Terminal Tirtonadi
Terminal Tirtonadi (bahasa Jawa: ꦠꦼꦂꦩꦶꦤꦭ꧀ꦠꦶꦂꦠꦤꦢꦶ, translit. Terminal Tirtanadi) adalah terminal bus tipe A terbesar di Kota Surakarta. Terminal ini terletak di Kecamatan Banjarsari. Terminal ini beroperasi 24 jam karena merupakan jalur antara yang menghubungkan angkutan bus dari arah timur (Jawa Timur) dan angkutan bus dari arah barat (Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta).
Terminal Tirtonadi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Terminal Penumpang Tipe A Kode: TTN | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lokasi |
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Koordinat | 7°33′06″S 110°49′11″E / 7.551735°S 110.819599°E | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemilik | Pemerintah Kota Surakarta | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operator | Kementerian Perhubungan Republik Indonesia | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jalur | Jalan Nasional Rute | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah peron | 2 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah jalur | • 4 (pintu timur) • 5 (pintu barat) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rute bus | • Karanganyar • Boyolali • Wonogiri • Sragen • Purwodadi • Semarang • Purwokerto • Yogyakarta • Jawa Timur • Bali • Jawa Barat • Jabodetabek • Banten • Sumatera | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operator bus | >70 perusahaan otobus | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Layanan | • Angkutan Kota • Batik Solo Trans • Trans Jateng • Angkutan Pemadu Moda • Angkutan Pedesaan • Angkutan Antarkota | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sejarah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibuka | Tahun 1975 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operasi layanan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lokasi pada peta | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sejarah
suntingTerminal bus Tirtonadi mulai di gunakan sejak tahun 1975. Saat itu di timur Taman Tirtonadi merupakan pemukiman penduduk dan sebuah lapangan. Lokasi tersebut dijadikan terminal bus menggantikan Terminal Bus Harjodaksino yang kondisinya sudah tidak memungkinkan dikembangkan lagi. Pilihan lahan di tempat itu memang awalnya karena cukup strategis. Berada di kawasan pinggiran kota (Solo bagian utara) dan dekat pinggir jalan antar provinsi.
Awalnya lahan yang digunakan terminal masih sebatas areal bekas permukiman warga, ditambah lapangan. Sekitar 1986 areal terminal diperluas menjadi sekitar lima hektare. Salah satu lokasi perluasan adalah Taman Tirtonadi. Namun, saat itu belum semua taman digunakan untuk terminal. Perluasan dilakukan dengan menutup sebuah kolam rekreasi yang menjadi hulu Sungai Kalipepe yang membelah Kota Solo.
Arti dan makna Tirtonadi bagi orang Solo tempo doeloe menyiratkan sebuah kawasan yang indah nan permai, karena sebutan itu melekat pada sebidang tanah luas yang dijadikan taman ketika Istana Mangkunegara menjalankan pemerintahan. Taman yang berada di sisi selatan Sungai Kalipepe, bagian utara Kota Solo yang memang semula tanah milik bekas swapraja. Keindahan dan kesejukan suasana di taman itu kemudian mengilhami komponis keroncong Gesang mengangkat nama Tirtonadi dalam sebuah lagu. Satu petikan bait lagu itu, ''Tirtonadi yang permai, di tepi sungai'' selalu mengumandang sampai sekarang. Namun, keberadaan ruang publik itu semakin tenggelam, seiring berkembangnya wilayah itu menjadi pusat aktivitas transportasi berupa terminal bus. Agar nama Tirtonadi tidak ikut tenggelam, nama itu diabadikan menjadi nama terminal kelas A Tirtonadi. Dengan adanya terminal itu, kondisi taman semakin tidak karuan dan kumuh. Bangunan liar bermunculan di samping lahan itu. Sebab, lokasi itu juga digunakan sejumlah warga untuk lahan usaha batu nisan. Seiring dengan berkembangnya terminal, lingkungannya juga berkembang. Berbagai usaha yang mendukung aktivitas terminal seperti penitipan kendaraan, penginapan, rumah makan dan juga PSK kian merebak. Akibatnya kawasan terminal itu tidak seindah namanya seperti dalam untaian syair lagu ''Taman Tirtonadi''. Dengan luas lahan sekitar 3,5 hektare, Terminal Tirtonadi semakin ramai dan sesak. Setiap hari ada sekitar 200 bus dari 2.931 izin trayek bus antar kota dalam provinsi (AKDP) dan antar kota antar provinsi (AKAP) masuk dan keluar di terminal itu. Pada kondisi puncak, seperti Idul Fitri ataupun Natal dan Tahun Baru, suasana di terminal nyaris tidak ada tempat kosong. Bahkan puluhan bus terpaksa diparkir di luar, karena sudah tidak ada lokasi parkir di dalam. Terminal Tirtonadi pun penuh dan bahkan melebihi kapasitas. Lahan 3,5 hektare terlalu sempit. Maka gagasan untuk di renovasi dan di perluas. Penataan ulang merupakan langkah untuk mengatasi overload di terminal. Tirtonadi saat terbagi tiga bagian. Terminal A untuk jalur pemberangkatan bus jurusan timur seperti Sragen dan Jawa Timur, jurusan selatan seperti Wonogiri dan Pacitan, serta arah utara untuk bus jurusan Purwodadi dan Blora. Terminal B merupakan lokasi penurunan penumpang dari bus semua jurusan yang masuk terminal. Sementara itu Terminal C merupakan lokasi pemberangkatan bus jurusan barat seperti Jakarta, lintas Sumatera, Semarang, Yogyakarta ataupun Purwokerto. Tahap pertama pembangunan Terminal Bus Tirtonadi Solo adalah di bagian sisi barat. Pembangunan sisi barat selesai dan pada bulan Desember 2012 sudah dioperasikan. Sedangkan pembangunan lantai satu Terminal Tirtonadi sisi timur pada 2015 dinyatakan selesai dan resmi beroperasi pada Desember 2015. Pembangunan ini rampung lebih cepat dari target awal selesai pada 2019.[1]
Terminal Tirtonadi Masa Kini
suntingKesan jorok dan identik dengan tempat mangkalnya preman serta calo di terminal ini sekarang sudah tidak terlihat lagi karena seluruh lantai terminal sudah dipasang keramik yang selalu dibersihkan 24 jam oleh petugas kebersihan. Keluar masuknya penumpang juga sudah tidak menggunakan karcis sobek seperti tempo hari, tapi setiap penumpang masuk yang membayar uang peron akan diberikan kartu plastik pintar kemudian dimasukkan ke dalam mesin, seperti di halte Bus Trans Jakarta. Kesan tertib seperti di Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo terlihat di terminal terbesar di Surakarta ini.
Pembangunan perluasan terminal Tirtonadi yang menelan biaya sekitar Rp 168 miliar, yang sebagian dananya merupakan bantuan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ini dalam rencana juga akan dilengkapi bangunan Mall empat lantai dan jembatan penghubung (skybridge) antara terminal bus Tirtonadi dengan stasiun Solo Balapan. Konsep satu atap antara terminal dan pusat perbelanjaan ini nantinya bisa menjadi daya tarik pariwisata Solo yang banyak menawarkan objek wisata budaya dan kuliner serta belanja batik yang sudah sangat dikenal sampai mancanegara.[2]
Sekarang Terminal Tirtonadi dilengkapi dengan Convention Hall dan Sport Hall di lantai dua. Gedung convention hall yang berkapasitas 3000 orang. Dan sport hall yang dpat digunakan untuk aktifitas olahraga masyarakat di sekitar terminal tirtonadi. Terminal tirtonadi sekarang menjadi terminal yang terbuka untuk masyarakat umum, tidak hanya untuk penumpang otobus tapi juga untuk menunjang kegiatan masyarakat umum. Sejauh ini beberapa event sudah pernah di selenggarakan di terminal tirtonadi.
Pintu barat Terminal Tirtonadi
suntingPintu barat Terminal Tirtonadi melayani penumpang yang berasal dari penjuru timur kota Solo (Wonogiri, Sragen, beberapa kota besar di Jawa Timur) yang mempunyai trayek ke penjuru barat kota Solo (Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta), Banten. Pintu barat ini memiliki lima shelter keberangkatan. Lima shelter digunakan untuk jalur angkutan antar kota yang mempunyai jam parkir di terminal dan satu shelter digunakan untuk jalur angkutan pedesaan serta jalur angkutan antar kota yang tidak mempunyai jam parkir di terminal. Berikut merupakan operator bus antarkota yang berada di pintu barat Terminal Tirtonadi.
- Aneka Jaya
- Antar Lintas Sumatera
- Perum DAMRI
- Gumarang Jaya
- Handoyo
- Harapan Jaya
- Lorena
- Merta Sari
- Muncul
- Puspa Jaya
- Putra Remaja
- Putra Rafflesia
- Ramayana
- Rhema Abadi
- Rosalia Indah
- SAN
- Sumba Putra
- Teguh Jaya
- Agra Mas
- Armada Jaya Perkasa
- Bhaladika Lokananta
- Budiman
- Bandung Express
- Sugeng Rahayu
- Mulyo Indah
- Royal Safari
- Mandala
- Budhi Luhur
- Eka
- Sumber Selamat
- Kramat Djati
- Pahala Kencana
Pintu Timur Terminal Tirtonadi
suntingPintu Timur Terminal Tirtonadi melayani penumpang yang berasal dari penjuru barat kota Solo (Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta) yang mempunyai trayek ke penjuru timur kota Solo (Wonogiri, Sragen, beberapa kota besar di Jawa Timur). Pintu timur ini memiliki empat shelter keberangkatan. Empat shelter digunakan untuk jalur angkutan antar kota yang mempunyai jam parkir di terminal dan satu shelter digunakan untuk jalur angkutan pedesaan serta jalur angkutan antar kota yang tidak mempunyai jam parkir di terminal. Berikut merupakan trayek angkutan antar kota yang berada di Pintu Barat Terminal Tirtonadi.
Jalur 1 (Surabaya/Banyuwangi)
- Solo - Ngawi - Surabaya (NON EKONOMI): Eka, Sugeng Rahayu
- Solo - Ngawi - Surabaya: Mandala (Handoyo Group), Mira, Sugeng Rahayu, Sumber Selamat
- Solo - Nganjuk - Tulungagung: Dahlia Indah
- Solo - Jember - Banyuwangi: Akas Asri, Mila Sejahtera
Jalur 2 (Sragen/Wonogiri/Pacitan)
- Solo - Karanganyar - Matesih: Gaya Putra Perkasa, Hasta Putra
- Solo - Karanganyar - Tawangmangu: Langsung Jaya, Putra Lawu, Putri Sahabat, Rukun Sayur, Setia Usaha
- Solo - Palur - Sragen: Buser Express, Harta Sanjaya, Karunia Mulya, Sumber Makmur
- Solo - Wonogiri - Baturetno: Ismo, Jaya Guna Hage
- Solo - Wonogiri - Baturetno - Pacitan: Aneka Jaya, Muncul
- Solo - Wonogiri - Pracimantoro: Al Amin, Estu Mulyo, Jaya Guna Hage, Raya, Serba Mulya, Tunas Merapi
- Solo - Wonogiri - Purwantoro: Gunung Mulia, Giri Indah, Purwo Putro, Timbul Jaya
- Solo - Wonogiri - Purwantoro - Ponorogo: Timbul Jaya
Solo - Purwodadi: Rela, Roda Trans Bersemi
Jalur 4 (Jalur Angkutan Pedesaan)
- Solo - Karanggede (via Gemolong - Andong - Cepresan - Klego): Hadi Mulyo, Mekar Mulya, Sumber Jaya, Taqwa
- Solo - Juwangi (via Kalioso - Gemolong - Cepresan - Kemusu): Hadi Mulyo, Karno Putro, Kharisma Jaya
- Solo - Juwangi (via Kalioso - Gemolong - Sumber Lawang - Kedungombo): Subur Jaya
- Solo - Juwangi (via Sumber Lawang - Ngargotirto - Kedungombo - Rambat - Bodeh): Karno Putro, Karya Handayani
- Solo - Jatipuro (via Sukoharjo - Songgorunggi - Plesan - Pasar Mento - Sambirejo - Klerong): Damar Sasongko
- Solo - Jatipuro (via Tasikmadu - Karanganyar - Jumapolo): Putera Mulya
- Solo - Batujamus ( via Palur ) : Karunia Mulya
- Solo - Semin ( via Weru - Watukelir ) : Nugroho Saputra (NUSA)
Jalur Bebas (Jember/Surabaya/Malang/Denpasar NON EKONOMI)
- Solo - Denpasar: Gunung Harta, M-Trans, Pahala Kencana, Restu Mulya, Safari Dharma Raya, Sedya Mulya, Tami Jaya, Wisata Komodo
- Solo - Jember/Surabaya/Malang: Handoyo, Gunung Harta, Medali Mas, Rosalia Indah, Safari Dharma Raya
Rute Batik Solo Trans
suntingKoridor Utama
suntingKoridor Pengumpan
suntingRute Trans Jateng
suntingRute Angkutan Pedesaan
suntingvia Terminal Palur, Terminal Tegalgede, Terminal Karangpandan
- Solo - Tawangmangu: Langsung Jaya, Putra Lawu, Putri Sahabat, Rukun Sayur & Setia Usaha.
- Solo - Matesih: Gaya Putra Perkasa & Hasta Putra.
- Solo - Jatipuro (via Karanganyar): Putera Mulya.
- Solo - Jatipuro (via Sukoharjo): Damar Sasongko.
Rute Kabupaten Wonogiri & Gunungkidul
suntingvia Terminal Sukoharjo, Terminal Krisak Wonogiri, Terminal Ngadirojo
- Solo - Semin (via Ceper): Putra Jaya Utama.
- Solo - Semin (via Sukoharjo): Nugroho Saputra (NUSA).
- Solo - Pracimantoro: Al Amin, Estu Mulyo, Jaya Guna Hage, Raya, Serba Mulya & Tunas Merapi.
- Solo - Baturetno: Ismo & Jaya Guna Hage.
- Solo - Purwantoro: Gunung Mulia, Giri Indah, Purwo Putro & Timbul Jaya.
Rute Kabupaten Sragen & Grobogan
sunting- Solo - Grompol - Batujamus: Karunia Mulya.
- Solo - Masaran - Sragen: Buser Express, Harta Sanjaya, Karunia Mulya & Sumber Makmur.
- Solo - Sumberlawang - Purwodadi: Gandhos Abadi, Purwo Gumilar, Rela & Roda Tran Bersemi.
Rute Kabupaten Boyolali via Sragen
sunting- Solo - Kalioso - Kacangan: Budhi Jaya.
- Solo - Kalioso - Boyolali: Ghaitsa Trans.
- Solo - Gemolong - Karanggede: Hadi Mulyo, Mekar Mulya, Sumber Jaya & Taqwa.
- Solo - Gemolong - Juwangi: Hadi Mulyo, Karno Putro & Kharisma Jaya.
- Solo - Kedungombo - Juwangi: Subur Jaya.
- Solo - Rambat - Juwangi: Karno Putro & Karya Handayani.
Rute Kabupaten Boyolali via Kartasura
sunting- Solo - Bangak - Kacangan: Budhi Jaya.
- Solo - Bangak - Karanggede: Budhi Jaya, Budhi Luhur, Budhi Mulya, Budhi Rahayu & Sumber Rahayu.
- Solo - Boyolali (via Logerit): Tulus Rapi.
- Solo - Boyolali (via Sanggung): Budhi Luhur, Putra Luhur & Putri Sriwedari.
- Solo - Boyolali - Selo: Arief & Putri Sriwedari.
Dalam Budaya Populer
suntingTerminal ini menjadi salah satu latar dalam lagu yang diciptakan oleh Didi Kempot, seorang penyanyi legendaris campursari dan congdut asal Surakarta.
Referensi
sunting- ^ "Sejarah Terminal Bus Tirtonadi Solo". Diakses tanggal 15 April 2020.
- ^ "Tirtonadi: Terminal Dengan Fasilitas Sekelas Bandara". www.tipswisatamurah.com. Diakses tanggal 2020-04-15.