Koes Plus
Koes Plus adalah sebuah grup band musik yang pernah berdiri di Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969, grup musik ini dikenal luas sebagai salah satu pelopor lagu-lagu bergenre pop dan rock and roll di Indonesia, serta salah satu grup musik yang paling produktif dan paling lama berdiri. Grup musik ini sempat meraih popularitas tinggi selama 1970-an, tetapi popularitasnya menurun jauh sejak meninggalnya pelopor utamanya, Koestono atau Tonny Koeswoyo pada tahun 1987.[1][2] Walaupun begitu, Koes Plus tetap berdiri dan kerap merilis album-album baru, serta mengadakan berbagai konser walau sering berganti-ganti formasi, grup musik ini juga sesekali masih tampil di beberapa kesempatan pasca reformasi sampai meninggalnya vokalis utamanya, Koesyono atau Yon Koeswoyo, pada Januari 2018.[3]
Koes Plus | |
---|---|
Informasi latar belakang | |
Asal | Tuban, Jawa Timur, Indonesia |
Genre | |
Tahun aktif | 1969–2018 |
Label | |
Situs web | koes-plus |
Mantan anggota |
|
Sejarah
suntingKoes Bersaudara
suntingGrup musik ini berawal dari lima saudara kakak-beradik laki-laki yang merupakan anak-anak dari pasangan R. Koeswoyo dan Rr. Atmimi yang berasal dari Tuban, Jawa Timur, mereka berlima membentuk sebuah grup musik pada tahun 1958 yang anggotanya terdiri dari mereka sendiri, yaitu:
- Koesdjono atau "John Koeswoyo" (meninggal tahun 2022) sebagai pemain kontra-bass atau "bass betot"
- Koestono atau "Tonny Koeswoyo" (meninggal tahun 1987) sebagai pemain lead guitar
- Koesnomo atau "Nomo Koeswoyo" (meninggal tahun 2023) sebagai pemain drum
- Koesjono atau "Yon Koeswoyo" (meninggal tahun 2018) sebagai pemain rythm guitar dan vokalis utama
- Koesrojo atau "Yok Koeswoyo" sebagai pemain bass dan backing-vokal
Grup musik mereka awalnya diberi nama "Koes Brothers" dan disebut terinspirasi dari grup musik luar negeri terutama Kalin Twins, Everly Brothers, dan kemudian The Beatles, "Koes Brothers" juga sempat melibatkan personel bukan anggota keluarga seperti Jan Mintaraga dan Tommy Darmo sampai akhirnya keduanya mengundurkan diri pada tahun 1963, lalu disusul John Koeswoyo selaku kakak tertua dan pemain kontra-bass yg mengundurkan diri pada tahun 1964, nama grup musik kemudian diganti menjadi "Koes Bersaudara".[4][5]
Pada tahun 1965, ketiga personil "Koes Bersaudara" yang telah menetap di Jakarta, yaitu Tonny, Yon, dan Yok, ditangkap oleh aparat keamanan dan dipenjara karena dianggap memopulerkan lagu-lagu bernuansa barat atau oleh rezim Presiden Soekarno disebut "ngak ngik ngok", kala itu sentimen anti-barat sedang menguat di Indonesia, Nomo yang baru saja berkelana dan mendengar ketiga saudaranya ditahan pun menyerahkan dirinya sebagai bentuk solidaritas. Akan tetapi, mereka berempat hanya ditahan beberapa waktu sampai akhirnya dibebaskan sehari sebelum terjadinya G30S-PKI tanpa alasan yang jelas, Tonny dan ketiga adiknya pun kembali berkarya melanjutkan grup musik mereka. Belakangan ini, terungkap melalui pengakuan Yok Koeswoyo, satu-satunya anggota "Koes Bersaudara" dan "Koes Plus" yang tersisa saat ini, bahwa penahanan mereka sebenarnya hanyalah bagian dari strategi rezim Orde Lama menentang apa yang mereka sebut "Kolonialisme dan Imperialisme Gaya Baru".[6]
Dari "Koes Bersaudara" Menjadi "Koes Plus"
suntingPada tahun 1969, sempat terjadi perselisihan antara Tonny dengan Nomo mengenai komitmen bermusik, Nomo yang berjiwa bisnis memandang bahwa musik dan bisnis dapat ditekuni bersama-sama, tetapi Tonny menganggap bahwa bermusik adalah kegiatan yang harus ditekuni secara serius dan totalitas, Tonny tegas memberi 2 pilihan pada Nomo, apakah tetap konsisten bermusik atau mengundurkan diri. Nomo pun memutuskan mengundurkan diri dan memilih berbisnis, Tonny kemudian berusaha mencari pengganti Nomo untuk posisi drum, sampai akhirnya ia bertemu dengan Kasmurry atau "Murry", pemain drum dari band Patas Surabaya, atas rekomendasi dari beberapa rekan termasuk Tommy Darmo. Murry kemudian dites bermain drum mengiringi beberapa lagu, Tonny pun tertarik dan menyukai pukulan drumnya yang dinilai lebih nyaring dan bervariasi, Tonny resmi merekrut Murry sebagai anggota pemain drum, tetapi keputusan Tonny ini mendapat tentangan dari Yok yang kecewa dengan keluarnya Nomo dan kehadiran anggota dari luar keluarga, Yok pun memilih keluar dari grup sebagai bentuk protes sekaligus solidaritas terhadap Nomo. Atas rekomendasi Dimas Wahab (ayah Aldi Bragi) yang merupakan rekannya Tonny, Tonny lalu merekrut seseorang yang mampu bermain bass bernama Adji Kartono atau lebih dikenal sebagai "Totok Adji Rachman", nama grup musik kemudian diubah menjadi "Koes Plus" yang disebut-sebut terinspirasi dari nama merk sebuah obat, yaitu APC Plus.
Grup musik baru ini segera berkarya dan menghasilkan album pertama, "Dheg-Dheg Plas", tetapi sayangnya belum begitu mendapat perhatian, piringan hitam pertama mereka sempat ditolak beberapa penjual musik, lagu-lagu mereka terutama "Kelelawar" bahkan sempat diremehkan. Karena tanggapan yang terkesan buruk ini, Murry sempat kecewa dan memutuskan pergi ke Jember, Jawa Timur, ia juga membagi-bagikan piringan album pertama Koes Plus kepada kenalan-kenalannya, Murry juga sempat bekerja di pabrik gula serta bermusik bersama Gombloh dalam grup musik Lemon Trees.
Masa Kejayaan
suntingTonny yang tidak berputus asa kemudian menyusul Murry di Jember untuk diajak kembali bersamanya ke Jakarta, keadaan pun mulai "memihak" Koes Plus setelah beberapa lagu pertama mereka seperti "Kelelawar" mulai sering diputar di radio RRI, masyarakat pun mulai mencari-cari piringan lagu Koes Plus, Yok yang sebelumnya antipati akhirnya bergabung bersama Koes Plus menggantikan Totok sebagai pemain bass. Popularitas Koes Plus semakin menguat setelah mereka tampil di Jambore Band di Senayan, Jakarta tahun 1972, semua peserta menyanyikan lagu berbahasa Inggris, hanya Koes Plus yang berani menyanyikan lagu bahasa Indonesia dan ciptaan mereka sendiri, diantaranya "Derita" dan "Manis dan Sayang", kedua lagu tersebut di kemudian hari menjadi 2 dari sekian banyak lagu Koes Plus yang sangat populer dan sering dinyanyikan.
Selama dekade 1970-an, khususnya tahun 1972 hingga 1976, Koes Plus menghasilkan banyak sekali album dan nyaris mendominasi dunia permusikan Indonesia, baik saluran radio maupun pesta pora selalu mengumandangkan lagu-lagu Koes Plus, bisa dikatakan hampir tidak ada seorangpun di Indonesia pada zaman itu yang tidak kenal dengan Koes Plus. Koes Plus bisa dikatakan menjadi kiblat musik pop Indonesia di zamannya dan merupakan salah satu grup musik yang paling produktif menghasilkan banyak lagu dan album, sekitar lebih dari 900 lagu yang terbagi dalam 89 album, bisa dikatakan seluruhnya adalah lagu ciptaan mereka sendiri. Banyak pihak yang sebelumnya meremehkan lagu-lagu Koes Plus yang dianggap gampangan, bahkan sampai muncul julukan semisal "lagu kacang goreng" atau "tiga jurus C-F-G", tetapi kenyataan menunjukkan lagu-lagu mereka tidak "asal jadi" dan enak didengar, bahkan lagu-lagu mereka banyak dihapal dan dinyanyikan ulang oleh grup musik lain atau artis solo sampai hari ini, diantara lagu-lagu Koes Plus yang sangat populer, banyak dihapal, dan dinyanyikan ulang adalah "Kolam Susu" dan "Andaikan Kau Datang Kemari".
Masa Pasang-Surut
suntingMenjelang dekade 1980-an, popularitas Koes Plus mulai melemah, tampaknya masyarakat mulai jenuh dan pergantian generasi yang memiliki selera musik yang berbeda, serta munculnya banyak grup musik baru yang dianggap sebagai pilihan alternatif dan memberi nuansa baru dalam dunia musik Indonesia. Tonny, Yon, dan Yok, bersama Nomo sempat membentuk kembali grup musik Koes Bersaudara pada tahun 1977, salah satu lagu ciptaan Koes Bersaudara formasi ini berjudul "Kembali" kemudian meledak menjadi sangat populer sampai kini, adapun Murry sempat membentuk grup musik sendiri bernama "Murry's Group" di tahun yang sama. Sayangnya, formasi Koes Bersaudara era ini tidak mampu meraih popularitas tinggi seperti Koes Plus sebelumnya, Tonny pun kembali mengajak Murry bergabung dan membentuk kembali Koes Plus, mereka sempat menghasilkan banyak album selama era 1980-an walaupun popularitas mereka tidak mampu menguat lagi seperti era 1970-an sebelumnya. Selama era ini, Tonny dan ketiga saudaranya beberapa kali membentuk kembali Koes Bersaudara, sementara Murry membentuk kembali "Murry's Group", masing-masing juga sempat menghasilkan beberapa album, sampai akhirnya Tonny Koeswoyo selaku leader grup musik Koes Plus meninggal dunia pada bulan Maret 1987.
Koes Plus Pasca Meninggalnya Tonny Koeswoyo
suntingSebelum meninggal, Tonny sempat berwasiat kepada para personel untuk tetap meneruskan Koes Plus, grup musik yang kini terdiri dari Yon, Yok, dan Murry ini terus berkarya dan sempat menghasilkan beberapa album hingga awal 1990-an, posisi Tonny sebagai pemain lead guitar dan keyboard digantikan oleh tokoh-tokoh lain yang silih berganti. Sampai akhirnya pada tahun 1993, Koes Plus yang terdiri dari 3 personel asli kembali menarik perhatian publik dengan mengadakan berbagai konser show come-back bersama 1 personel tambahan yaitu Abadi Soesman, konser mereka yang berlangsung sukses membuktikan bahwa Koes Plus masih banyak digemari masyarakat. Selanjutnya, Koes Plus masih sempat berkarya menghasilkan beberapa album dan menggelar konser dengan personel tambahan yang berganti-ganti, Koes Plus juga sempat kembali menarik perhatian publik dengan menggelar konser bersama personel tambahan Deddy Dores pada tahun 1997, sampai akhirnya Yok Koeswoyo memilih mengundurkan diri pada tahun yang sama dan beristirahat dari dunia panggung.
Pasca reformasi, Koes Plus hanya menyisakan Yon Koeswoyo sebagai vokalis utama dan pemain rythm guitar, serta Murry sebagai pemain drum, mereka kemudian dibantu dengan 2 personel tambahan yaitu Andolin Sibuea sebagai pemain keyboard dan lead guitar, serta Jack Kashbie sebagai pemain bass. Formasi ini eksis sejak 1998 dan sempat menghasilkan 2 album, formasi ini terus bertahan selama hampir 7 tahun dan bisa dikatakan sebagai salah satu formasi paling awet pasca meninggalnya Tonny Koeswoyo, sampai akhirnya terjadi perselisihan antara Yon Koeswoyo selaku penerus nama besar "Koeswoyo" dengan ketiga personel lainnya pada tahun 2004 terkait masalah manajemen dan honor yang dianggap semakin samar dan tidak jelas, sehingga formasi ini pun terpaksa bubar.
Koes Plus Pembaruan
suntingAkhirnya, Yon Koeswoyo sebagai vokalis utama dan pemain rythm guitar menjadi satu-satunya personil asli Koes Plus yang aktif dan mempertahankan eksistensi grup musik ini, Yon kemudian merekrut 3 personel baru yang berusia sangat muda dari grup musik pelestari lagu-lagu Koes Plus, mereka terdiri dari Danang sebagai pemain keyboard dan lead guitar, Sony sebagai pemain bass, dan Seno sebagai pemain drum. Formasi yang kemudian diberi nama "Koes Plus Pembaruan" atau "Koes Plus Formasi Millenium" ini eksis sejak 2004 dan mampu bertahan cukup lama, nuansa asli "Koes Plus" tetap terasa karena suara khas Yon Koeswoyo merupakan salah satu karakteristik utama yang membentuk keunikan Koes Plus, formasi baru ini juga sempat menghasilkan beberapa album baru seperti "Song of Porong" dan "Curiga" sebagai album terakhir.[7]
Meski Yok Koeswoyo dan Murry sudah tidak lagi aktif dalam Koes Plus, keduanya sesekali tampil dalam beberapa kesempatan, baik dalam konser reuni Koes Plus bersama Yon maupun secara perorangan bersama beberapa grup band pelestari (tribute) yang menyanyikan lagu-lagu lama mereka. Yon, Yok, dan Murry juga sempat mengadakan konser reuni bersama-sama pada tahun 2013, mereka bertiga juga masih sanggup memainkan alat musik saat konser tersebut walau tenaga mereka tidak lagi prima. Murry akhirnya meninggal dunia pada awal Februari 2014, sehingga personel asli Koes Plus yang tersisa tinggal Yon dan Yok, Yon dengan formasi "Koes Plus Pembaruan"nya masih tetap bertahan dan sempat mengadakan konser pada beberapa kesempatan. Eksistensi Koes Plus sebagai grup musik kini benar-benar berakhir karena Yon Koeswoyo, sang vokalis utama dan satu-satunya personel asli yang tetap mempertahankan eksistensinya, meninggal dunia pada awal bulan Januari 2018, praktis Yok Koeswoyo menjadi satu-satunya personel asli Koes Plus yang tersisa saat ini.
Pengaruh dan warisan
suntingLagu-lagu karya mereka juga dibawakan oleh pemusik dan musisi lain, baik dalam kolaborasi maupun mandiri dengan garapan aransemen baru. Untuk memberikan beberapa contoh: Ernie Djohan & Arie Koesmiran pernah mengeluarkan album berkolaborasi dengan Koes Plus; kelompok vokal Lex's Trio & komposer Erwin Gutawa membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus. Lagu Cintamu T'lah Berlalu dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis & Sayang yang dibawakan oleh Katara Singers, Andy /rif & Kahitna, dan masih banyak puluhan band atau penyanyi yang membawakan lagu kelompok ini pada album mereka sejak 1969 sampai kini. Selain pemusik tingkat nasional, berbagai grup band juga banyak yang mengkhususkan diri memainkan lagu-lagu karya Koes Plus pada berbagai pertunjukan panggung; mereka menyebut dirinya "pelestari" (tribute band). Selain itu, sejumlah stasiun radio juga memiliki slot acara yang khusus memainkan lagu-lagu karya Koes Plus maupun grup yang terkait seperti Koes Bersaudara, No Koes, dan Murry's Group. Selain itu, Wawan Bakwan (mantan vokalis Teamlo) juga mendirikan grup musik yang memparodikan Koes Plus & Koes Bersaudara dengan nama Plus Plus & sering aktif di berbagai event on-air maupun off-air.
Anggota grup musik
sunting- Koes Plus 1968 - 1969
- Tonny Koeswoyo: Lead Guitar, Keyboard, vokal
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Totok Adji Rachman: Bass Guitar
- Murry : Drum, Vokal
- Koes Plus 1969 - 1987
- Tonny Koeswoyo: Lead Guitar, Keyboard, vokal
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Yok Koeswoyo: Bass Guitar, Vokal
- Murry: Drum, Vokal
- Koes Plus 1989 - 1991
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Yok Koeswoyo: Bass Guitar, Vokal
- Murry: Drum, Vokal
- Koes Plus 1991
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Yok Koeswoyo: Bass Guitar, Vokal
- Murry: Drum, Vokal
- Angga Koeswoyo: Guitar
- Koes Plus 1992
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Yok Koeswoyo: Bass Guitar, Vokal
- Abadi Soesman: Lead Guitar, Keyboard
- Jelly Tobing: Drum
- Koes Plus 1993
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Yok Koeswoyo: Bass Guitar, Vokal
- Murry: Drum, Vokal
- Abadi Soesman: Lead Guitar, Keyboard
- Koes Plus 1994 (Album "Tak Usah Kau Sesali")
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Yok Koeswoyo: Bass Guitar, Vokal
- Murry: Drum, Vokal
- Damon Koeswoyo: Lead Guitar
- Bambang Tondo: Keyboard (Foto Tidak Ditampilkan)
- Koes Plus 1994 - 1996
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Yok Koeswoyo: Bass Guitar, Vokal
- Murry: Drum, Vokal
- Najib Usman: Lead Guitar, Keyboard
- Koes Plus 1996
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Hans "B-Flat": Bass Guitar, Backing Vokal
- Murry: Drum, Vokal
- Najib Usman: Lead Guitar, Keyboard
- Koes Plus Dores 1997
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Yok Koeswoyo: Bass Guitar, Vokal
- Deddy Dores: Lead Guitar
- Koes Plus 1997
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Murry: Drum, Vokal
- Bambang Tondo: Lead Guitar, Keyboard
- Jack Kashbie: Bass, Vokal
- Koes Plus 1998 - 2004
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, vokal
- Murry: Drum, Vokal
- Andolin Sibuea: Lead Guitar, Keyboard
- Jack Kashbie: Bass, Vokal
- Koes Plus Pembaruan 2004 - 2014
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, Vokal
- Danang: Lead Guitar, Keyboard, Vokal
- Sony: Bass, Backing Vokal
- Seno: Drum
- Koes Plus Pembaruan 2014 - 2017
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, Vokal
- Acil "BPlus": Lead Guitar, Keyboard, Vokal
- Sony: Bass, Backing Vokal
- Seno: Drum
- Koes Plus Pembaruan 2017 - 2018
- Yon Koeswoyo: Rhythm Guitar, Vokal
- Wahyu: Lead Guitar, Keyboard, Vokal
- Sony: Bass, Backing Vokal
- Seno: Drum
Diskografi
sunting- Dheg Dheg Plas (1969)
- Natal bersama Koes Plus (1970)
- Volume 2 (1970)
- Volume 3 (1971)
- Volume 4: Bunga di Tepi Jalan (1972)
- Volume 5 (1972)
- Volume 6 (1973)
- Volume 7 (1973)
- Volume 8 (1973)
- Volume 9 (1973)
- Christmas Songs (1973)
- Volume 10 (1974)
- Volume 11 (1974)
- Volume 12 (1974)
- Qasidah Volume 1 (1974)
- Natal bersama Koes Plus (1974)
- The Best of Koes Volume 1 (1974)
- The Best of Koes Volume 2 (1974)
- Pop Anak-anak Volume 1 (1974)
- Another Song for You (1974)
- Pop Melayu Volume 1 (1974)
- Pop Melayu Volume 2 (1974)
- Pop Jawa Volume 1 (1974)
- Pop Jawa Volume 2 (1974)
- Pop Keroncong Volume 1 (1974)
- Pop Keroncong Volume 2 (1974)
- Volume 13 (1975)
- Volume 14 (1975)
- Selalu di Hatiku (1975)
- Pop Anak-anak Volume 2 (1975)
- Pop Melayu Volume 3 (1974)
- Pop Jawa Volume 3 (1974)
- In Concert (1976)
- History of Koes Brothers (1976)
- In Hard Beat Volume 1 (1976)
- In Hard Beat Volume 2 (1976)
- In Folk Song Volume 1 (1976)
- Pop Melayu Volume 4 (1976)
- Pop Keroncong Volume 3 (1976)
- Pop Jawa Irama Melayu (1976)
- Pop Jawa Volume 4 (1977)
- Bersama Lagi (1978)
- Melati Biru (1978)
- Pop Melayu Cubit2an (1978)
- Melepas Kerinduan (1979)
- Berjumpa Lagi (1979)
- Aku dan Kekasihku (1979)
- Pop Melayu Angin Bertiup (1979)
- Jeritan Hati (1980)
- Sederhana Bersamamu (1981)
- Asmara (1981)
- Medley 13 Tahun Karya Koes Plus (1981)
- Pop Melayu Oke Boss (1981)
- Medley Dangdut 13 Tahun Karya Koes Plus (1981)
- Koperasi Nusantara (1982)
- Pop Keroncong (1982)
- Da Da Da (1983)
- Re-Arrange I & II (1983)
- Koes Bersaudara Plus Garuda Pancasila (1983)
- Angin Senja dan Geladak Hitam (1984)
- Palapa (1984)
- Pop Memble 84 (1984)
- Album Nostalgia: Platinum 1 (1984)
- Album Nostalgia: Platinum 2 (1984)
- Ganja Kelabu (1985)
- Cinta di Balik Kota (1987)
- Lembah Derita (1987)
- Milik Illahi (1987)
- AIDS (1987)
- Jumpa Pertama (1988)
- Sakit (1988)
- Nasib (1989)
- Reuni (1990)
- Kidung Jawa Pit Kopat-Kapit (1990)
- Asam di Gunung, Garam di Laut (1991)
- Dangdut 91 Amelinda (1991)
- Reggae (1991)
- Mata Bertemu Mata (1993)
- Sedih (1993)
- Ultimate Collection Vol. 1 (1993)
- Ultimate Collection Vol. 2 (1993)
- Ultimate Collection Vol. 3 (1993)
- "Tak Usah Kau Sesali" (1994)
- Pantun Berkait (1995)
- Pop Melayu Putus Cinta (1996)
- Kasih 96 (1996)
- House Music 96 (1996)
- "Rindu Kamu" (bersama Deddy Dores) (1997)
- Disco House Music (1998)
- Nusantara 2000 (1998)
- Akustik (1998)
- Takdir Kehidupanku (1998)
- Pop Keroncong Abadi (1999)
- Burung Dara (bersama Ian Antono) (1999)
- Back to Basic (1999)
- Love Song Koes Plus (bersama Billy J. Budiardjo) (1999)
- Melaut bersama Koes Plus (2006)
Koes Plus Pembaharuan
- Song of Porong (2009)
- Curiga (2011)
Filmografi
suntingFilm
suntingTahun | Judul | Peran | Keterangan |
---|---|---|---|
1972 | Bing Slamet Setan Djalanan | ||
1973 | Ambisi |
Prestasi dan Pengakuan
sunting- Diabadikan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa pada tahun 2008
Penghargaan dan nominasi
suntingTahun | Penghargaan | Kategori | Hasil |
---|---|---|---|
2005 | Anugerah Musik Indonesia | Legend Award | Penerima |
Referensi
sunting- ^ https://www.suaramerdeka.com/hiburan/0410323554/rekor-pecah-telur-koes-plus-dalam-setahun-pernah-merilis-15-album-berbagai-genre
- ^ https://pinusi.com/pintertainment/20635/band-legenda-yang-produktif-koes-plus-23-album-cuma-setahun
- ^ https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180105071823-20-266851/yon-koeswoyo-vokalis-koes-plus-meninggal-dunia
- ^ https://www.grid.id/read/043598371/john-koesyowo-meninggal-dunia-di-usia-90-tahun-berikut-profil-basis-koes-bersaudara-yang-sempat-kerja-di-perusahaan-kontraktor?page=all
- ^ https://radartuban.jawapos.com/entertainment/864939565/koes-bersaudara-cikal-bakal-koes-plus-dipengaruhi-genre-musik-rolling-stone-the-beatles-everly-brothers
- ^ https://www.kompas.com/hype/read/2023/10/10/205547066/fakta-baru-soal-koes-plus-dipenjara-orde-lama-yok-koeswoyo-itu-pura-pura?page=all
- ^ https://okkyrahardjo.blogspot.com/2012/05/sebuah-catatan-tentang-koes-plus.html
Daftar pustaka
sunting- Suhana, A. (2014). Kisah dari hati: Koes Plus : tonggak industri musik Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 9789797098254.
Pranala luar
sunting- Diskografi Koes Plus di Discogs
- Diskografi Koes Plus di MusicBrainz