pernah menjabat sebagai Tim Dokter Kepresidenan pada tahun 2009 dan pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD tahun 2015.

Kehidupan awal dan pendidikan

Terawan lahir pada tanggal 5 Agustus 1964 di Sitisewu,[1] sebuah kawasan di Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta. Ia menempuh pendidikan awal di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta (1977),[1] SMP Negeri 2 Yogyakarta (1980),[1] dan SMA Bopkri 1 Yogyakarta (1983).[8] Ia mengambil S-1 di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1990), S-2 Spesialisasi Radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya (2004),[9] dan S-3 Doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar (2013).[10] Ia juga mengambil pendidikan di Sepamilwa ABRI pada tahun 1990.

Pada tahun 2022, Terawan diangkat sebagai profesor kehormatan ilmu pertahanan bidang kedokteran militer dari Fakultas Kedokteran Militer Universitas Pertahanan Republik Indonesia.[11]

Kontroversi

Terawan Theory

Ia pernah merumuskan Terawan Theory, yakni sebuah teori yang terkait dengan metode 'cuci otak' pada penderita stroke. Meskipun demikian, ia dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) karena melakukan metode tersebut kepada pasien sebelum melalui penelitian ilmiah.[12] Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memecat mantan Menteri Kesehatan Dr dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan.[13][14] Beberapa tokoh telah menjadi pasien dari metode ini seperti Prabowo Subianto, Dahlan Iskan, Aburizal Bakrie hingga Mahfud MD yang mengaku kondisinya sakit yang telah diderita seperti Vertigo ataupun Gejala Stroke cenderung membaik setelah dilakukan metode 'cuci otak' tersebut.[15][16]

Pandemi COVID-19

Ketika Pandemi COVID-19 mulai merebak, ia bekerja mengevakuasi 188 warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak di kapal pesiar Dream World.[17] Ia juga mendapat kontroversi dari pemulangan dan karantina WNI dari Wuhan karena lokasi karantina terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, meskipun pemerintah Indonesia telah meyakinkan warga bahwa WNI yang dipulangkan tidak terinfeksi. Setelah masa karantina 14 hari, seluruh WNI dideklarasikan sehat dan tidak terinfeksi COVID-19.[18]

Terawan juga dikritik karena menyatakan bahwa flu biasa lebih berbahaya daripada COVID-19, dengan menyatakan bahwa flu biasa memiliki jumlah kematian lebih tinggi dari COVID-19.[19]

Terawan juga dikritik karena sikap "arogan" dan "anti-sains" dalam menangani krisis COVID-19 di Indonesia.[20] Pada April 2020, saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih merekomendasikan agar masker hanya digunakan oleh orang sakit [21][22] pernyataan Terawan yang menganggap percuma orang sehat pakai masker telah memancing kontroversi tersendiri,[23] begitupula dengan pernyataannya mengenai kenaikan harga masker akibat tingginya pembelian masker,[24] serta sarannya agar masyarakat enjoy aja terkait virus corona guna mempertahankan imun tubuh.[25] Selain itu, saat ia menyambut warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) World Dream yang tetap sehat meski bersama delapan penderita Corona dengan menyatakan mereka sebagai duta imunitas corona,[26] semakin memicu kontroversi dan sikap yang kurang simpatik dari masyarakat.

Penghargaan

Dada kanan Dada kiri
 
 
 
   
 
 
     
     
     
 
 
Special Forces Distinctive Unit Insignia (US Army)
Special Operator Insignia (US Marine Corps)
Basic Parachutist Badge (Royal Thai Army)
Brevet Brevet Trauma Tempur Brevet Dokter Militer TNI AD
Brevet Brevet Para Dasar
Baris ke-1 Bintang Mahaputera Nararya (10 Agustus 2013)[27]
Baris ke-2 Bintang Yudha Dharma Pratama Bintang Kartika Eka Paksi Pratama Bintang Yudha Dharma Nararya
Baris ke-3 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun
Baris ke-4 Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun Satyalancana Dwidya Sistha Medali dari Timor Leste
Brevet Brevet Hiperbarik TNI AL
Brevet Pin Setia Waspada Paspampres
Brevet Kehormatan
  Brevet Yudha Wastu Pramuka   Brevet Kavaleri Berkuda
  Brevet Lakespra Scuba Diver   Brevet Kavaleri Tank

Referensi

  1. ^ a b c d "Salinan arsip". ww25.ibukata.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 2021-06-16. 
  2. ^ Riana, Friski (8 November 2019). Amirullah, ed. "Sebelum Dilantik Jadi Menteri, Terawan Dapat Pangkat Bintang Tiga". Tempo.co. Diakses tanggal 11 Maret 2023. 
  3. ^ https://www.jawaban.com/read/article/id/2019/10/23/10/191023122810/terawan_agus_putrantomenteri_kesehatan_baru_yang_ternyata_cinta_tuhan
  4. ^ https://jawaban.com/read/article/id/2019/10/23/91/191023113734/5_menteri_kabinet_indonesia_maju_ini_beragama_kristen_katoliksiapa_saja_mereka
  5. ^ Sulaiman, M. Reza (2019-10-23). "Jadi Menteri Kesehatan, dr Terawan Dikenal Ramah dan Religius Saat Sekolah". Suara.com. Diakses tanggal 2021-06-16. 
  6. ^ "Profil Dokter Terawan, Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju". Kompas. 23 October 2019. Diakses tanggal 23 October 2019. 
  7. ^ Sulaiman, M. Reza (2019-10-23). "Sosok Terawan Agus Putranto, Dokter Tentara yang Jadi Menteri Kesehatan". Suara.com. Diakses tanggal 2021-06-16. 
  8. ^ Sabandar, Switzy (2019-10-23). Hida, Ramdania El, ed. "Kisah Terawan Muda Sewaktu Bersekolah di Yogyakarta". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-06-16. 
  9. ^ Anggraini, Ariska Puspita (2019-10-23). Hardiyanto, Sari, ed. "Profil Dokter Terawan, Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-06-16. 
  10. ^ Nurdyansa (2019-10-23GMT+080023:42:34+08:00). "Biografi Dr. Terawan Agus Putranto, Kisah Ahli 'Cuci Otak' Menjadi Menteri Kesehatan | Biografiku.com". Diakses tanggal 2021-06-16. 
  11. ^ Indonesia, C. N. N. (2022-01-12). "Terawan Terima Gelar Profesor Kehormatan Kedokteran Militer dari Unhan". nasional. Diakses tanggal 2023-01-17. 
  12. ^ Kresna, Mawa. "Kejanggalan Terapi 'Brainwash' Dokter Terawan". Tirto.id. Diakses tanggal 2021-06-16. 
  13. ^ "IDI Resmi Pecat Dokter Terawan dari Keanggotaan". detikcom. Diakses tanggal 2022-03-26. 
  14. ^ Ramadhan, Azhar Bagas. "Eks Menkes Terawan Dipecat dari IDI Keputusan MKEK". detikcom. Diakses tanggal 2022-03-26. 
  15. ^ Nabilla, Farah (2022-03-29). "5 Pejabat yang Pernah Jadi Pasien 'Cuci Otak' Dokter Terawan, Prabowo Subianto Mengaku Begini". Suara.com. Diakses tanggal 2022-09-14. 
  16. ^ Widyastuti, Pravitri Retno. Nuryanti, ed. "Deretan Tokoh yang Pernah Jadi Pasien 'Cuci Otak' Dokter Terawan, Dahlan Iskan: Terasa Plong". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-09-14. 
  17. ^ Prasetia, Fransiskus Adhiyuda. Sugiyarto, ed. "Menkes Terawan Jelaskan Pentingnya Evakuasi WNI di Kapal World Dream Didahulukan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-02-26. 
  18. ^ Redaksi. "Terawan: 238 WNI dari Natuna Sehat & Bebas Corona". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2020-02-26. 
  19. ^ Sihombing, Rolando Fransiscus. "Menkes: Kematian Gegara Flu Lebih Tinggi, Kenapa Heboh Corona Luar Biasa?". detikcom. Diakses tanggal 2020-03-09. 
  20. ^ Post, The Jakarta. "Terawan must go, civil groups say, demanding crisis-sensitive health minister". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-23. 
  21. ^ Mardatila, Ani (2020-04-05). mardatila, Ani, ed. "Cegah Corona, WHO Kini Dukung Semua Orang Pakai Masker". Merdeka.com. Diakses tanggal 2022-09-14. 
  22. ^ "Pakar Masih Berdebat Soal Perlunya Orang Sehat Pakai Masker". Republika Online. 2020-04-01. Diakses tanggal 2022-09-14. 
  23. ^ Ihsanuddin. Krisiandi, ed. "Menkes: Percuma yang Sehat Pakai Masker". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-04-19. 
  24. ^ Putra, Putu Merta Surya (2020-02-15). Ali, Muhammad, ed. "Menkes Terawan Soal Harga Masker Melonjak: Salahmu Sendiri, Kok Beli?". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-04-19. 
  25. ^ "Kata Menkes Terawan saat Disinggung Enjoy Aja terkait Virus Korona". iNews.ID. 2020-01-31. Diakses tanggal 2020-04-19. 
  26. ^ "Menkes Terawan Nobatkan Duta Imunitas Corona Sejati, Ini Personil dan Alasannya!". KOMPAS.tv. Diakses tanggal 2020-04-19. 
  27. ^ Daftar WNI Yang Memperoleh Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Tahun 2004 - Sekarang (PDF). Diakses tanggal 25 Agustus 2021. 
Jabatan politik
Didahului oleh:
Nila Moeloek
Menteri Kesehatan Indonesia
2019-2020
Diteruskan oleh:
Budi Gunadi Sadikin
Jabatan militer
Didahului oleh:
Hardjanto
Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto
2015–2019
Diteruskan oleh:
Bambang Dwi Hasto