Darmanto Jatman
Darmanto Jatman (16 Agustus 1942 – 13 Januari 2018) adalah seorang Guru Besar Emeritus pada Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (UNDIP), budayawan, filosof, dan penyair Indonesia. Atas dedikasinya dalam bidang sastra dan budaya tokoh yang terlahir dengan nama Soedaramto ini digajar penghargaan The S.E.A. Write Award (2002), Anugerah Satyalancana Karya Satya (2002), dan Anugerah Satyalancana Kebudayaan dari Pemerintah RI (2010).[1]
Darmanto Jatman | |
---|---|
Lahir | Soedarmanto Jatman 16 Agustus 1942 Jakarta, Indonesia |
Meninggal | 13 Januari 2018 Semarang, Jawa Tengah | (umur 75)
Makam | Semarang |
Nama pena | Darmanto Jatman |
Pekerjaan | Profesor Emeritus Humanisme Filsuf Penyair |
Bahasa | Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Pasangan hidup | Sri Muryati |
Anak | Abigael Wohing Ati, Omi Intan Naomi, Bunga Jeruk Pekerti, Aryaning Arya Kresna, Gautama Jatining Sesami |
Latar belakang
suntingDarmanto Jatman lahir di Jakarta tanggal 16 Agustus 1942 dan dibesarkan di Yogyakarta dalam lingkungan priyayi dengan tradisi Kristen Jawa. Di Yogyakarta-lah tempat Darmanto Jatman menempuh pendidikan, sejak SR sampai S-2.[1]
Kegemaran menulis Darmanto Jatman sudah dimulai ketika duduk dibangku kelas enam sekolah dasar, di mana ketika itu Darmanto Jatman sudah mulai menulis puisi tentang masjid yang baru dibangun di Kota Baru, Yogyakarta. Beberapa tahun kemudian, saat dia bersekolah di SMA III B Padmanaba Yogyakarta, dia mulai mengirimkan karya-karyanya ke majalah Horison, Basis, dan Sastra setelah sebelumnya dia menulis di Kawanku, Kedaulatan Rakyat, dan Remaja Nasional. Sejak muda ia juga tertarik untuk belajar filsafat, teologi dan psikologi. Darmanto Jatman belajar menulis puisi melalui belajar filsafat, teologi, dan pengalaman atau petualangan.
Usai menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada pada tahun 1968, ia menjadi pengajar di Akademi Seni Rupa di Yogyakarta (1969-1970), dan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (1970). Tahun 1972, ia berangkat ke Hawaii untuk menempuh pendidikan di University of Hawaii, Amerika Serikat, dan dilanjutkan ke University of London, Inggris (1977). Kemudian, 1979, ia menjadi pengajar di FISIP Universitas Diponegoro (UNDIP), jurusan Komunikasi. Ia juga turut membidani pendirian Fakultas Psikologi serta menjadi guru besar luar biasa pertama di fakultas itu. Selain itu, ia juga ikut mendirikan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Jawa Tengah, tahun 1983. Tahun 1985, Darmanto Jatman menyelesaikan pendidikan S-2 nya di Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada.[1] Selain bergelut di bidang akademik, ia juga tercatat aktif menjadi redaktur pada surat kabar maupun majalah, baik yang lokal maupun nasional, di antaranya redaktur kebudayaan Dinamika Baru, Kampus, Suara Merdeka, Tribun, dan memimpin koran kampus Undip Manunggal dan majalah FISIP Undip Forum. Ia pun pernah memimpin Teater Kristen Yogya dan Studi Klub Sastra Kristen Yogya. Tulisannya berupa esai maupun puisi banyak di muat di berbagai media masa seperti Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka, Jawa Pos, Suara Pembaruan, Sinar Harapan, dan Kompas.
Darmanto memimpin Pusat Penelitian Sosial Budaya Universitas Diponegoro dari tahun 1990-1996. Ia kerap menjadi fasilisator bagi sejumlah LSM seperti LIMPAD, Forum Salatiga, serta Persepsi ini. Sebagai akademikus sekaligus sastrawan, dia beberapa kali diundang dalam forum sastra internasional di antaranya Festival Seni Adelaide, Australia (1980), dan mengikuti Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1983). Dalam menulis puisi, Darmanto Jatman juga kerap bereksperimen dengan memasukan kosakata bahasa Jawa, Inggris, sedikit Belanda, dan Prancis, sehingga ia di beri julukan sebagai penyair multilingualis. Kesukaannya bermain-main dengan kata-kata tersebut, maksudnya agar terkesan adanya kepadatan makna dalam sajaknya. Dengan menggunakan kosakata daerah, makna kata itu dapat mudah sampai kepada pembaca. Walaupun tentu saja, kosakata itu harus dimaknai dengan bahasa daerah.
Beberapa karya tulisnya antara lain ; Sajak-Sajak Putih (bersama MD + Dharmadi Sosropuro, 1968), Ungu (bersama A. Makmur Makka, 1968), Bangsat (1975), Sang Darmanto (1975), Arjuna in Meditation (bersama Soetardji Calzoum Bachri dan Abdul Hadi W.M, 1976) Ki Blakasuta Bla Bla (1980), Karta Iya Bilang Mboten (1981), Sastra, Psikologi dan Masyarakat (1985), Sekitar Masalah Kebudayaan (1986), Golf Untuk Rakyat (1994), Istri (1997). Disamping itu, ia juga menjadi editor Manusia Seutuhnya (bersama Frieda NRH + Darmono SS, 1984) dan Sebutlah Ia Bunga (kumpulan sajak bersama, 1985). Atas peran aktifnya dalam dunia sastra, Darmanto Jatman, tercatat beberapa kali meraih penghargaan, diantaranya Piagam Kepala Pusat Bahasa Depdiknas untuk Penulisan Karya Sastra di bidang puisi (2002), SEA Write Award (2002), Satyalencana Karya Satya (2002) dan Anugerah Satyalencana Kebudayaan 2010 dari pemerintah RI atas jasanya dalam melestarikan dan memajukan budaya Indonesia melalui perannya sebagai budayawan dan filososfi, serta aktif menjadi redaktur pada surat kabar maupun majalah baik local maupun internasional. Darmanto menikah dengan Sri Muryati. Salah satu anaknya, Omi Intan Naomi, juga mengikuti jejaknya ayahnya menjadi penulis kajian kebudayaan dan gender.[1]
Karya
sunting- Kumpulan Puisi
- Sajak-Sajak Putih (bersama MD + Dharmadji Sosropuro, 1965)
- Ungu (bersama A. Makmur Makka, 1966)
- Bangsat (1975)
- Arjuna in Meditation (bersama Sutardji Calzoum Bachri dan Abdul Hadi W.M., 1976)
- Laut Biru Langit Biru: antologi puisi (ed. Ajip Rosidi, 1977)
- Ki Blakasuta Bla Bla (1980)
- Karto Iyo Bilang Mboten (1981)
- Sang Darmanto (1982)
- Tugu: antologi puisi (ed. Linus suryadi Ag., 1986)
- Golf untuk Rakyat (1995)
- Isteri (1997)
- Horison Sastra Indonesia I Kitab Puisi: antologi puisi (ed. Taufiq Ismail dkk., 2002)
- Darmanto Bilang: Sori Gusti (Limpad, 2002)
- Esai
- Sastra, Psikologi, dan Masyarakat (1985)
- Sekitar Masalah Kebudayaan (1986)
- Komunikasi Manusia (1994)
- Salah Tingkah Orang Indonesia (1995)
- Perilaku Kelas Menengah Indonesia (1996)
- Psikologi Jawa (Bentang Budaya, 1997)
- Politik Jawa (Bentang Budaya, 1999)
- Indonesia Tanpa Pagar (Limpad, 2002),
- Terima Kasih Indonesia (Limpad, 2002)
Penghargaan
sunting- Piagam Kepala Pusat Bahasa Depdiknas untuk Penulisan Karya Sastra di bidang Puisi (2002)
- The SEA Write Award (2002)
- Satyalancana Karya Satya (2002)
- Satyalancana Kebudayaan dari pemerintah RI (2010)
Referensi
sunting- ^ a b c d "Artikel "Darmanto Jatman" - Ensiklopedia Sastra Indonesia". Ensiklopedia Sastra Indonesia. Diakses tanggal 23 November 2022.