Muhammad Ma'shum
Muhammad Ma'shum As-Sirhidi merupakan salah satu tokoh sufi dalam tarekat Naqsyabandiyah. Ia meneruskan paham sufi dari ayahnya yaitu Ahmad Sirhindi.
Muhammad Ma'shum | |
---|---|
Nisbah | Mujaddid |
Kebangsaan | India |
Masa muda
Muhammad Ma’sum adalah seorang Ulama' Sufi dengan sebutan Jubah Allah (‘Urwat il Wuthqa), pembimbing shaleh yang mengkombinasikan dalam dirinya syariat dan realitas (haqiqat). Beliau memperlihatkan perbedaan antara ketidakperdulian dan bimbingan sejati. Muhammad Ma’sum q.s dilahirkan pada tahun 1007 H dan dibimbing oleh sang Ayah dari pengetahuan Khusus Auliya.[sumber mendukung?]
Beliau duduk diatas singgasana para pembimbing dalam Tarekat Naqsyabandi setelah Ayahnya meninggal dan waktu itu beliau berusia 26 Tahun. Setelahnya, beliaupun menjadi terkenal dimana-mana. Namanya akrab dilidah semua orang dan para raja mengetahui kebesaran seorang Muhammad Al Masum pada zamannya. Orang-orang yang selalu berkumpul mengelilingi beliau berasal dari berbagai penjuru dunia.[sumber mendukung?]
Beliau telah menjadi wali sejak masih kanak-kanan dan tidak pernah menyusu selama siang hari bulan Ramadhan. Di usia 3 tahun, beliau berbicara mengenai pengetahuan penyatuan dengan berkata “sayalah bumi, sayalah langit, saya Tuhan saya begini, saya begitu.” Mempunyai kemampuan menghafal AL Qur’an dalam waktu 3 bulan diusia 6 tahun.[sumber mendukung?]
Beliau berusaha mempelajari pengetahuan sejati melalui hati, shariat dan haqiqat. Dan memperoleh posisi tinggi dalam pengetahuan tersebut. Beliau juga dipertimbangkan menjadi awliya terbesar pada zamannya diusia yang ke 17 tahun. Muhammad Al Masum sangat menjunjung kebenaran dalam semua keputusan-keputusan resmi (fatwa) juga mau menerima pembaharuan-pembaharuan dan memberi berbagai izin.[sumber mendukung?]
Karya Kitab
Kematian
Muhammad Ma'shum meninggal pada tahun 1099 H atau 1688 M. Ia dimakamkan di kota Sirhindi, India.