Spotify
Spotify adalah layanan penyiaran musik dan siniar yang berbasis di Stockholm, Swedia yang diluncurkan pada 7 Oktober 2008. Platform ini dimiliki oleh Spotify AB, sebuah perusahaan terbuka di Bursa Efek New York sejak 2018 dibawah perusahaan Spotify Technology S.A. yang berbasis di Luksemburg. Kantor pusat Spotify Global berada di Stockholm, Swedia dan kantor pusat perusahaan berada di Kota New York.
Spotify Ltd. | |
---|---|
URL | www |
Tipe | layanan streaming musik, podcast directory (en) , Program komputer, aplikasi seluler, komunitas daring dan pemerekan |
Pendaftaran | Diperlukan |
Subjek utama | layanan daring, musik dan Industri musik |
Bahasa | 70 bahasa |
Pengguna |
|
Bahasa pemrograman | Python, C++, Java |
Pembuat | Daniel Ek dan Martin Lorentzon (en) |
Web Developer | Spotify |
Berdiri sejak | 7 Oktober 2008 |
Lokasi pembentukan | Stockholm |
Negara | Swedia |
Penghargaan |
|
Total omset | €7.88 milyar (2020)[1] |
Peringkat Alexa | 84 (April 2021[update])[2] |
Status | Aktif |
Spotify menawarkan musik dan siniar yang dilindungi hak ciptanya secara digital, termasuk lebih dari 70 juta lagu dari label rekaman dan perusahaan media. Spotify beroperasi dengan freemium, sebuah fitur gratis beserta iklan dan kontrol terbatas, sementara fitur tambahan, seperti mendengarkan secara luring dan mendengarkan bebas komersial, ditawarkan melalui langganan berbayar. Pengguna dapat mencari musik berdasarkan artis, album, atau genre, dan dapat membuat, mengedit, dan berbagi daftar putar.
Spotify tersedia di sebagian besar benua Eropa dan Amerika, Oseania, dan beberapa bagian Afrika termasuk Afrika Selatan dan Mauritius dan Asia. Pada akhir 2021,[3] Spotify diharapkan beroperasi di total 178 negara.[4] Layanan ini tersedia di sebagian besar perangkat modern termasuk Microsoft Windows, macOS dan Linux, iOS dan Android, serta pengeras suara pintar yang mendukung kecerdasan buatan seperti Amazon Echo dan Google Home.[5]
Sejarah
suntingSpotify dikembangkan pada tahun 2006 oleh tim di Spotify AB, di Stockholm, Swedia. Perusahaan ini didirikan oleh Daniel Ek, mantan CTO Stardoll, dan Martin Lorentzon, co-pendiri TradeDoubler. Nama Spotify berasal dari Martin Lorentzon dan Daniel Ek ketika menentukan nama dengan cara meneriakkan kata-kata potensial secara acak, kemudian Daniel Ek salah dengar "Spotify", kemudian mereka mengklaim etimologi "Spotify" berasal dari lakuran kata "spot" dan "identify".[6]
Spotify diluncurkan pada September 2008 oleh Spotify AB, perusahaan rintisan (start up) yang berasal dari Swedia. Pada Juni 2015 Spotify memiliki lebih dari 75 juta pengguna aktif, termasuk sekitar 20 juta pengguna berbayar (premium). Jumlah pelanggan berbayar mencapai 30 juta pada Maret 2016. Spotify Ltd beroperasi sebagai perusahaan induk, yang berkantor pusat di London, sementara Spotify AB menangani penelitian dan pengembangan di Stockholm.
Model Bisnis
suntingSpotify beroperasi di bawah model bisnis freemium (layanan dasar gratis, sementara fitur tambahan ditawarkan melalui langganan berbayar). Spotify menghasilkan pendapatan dengan menjual langganan streaming premium kepada pengguna dan penempatan iklan kepada pihak ketiga. Beberapa opsi premium yang dapat dipilih pengguna termasuk individu, duo, keluarga, dan pelajar.[7]
Pada bulan Desember 2013, perusahaan ini meluncurkan situs web baru, "Spotify untuk Artis", yang menjelaskan model bisnis dan data pendapatannya. Spotify mendapatkan kontennya dari label rekaman besar serta artis independen dan membayar royalti kepada pemegang hak cipta untuk streaming musik. Perusahaan ini membayar 70% dari total pendapatannya kepada para pemegang hak cipta. Spotify untuk Artis menyatakan bahwa perusahaan ini tidak memiliki tarif tetap per pemutaran; alih-alih, perusahaan ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti negara asal pengguna dan tarif royalti masing-masing artis. Pemegang hak menerima pembayaran rata-rata per pemutaran antara $.000029 dan $.0084.[8]
Pada tahun 2013, Spotify mengungkapkan bahwa mereka membayar artis rata-rata $0,007 per streaming. Editor Music Week, Tim Ingham, berkomentar bahwa meskipun angka tersebut mungkin "awalnya tampak mengkhawatirkan," katanya: "Tidak seperti membeli CD atau mengunduh, streaming bukanlah pembayaran satu kali. Ratusan juta streaming lagu terjadi setiap hari, yang dengan cepat melipatgandakan potensi pendapatan yang ditawarkan dan merupakan sumber pendapatan jangka panjang yang konstan bagi para artis."[9] Menurut Ben Sisario dari The New York Times, sekitar 13.000 dari tujuh juta artis (0,19%) di Spotify menghasilkan $50.000 (setara dengan $58.000 di tahun 2023) atau lebih dalam pembayaran di tahun 2020.[10]
Pada bulan November 2023, Spotify mengumumkan model royalti baru yang mulai berlaku pada tahun 2024, yang bertujuan untuk mengurangi jumlah royalti "curang" yang dikumpulkan dari lagu non-musik "fungsional" dengan durasi pendek (seperti suara lingkungan dan white noise). Di bawah model ini, lagu harus mencapai setidaknya 1.000 pendengar dalam 12 bulan agar memenuhi syarat untuk mendapatkan royalti, lagu "fungsional" akan membutuhkan waktu pemutaran yang lebih lama untuk dihitung sebagai sebuah pendengaran, dan distributor akan mendapatkan teguran jika konten mereka bertanggung jawab untuk menghasilkan royalti yang "curang". Perubahan ini mendapat reaksi beragam dari industri musik, yang percaya bahwa hal ini akan merugikan musisi baru, namun akan memberikan bagian yang lebih besar dari total pembayaran royalti yang tersedia untuk musisi.[11][12][13]
Kontroversi
suntingSpotify menghadapi beberapa kritik dari artis rekaman dengan klaim bahwa Spotify tidak adil dalam hal kompensasi kepada musisi. Tidak seperti album dalam medium fisik (kaset pita, CDs) atau penjualan unduhan mp3 yang membayar harga tetap per lagu atau album, Spotify membayar musisi berdasarkan "pangsa pasar" mereka (jumlah aliran lagu mereka sebagai proporsi dari total lagu streaming pada layanan). Spotify mendistribusikan sekitar 70% untuk pemegang hak, yang kemudian akan membayar seniman berdasarkan perjanjian masing-masing. Beberapa berpendapat kompensasi tersebut tidak memadai, di mana dapat menjadi serendah US$0,0011 per aliran lagu (streaming), yang kemudian menyebabkan kritik dari musikus. Terutama Thom Yorke dan Taylor Swift memutuskan menarik diskografinya dari Spotify, Taylor Swift mengklaim "Saya tidak bersedia untuk memberikan kontribusi karya hidup saya untuk percobaan yang saya tidak merasa cukup mengkompensasi komposer, produser dan artis ini". Menanggapi kritik itu, Spotify mengklaim bahwa mereka mendapatkan manfaat dari migrasi bisnis musik yang sebelumnya rentan dari pembajakan dan memungkinkan mereka untuk menghasilkan royalti jauh lebih besar dari sebelumnya dengan mendorong pengguna untuk menggunakan layanan mereka secara berbayar.
Spotify di Indonesia
suntingSpotify resmi diluncurkan di Indonesia pada tanggal 30 Maret 2016, yang artinya perangkat lunaknya telah mendukung pilihan bahasa Indonesia,[14] serta telah memungkinkan menerima pelanggan premium dari pelanggan Indonesia. Bentuk keseriusan Spotify dengan industri musik Indonesia diperkuat dengan konser "Spotify On Stage" pada tanggal 4 Oktober 2019 di Jakarta International Expo,[15] yang menghadirkan musisi Indonesia dan manca negara, diantaranya; Rich Brian, (G)I-dle, Ateez, Arsy Widianto, Brisia Jodie, Marion Jola dan Rizky Febian.[16]
Spotify menjadi sponsor acara pencarian bakat The Indonesian Next Big Star yang disiarkan langsung di RCTI dan RCTI+ selama dua musim, pada tahun 2022 dan 2023. Pada tanggal 30 November 2023, Spotify Indonesia menggelar malam penghargaan Spotify Wrapped Live Indonesia 2023 yang disiarkan langsung di RCTI dan RCTI+ dari Studio RCTI+, MNC Studios, Kebon Jeruk, Jakarta Barat dengan pembawa acara Ananda Omesh, Ayu Dewi dan Vidi Aldiano, serta dimeriahkan oleh BamBam (anggota GOT7 dari Korea Selatan) dan James Arthur (penyanyi asal Inggris). Top EQUAL Artist of The Year dimenangkan oleh Ghea Indrawari. Top Female Artist of The Year dimenangkan oleh Mahalini Raharja. Top RADAR Artist of The Year dimenangkan oleh Anggi Marito. Top Male Artist of The Year dan Top Artist of The Year dimenangkan oleh Tulus. Top Album of The Year dimenangkan oleh Mahalini melalui albumnya, Fábula. Top Group of The Year dimenangkan oleh Last Child. Top Song of The Year dimenangkan oleh Anggi Marito lewat lagunya "Tak Segampang Itu".
Pertumbuhan pengguna
suntingPada bulan Maret 2011, Spotify mengumumkan basis pelanggan sebanyak 1 juta pelanggan berbayar di seluruh Eropa, dan pada bulan September 2011, jumlah pelanggan berbayar meningkat dua kali lipat menjadi dua juta. Pada bulan Agustus 2012, Time melaporkan 15 juta pengguna aktif, empat juta diantaranya adalah pelanggan Premium APK yang membayar. Pertumbuhan pengguna terus berlanjut, mencapai total 20 juta pengguna aktif, termasuk lima juta pelanggan berbayar di seluruh dunia dan satu juta pelanggan berbayar di Amerika Serikat, pada bulan Desember 2012. Pada bulan Maret 2013, layanan ini memiliki 24 juta pengguna aktif, enam juta adalah pelanggan berbayar, yang tumbuh menjadi 40 juta pengguna (termasuk sepuluh juta pengguna berbayar) pada bulan Mei 2014, 60 juta pengguna (termasuk 15 juta pengguna berbayar) pada bulan Mei 2014, Desember 2014, 75 juta pengguna (20 juta pelanggan berbayar) pada bulan Juni 2015, 30 juta pelanggan berbayar pada bulan Maret 2016, 40 juta pelanggan berbayar pada bulan September 2016, dan total 100 juta pengguna pada bulan Juni 2016. Pada bulan April 2020, Spotify menjangkau 133 juta pengguna premium. Di negara-negara yang terkena dampak pandemi COVID-19, Spotify mencatat penurunan jumlah pengguna pada akhir Februari, namun sudah mengalami pemulihan. Pada bulan Maret 2022, Spotify memiliki 182 juta pelanggan premium. Pada akhir Q2 2022, Spotify melaporkan 188 juta pelanggan berbayar dan total 433 juta pengguna.
Spotify EQUAL
suntingPada bulan Mei 2021, Spotify pertama kali meluncurkan kampanye EQUAL di Indonesia sebagai bentuk dukungan bagi kesetaraan gender di industri musik.[17] Dengan hadirnya kampanye tersebut, wajah penyanyi wanita papan atas Indonesia terpilih untuk tampil di papan reklame digital Times Square di Kota New York, Amerika Serikat. Sepanjang tahun 2021, penyanyi wanita yang terpilih sebagai duta kampanye EQUAL antara lain, Nadin Amizah, Niki Zefanya, Raisa, Rossa, Maudy Ayunda, Yura Yunita, Lyodra Ginting, dan Tiara Andini. Sedangkan pada tahun 2022, penyanyi wanita yang terpilih sebagai duta kampanye EQUAL antara lain, Mahalini Raharja, Ramengvrl, Marion Jola, Danilla Riyadi, Sivia Azizah, Isyana Sarasvati, Ziva Magnolya, Dere, Hanin Dhiya, Raissa Anggiani, Keisya Levronka, dan Fatin Shidqia. Kemudian pada tahun 2023, penyanyi wanita yang terpilih sebagai duta kampanye EQUAL antara lain, Shakira Jasmine, Idgitaf, Woro Widowati, Mawar Eva de Jongh, Titiek Puspa, Rinni Wulandari, Prinsa Mandagie, Voice of Baceprot, Ghea Indrawari, Lesti Kejora, Awdella, dan Naura Ayu. Dan terakhir pada tahun 2024, penyanyi wanita yang terpilih sebagai duta kampanye EQUAL antara lain, Nabila Taqiyyah pada bulan Mei 2024 dan Feby Putri pada bulan September 2024.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ "Quarterly Results Q4 2020" (PDF). investors.spotify.com. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-05-14. Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ "Alexa–Spotify Competitive Analysis, Marketing Mix and Traffic". www.alexa.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-29. Diakses tanggal 10 April 2020.
- ^ "Spotify is launching in 85 new countries: Here's the full list" [Spotify Diluncurkan di 85 Negara Baru: Ini Daftar Lengkapnya]. SlashGear (dalam bahasa Inggris). 23 Februari 2021. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
- ^ Spangler, Todd (2021-02-22). "Spotify to Launch in 85 New Markets" [Spotify Meluncurkan di 85 Pasar Baru]. Variety. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ "Spotify Music" [Musik Spotify]. Roku Channel Store. Roku. Diakses tanggal 12 November 2018.
- ^ "Spotify's Daniel Ek: The Most Important Man In Music". Forbes. Diakses tanggal 15 Maret 2021.
- ^ "Spotify Premium - Dapatkan Premium Individual". Spotify. Diakses tanggal 2024-06-24.
- ^ "Spotify Explained". Spotify for Artists. Diakses tanggal 2024-06-24.
- ^ "Spotify reveals artists earn $0.007 per stream". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2013-12-04. Diakses tanggal 2024-06-24.
- ^ Ovide, Shira (2021-03-22). "Streaming Saved Music. Artists Hate It". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2024-06-24.
- ^ Aswad, Jem (2023-11-06). "What Spotify's New Royalty Model Really Means". Variety (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-24.
- ^ "Spotify's New Royalty Model Explained by an Expert" (dalam bahasa Inggris). 2023-11-02. Diakses tanggal 2024-06-24.
- ^ "Confirmed: From 2024, tracks on Spotify will have to be played 1,000 times before they start earning money". Music Business Worldwide (dalam bahasa Inggris). 2023-11-05. Diakses tanggal 2024-06-24.
- ^ "Spotify hadir di Indonesia". netrilis.com. Diakses tanggal 21 Maret 2021.
- ^ "Spotify On Stage Jakarta". spotifyonstage.com. Diakses tanggal 21 Maret 2021.
- ^ "Line up Spotify On Stage 2019". IDN Times. Diakses tanggal 21 Maret 2021.
- ^ "Edisi Satu Tahun : Menengok Kampanye EQUAL Spotify Dorong Capaian Artis Perempuan di Industri Musik". TribunnewsWiki.com. 2022-06-03. Diakses tanggal 2024-03-11.