Zainoel Arifin Usman
Zainoel Arifin Usman atau ditulis Z. Arifin Usman (wafat 1999) atau adalah seorang pejuang kemerdekaan dan diplomat Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Suriah merangkap Kerajaan Jordania (1967-1972), Duta Besar Indonesia untuk Iran (1974-1978), dan Asisten Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OIC). Ia juga pernah menjadi Direktur Perguruan Menengah Indonesia (Permindo) di Padang.
Zainul Arifin Usman lahir di Padang. Ayahnya, Oesman Panduko Rajo adalah seorang kepala jaksa, sedangkan ibunya bernama Siti Raliah. ia bersaudara dengan Abdoel Madjid Usman dan Zaoera Usman (istri Bagindo Aziz Chan). Tamat MULO di Padang, ia melanjutkan pendidikannya di Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta.[1][2][3]
Sekitar tahun 1949, Zainul Arifin Usman bersama Marah Sjafei Sahab dan Enggak Bahauddin menggagas berdirinya Permindo, yang menjadi cikal bakal SMP Negeri 1 Padang dan SMA Negeri 1 Padang. Permindo akhirnya berdiri berkat dukungan Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) dengan menempati bekas sekolah Normal Islam di Jati, Padang Timur.[4]
Pada 11 Agustus 1975, ia menerima Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana dari Presiden Soeharto sebagai tanda kesetiaan dan ketaatan pada Pemerintah RI pada masa perjuangan kemerdekaan.[5]
Referensi
- ^ Anwar, Rosihan (1983). Menulis dalam air, di sini sekarang esok hilang: sebuah otobiografi. Penerbit Sinar Harapan.
- ^ Anwar, Rosihan (2010). Napak tilas ke Belanda: 60 tahun perjalanan wartawan KMB 1949. Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-490-4.
- ^ Anwar, Rosihan (1999). Quartet: pertemuan dengan empat sahabatku. Yayasan Soedjatmoko bekerjasama dengan Pusat Dokumentasi Politik Guntur 49.
- ^ Sejarah perjuangan kemerdekaan R.I. di Minangkabau/Riau, 1945-1950. Badan Pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau. 1991. ISBN 978-979-405-128-3.
- ^ Wisber Loeis: mengemban tugas diplomasi. Khanata. 2004. ISBN 978-979-3330-28-0.