Invasi Pajajaran oleh Banten

Revisi sejak 3 Desember 2024 06.37 oleh 2001:448a:2020:2faf:94c1:31cf:e7df:c69 (bicara)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Salah satu invasi yang berhasil menjatuhkan Kerajaan Sunda.

Invasi Pajajaran oleh Banten

Penemuan batu tulis pertama Bogor
Tanggal1579
LokasiBogor, Indonesia
Hasil
  • Kemenangan mutlak Banten
Perubahan
wilayah
Pulosari, Pajajaran, dan Priangan Barat menjadi wilayah Kesultanan Banten
Pihak terlibat

didukung oleh:

Kesultanan Demak
Kesultanan Cirebon
Kerajaan Sunda
Tokoh dan pemimpin
Kesultanan Banten Maulana Yusuf dari Banten
Kesultanan Banten Maulana Hasanuddin dari Banten
Ratu Dewata
Ratu Nilakendra
Raga Mulya 
Tohaan Ratu Sarendet 
Tohaan Ratu Sangiang 

Penaklukan Banten Girang

sunting

Maulana Hasanuddin merupakan pendiri sekaligus sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia mendirikan Kesultanan Banten pada tahun 1527 setelah merebut wilayah Banten Girang dari Pucuk Umun. Banten Girang kemudian menjadi wilayah pertama dari Kesultanan Banten[1]

Serangan pertama

sunting

Banten begitu mempersiapkan dirinya untuk menyerang Pajajaran, pasukan sudah dilatih sedemikian rupa untuk menghadapi serangan sewaktu-waktu. Bahkan serangan Banten ke ibu kota Pakuan benar-benar dilakukan. Tetapi kuatnya benteng pertahanan Pajajaran yang dibangun sejak Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi membuat pasukan Banten kembali dan mundur.

Tetapi serangan itu menyisakan duka bagi Kerajaan Pajajaran yang saat itu dipimpin oleh Ratu Dewata, pasca raja Surawisesa mangkat. Sebab dua punggawa terkenal dan disegani di Pajajaran yakni Tohaan Ratu Sarendet dan Tohaan Ratu Sangiang gugur di medan peperangan.

Serangan kedua

sunting

Serangan kedua terjadi saat pemerintahan Ratu Nilakendra sekitar tahun 1551 Masehi hingga 1567 Masehi. Dimana dikisahkan dalam suatu naskah "Alah prengrang mangka tan nitih ring kadat-wan" yang artinya kalah perang, karena itu tidak tinggal di keraton. Dimana saat itu berkat serangan dari pasukan Banten, Ratu Nilakendra terpaksa melarikan diri dari istana ke sebuah wilayah di Sukabumi selatan.dan akibat serangan kedua ini membuat Pajajaran hancur.

Serangan ketiga

sunting

serangan ketiga yang dinilai benar-benar membuat riwayat Kerajaan Pajajaran tamat saat Pajajaran dipimpin oleh Raga mulya. Dimana ia merupakan raja terakhir dari Pajajaran yang memerintah sekitar tahun 1567 hingga 1579 Masehi. Namun ia memindahkan pusat pemerintahan ke Pulasari, Pandeglang, bukan lagi di ibu kota Pakuan Pajajaran, yang berhasil dihancurkan Banten di serangan keduanya.[2]



Referensi

sunting
  1. ^ BPS Provinsi Banten (2019). Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019 (PDF). Dinas Pariwisata Provinsi Banten. hlm. 48.
  2. ^ El-Jaquene, Fery Taufiq. (2020). Hitam Putih Pajajaran. Yogyakarta: Araska Publisher.
  • Hitam Putih Pajajaran : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran

Fery Taufiq El Jaquenne