Kabupaten Purworejo

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa
Revisi sejak 11 November 2009 03.19 oleh Tjmoel (bicara | kontrib) (←Suntingan 125.163.234.110 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh 202.70.50.28)
Purworejo beralih ke halaman ini. Untuk kota yang bernama sama, lihat Purworejo, Purworejo. Untuk kegunaan lain, lihat Purworejo (disambiguasi).


Kabupaten Purworejo (Bahasa Jawa: purwareja), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukota berada di kota Purworejo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang di utara, Kabupaten Kulon Progo (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di timur), Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Kebumen di sebelah barat.

Kabupaten Purworejo
Daerah tingkat II
Motto: 
Purworejo Berirama (Bersih,Indah, Rapi, Aman dan Makmur)
Peta
Peta
Kabupaten Purworejo di Jawa
Kabupaten Purworejo
Kabupaten Purworejo
Peta
Kabupaten Purworejo di Indonesia
Kabupaten Purworejo
Kabupaten Purworejo
Kabupaten Purworejo (Indonesia)
Koordinat: 7°43′S 110°01′E / 7.72°S 110.02°E / -7.72; 110.02
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Tanggal berdiri1 Agustus 1901
Dasar hukumUU No. 13/1950
Ibu kotaPurworejo
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 16
  • Kelurahan: 494
Pemerintahan
 • BupatiH. Kelik Sumrahadi, S.Sos, MM.
Luas
 • Total1,034 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total709,000 (2.003)
 • Kepadatan685/km2 (1,770/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3306 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0275
Kode Kemendagri33.06 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 281.270.000.000
Situs webhttp://www.purworejokab.go.id

Geografi

Bagian selatan wilayah Kabupaten Purworejo merupakan dataran rendah. Bagian utara berupa pegunungan, bagian dari Pegunungan Serayu. Di perbatasan dengan DIY, membujur Pegunungan Menoreh.

Purworejo berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api, dengan stasiun terbesarnya di Kutoarjo.

Pembagian administratif

Kabupaten Purworejo terdiri atas 16 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Purworejo.

Sejarah

Prasasti Kayu Ara Hiwang ditemukan di Desa Boro Wetan (Kecamatan Banyuurip), jika dikonversikan dengan kalender Masehi adalah tanggal 5 Oktober 901. Ini menunjukkan telah adanya pemukiman sebelum tanggal itu. Bujangga Manik, dalam petualangannya yang diduga dilakukan pada abad ke-15 juga melewati daerah ini dalam perjalanan pulang dari Bali ke Pakuan.

Pada masa Kesultanan Mataram hingga abad ke-19 wilayah ini lebih dikenal sebagai Bagelen (dibaca /ba·gə·lɛn/). Saat ini Bagelen malah hanya merupakan kecamatan di kabupaten ini.

Setelah Kadipaten Bagelen diserahkan penguasaannya kepada Hindia-Belanda oleh pihak Kesultanan Yogyakarta (akibat Perang Diponegoro), wilayah ini digabung ke dalam Karesidenan Kedu dan menjadi kabupaten. Belanda membangun pemukiman baru yang diberi nama Purworejo sebagai pusat pemerintahan (sampai sekarang) dengan tata kota rancangan insinyur Belanda, meskipun tetap mengambil unsur-unsur tradisi Jawa. Kota baru ini adalah kota tangsi militer, dan sejumlah tentara Belanda asal Pantai Emas (sekarang Ghana), Afrika Barat, yang dikenal sebagai Belanda Hitam dipusatkan pemukimannya di sini. Sejumlah bangunan tua bergaya indisch masih terawat dan digunakan hingga kini, seperti Masjid Jami' Purworejo (tahun 1834), rumah dinas bupati (tahun 1840), dan bangunan yang sekarang dikenal sebagai Gereja GPIB (tahun 1879).

Alun-alun Purworejo, seluas 6 hektar, konon adalah yang terluas di Pulau Jawa.

Perekonomian

Pertanian

Aktivitas ekonomi kabupaten ini bergantung pada sektor pertanian, di antaranya padi, jagung, ubi kayu dan hasil palawija lain. Sentra tanaman padi di Kecamatan Ngombol, Purwodadi dan Banyuurip. Jagung terutama dihasilkan di Kecamatan Bruno. Ubi kayu sebagian besar dihasilkan di Kecamatan Pituruh.

Di tingkat Provinsi Jawa Tengah, Purworejo menjadi salah satu sentra penghasil rempah-rempah (Bahasa Jawa: empon-empon), yaitu: kapulaga, kemukus, temulawak, kencur, kunyit dan jahe yang sekarang merupakan komoditas biofarmaka binaan Direktorat Jenderal Hortikultura. Selain untuk bumbu penyedap masakan, juga untuk bahan baku jamu. Empon-empon yang paling banyak dihasilkan Purworejo adalah kapulaga. Sentra produksi di Kecamatan Kaligesing, Loano dan Bener. Konsumen tanaman empon-empon adalah perajin jamu gendong, pengusaha industri jamu jawa dan rumah makan.

Sekitar 75 pabrik jamu di Jawa Tengah mengandalkan bahan baku dari kabupaten ini. Demikian juga pengusaha jamu tradisional di Cilacap, seperti : Jaya Guna, Serbuk Sari, Serbuk Manjur dan Cap Tawon Sapi. Pembeli biasanya mendatangi sekitar lima toko penyedia bahan jamu di Pasar Baledono.

Kecamatan Grabag dikenal sebagai sentra penghasil mlinjo yang buahnya dijadikan makanan kecil, yaitu : emping. Sedangkan Kecamatan Kaligesing, Bener, Bruno dan Bagelen dikenal sebagai penghasil durian di Kecamatan Pituruh anda akan menemukan sentra/pusat hasil buah, yaitu : buah pisang, karena di antara pasar yang ada di Purworejo, Pituruh menyumbang 40% pisang dari keseluruhan pisang di Purworejo.Komoditas pisang di pasar Pituruh dihasilkan dari desa Ngandagan,Kalikotes,Klaigintung,Pamriyan dan Petuguran

Perkebunan

Kelapa merupakan tanaman perkebunan rakyat sebagai sumber penghasilan kedua setelah padi bagi sebagian besar petani di Kabupaten Purworejo. Komoditas unggulan perkebunan yang lain, yaitu : Kopi, Karet, Kakao, Vanili (tanaman tahunan) dan Tebu serta Nilam (tanaman semusim). Komoditi Tembakau rakyat sebagai usaha tani komersial, juga telah memberi kontribusi kepada pendapatan negara (Devisa) dan pendapatan asli daerah (PAD), sehingga pada 2008 dan 2009 Kabupaten Purworejo mendapat Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT). Upaya pemerintah pusat dalam pembangunan perkebunan di daerah, telah merintis pengembangan tanaman jarak pagar yang diharapkan dapat bermanfaat dalam mewujudkan desa mandiri energi sebagai solusi menanggulangi kelangkaan bahan bakar.

Peternakan

Di bidang peternakan, ternak yang menjadi khas Purworejo adalah kambing peranakan etawa (PE), yakni kambing dari India yang memiliki postur tinggi besar. Peternakaan kambing PE terutama di Kecamatan Kaligesing. Sisanya dari Kecamatan Purworejo, Bruno, dan Kemiri. Di Kecamatan Kaligesing, kambing itu dikawinkan dengan kambing lokal sehingga tercipta kambing PE ras Kaligesing. Bagi sebagian besar peternak di Purworejo, memiliki kambing ini merupakan kebanggaan tersendiri, ibarat memiliki mobil mewah. Setiap tahun ribuah kambing dipasarkan ke luar Purworejo, termasuk ke Jawa Timur (Ponorogo, Kediri, Trenggalek), Sumatera (Bengkulu dan Jambi), Riau, serta Kalimantan (Banjarmasin).

Industri

Di bidang industri, Purworejo memiliki satu industri tekstil di Kecamatan Banyuurip. Selain tekstil, di kecamatan ini ada dua industri pengolahan kayu dengan 387 tenaga kerja. Satu industri yang sama dengan 235 tenaga kerja di Kecamatan Bayan. Saat ini hasil industri yang mulai naik daun adalah pembuatan bola sepak. Industri ini mulai dirintis tahun 2002 di Desa Kaliboto, Kecamatan Bener, bola sepak bermerek Adiora itu sudah menembus pasar mancanegara. Meski baru setahun berdiri, pembuatan bola sepak itu mewarnai kehidupan masyarakat Kecamatan Bener. Di Tahun 2007 berdiri cabang dari rokok Sampoerna di kecamatan Bayan yang akan menyerap tenaga kerja cukup banyak

Pariwisata

Dalam bidang pariwisata, purworejo mengandalkan pantainya di sebelah selatan yang bernama "Pantai Ketawang", "Pantai Jatimalang" didukung dengan gua-gua : "Gua Selokarang" dan "Sendang Sono", di Sendang Sono (artinya : Kolam dibawah pohon Sono) masyarakat mempercayai bahwa mandi disendang tersebut akan dapat mempertahankan keremajaan. Goa Seplawan, terdapat di kecamatan Kaligesing. Goa ini banyak diminati wisatawan karena keindahan goa yang masih asli dan juga keindahan pemandangan alamnya serta hasil buah durian dan kambing ettawa sebagai salah satu ciri khas hewan ternak di Kabupaten Purworejo. Disamping itu, terdapat juga air terjun "Curug Muncar" dengan ketinggian ± 40m yang terletak di kecamatan Bruno dengan panorama alam yang masih alami. gua pencu di desa ngandagan,merupakan bentuk benteng seperti gua pada zaman belanda;dan pada masa itu gua pencu pernah didatangi oleh presiden sukarno,tapi sekarang sudah tidak terawat karena kurang pedulinya aparatur pemerintahan desa,dan jika anda ingin menikmati suasana sejuknya alam anda d\tinggal melanjutkan perjalanan ke utara karena disana anda dapat menemukan hutan pinus yang sangat sejuk dan dingin engan panorama pegunungan dengan hamparan ladang petani yang permai,

Makanan Khas Daerah

Beberapa masakan dan makanan khas Purworejo antara lain:

  • Dawet Hitam: sejenis cendol yang berwarna hitam, sangat digemari pemudik dari Jakarta. Untuk penjual dawet hitam yang asli adalah di timur jembatan Butuh.
  • Tahu Kupat (beberapa wilayah menyebut "kupat tahu"), sebuah masakan yang berbahan dasar tahu dengan bumbu pedas yang terbuat dari gula jawa cair dan sayuran seperti kol dan kecambah.
  • Geblek : makanan yang terbuat dari tepung singkong yang dibentuk seperti cincin, digoreng gurih
  • Clorot : makanan terbuat dari tepung beras dan gula merah yang dimasak dalam pilinan daun kelapa.
  • Rengginang : gorengan makanan yang terbuat dari ketan yang dimasak, berbentuk bulat, gepeng.
  • Lanting : makanan ini bahan dan bentuknya hampir sama dengan geblek, hanya saja ukurannya lebih kecil. Setelah digoreng lanting terasa lebih keras daripada geblek. Namun tetap terasa gurih dan renyah.
  • Kue Satu : Makanan ini terbuat dari tepung ketan, berbentuk kotak kecil berwarna krem, dan rasanya manis.
  • Kue Lompong : Berwarna hitam, dari gandum berisi kacang dan dibugkus dengan daun pisang yang telah coklat (klaras)
  • Tiwul punel: Terbuat dari gaplek ubi kayu
  • Krimpying : Makanan ini berbahan dasar singkong, seperti lanting tapi berukuran lebih besar dan lebih keras, berwarna krem, bentuknya bulat tidak seperti lanting yang umumnya berbentuk seperti angka delapan.Rasa makanan ini gurih.

Wisata boga di Purworejo

(Sebagai naskah sementara. Kelak dipindah ke Wikibooks Wisata).

Beberapa tempat makan yang disarankan di Purworejo:

  • RM Miroso Barat Pasar Kutoarjo (Depan lawangan tengah)
  • Bebek goreng Pak Dargo, stasiun KA Purworejo
  • Sate/gule Kambing LD (ex Sate Winong): Jl. Tentara Pelajar 243, Kledung (Sebelah STM Negeri / Dekat Pengadilan Negeri Purworejo), dengan menu utama "Sate Buntel". Rumah makan ini memiliki menu minuman dengan nama unik, seperti "Banteng Ketaton", "Mega Mendung", "Green/Red Wine LD", "Lidah Ibu", "Cinta LD", Hitam Putih Hidup, DLL)
  • Bakso Siput, Jl. K. H. Achmad Dahlan (Dekat Bioskop Pusaka dulu!)
  • Bakso Pak Sukar, Jalan Diponegoro Kutoarjo
  • Bakso muncul, Jl. Mayjend Katamso, pangen rejo
  • Sate kambing Pak Bedjo, Jl. Diponegoro Kutoarjo
  • RM Mbak Limboek, Samping BRI Purworejo
  • RM "Sate Magelang", di Purworejo
  • Bakmi goreng & rebus "Bp MUSLIH", utara Willy Motor pasar Bruno
  • Soto Pak Rus, Stasiun KA Purworejo
  • Ayam Panggang Mbak Purwati, sisi barat alun-alun Purworejo
  • Pondok Siomay_77 dan Soup Buah, Selatan Selis Semawung Kutoarjo
  • Soto "Pak Tono", Plaosan Buntu (Dekat Bank Jateng)

Kutoarjo

  • Rumah Makan "SEDERHANA", pemilik Bp Rusdanil sisi selatan alun-alun Kutoarjo
  • Warung Makan "Mbok Susah", sisi timur lampu merah Kutoarjo
  • RM "Gudeg Mataram", barat lampu merah Kutoarjo, sisi utara
  • Warung Nasi Goreng "Pak Da'im", terletak di Jl.Kemiri-Pituruh
  • Rumah Makan "Soto Semarang", terletak di purworejo
  • Sate Winong "Bp.Mustofa", terletak di desa winong
  • RM Sate Kambing "Mbah Thiklu", selatan BRI Bruno,Bruno
  • Siomay "Tombo Kangen", seberang Gereja Kristen Jawa (sebelah barat Bank BCA Purworejo)
  • Bakso "Bang Siput" Jl. KHA Dahlan, ada di Prapatan Kembang
  • Mie ayam pak buSuhadak, Juara se-KEDU, Jl. Pramuka dijamin halalan toyyiban di Prapatan Kembang
  • Tiwul punel "IBU PARINAH" asli KAPITERAN, pasar NDLISEN -pituruh
  • Bakmi Ghodog & Goreng "TERBIZ" PAK DAIM asli KEREP - KEMIRI
  • Warung Sate-Gule Kambing 'Sederhana' milik Mbah Partodrono di Jalan Pituruh-Klepu
  • opek sawangan yang khas banget,mbah TUN
  • Bakso Bang Reeno (beberapa tempat diantaranya Purworejo (gang sebelah LP), Kutoarjo wetan alun-alun, Kemiri)

Transportasi

Purworejo terletak di jalur Selatan Jawa yang menghubungkan Kota Yogyakarta dengan kota-kota lain di pantai Selatan Jawa. Purworejo dapat ditempuh melalui darat menggunakan moda transportasi jalan raya dan kereta api. Stasiun besar di kabupaten ini terletak di Kutoarjo yang disinggahi kereta api ekonomi jurusan Bandung Kiaracondong - Stasiun Yogyakarta, Bandung - Madiun dan Purwokerto - Surabaya serta kereta bisnis seperti Senja Utama Solo dan Senja Utama Yogya. Kereta eksekutif yang singgah di stasiun ini adalah Taksaka II. Dari stasiun Kutoarjo sendiri juga memberangkatkan kereta api sendiri yaitu Sawunggalih Utama jurusan Purworejo - Jakarta Pasar Senen serta Sawunggalih Selatan jurusan Purworejo - Bandung
Terminal bis utama di kabupaten ini terletak di antara Purworejo - Kutoarjo tepatnya di kecamatan Banyuurip. Sementara itu, Purworejo menghubungkan kota-kota Kebumen di sebelah barat, Wonosobo di sebelah utara, Magelang di sebelah timur laut, dan kota Wates (Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta) di sebelah timur. Di sebelah selatan kota Purworejo dikenal jalan raya yang diyakini sebagai bagian dari proyek pembangunan jalan raya Trans-Jawa, Anyer-Panarukan, saat pemerintahan Hindia Belanda berkuasa yang saat ini lebih dikenal dengan jalan Daendels.

Legenda

Tundan Obor: setiap musim penghujan, saat hujan rintik, pada senja hari (surup), terdengar suara bergemuruh seperti kentongan ditabuh di sepanjang kali Jali, dimana akan ditemukan beberapa barisan obor yang melayang sepanjang sungai Jali, dari Gunung Sumbing hingga ke pantai, sampai saat ini beberapa warga masyarakat masih meyakini hal ini (dan beberapa mengaku masih menyaksikan). Sebagai bagian dari daerah pesisir Pantai Selatan, legenda Nyi Roro Kidul juga beredar luas di kalangan penduduk.

Kesenian

Purworejo memiliki kesenian yang khas, yaitu dolalak, tarian tradisional diiringi musik perkusi tradisional seperti : Bedug, rebana, kendang. Satu kelompok penari terdiri dari 12 orang penari, dimana satu kelompok terdiri dari satu jenis gender saja (seluruhnya pria, atau seluruhnya wanita). Kostum mereka terdiri dari : Topi pet (seperti petugas stasiun kereta), rompi hitam, celana hitam, kacamata hitam, dan berkaos kaki tanpa sepatu (karena menarinya di atas tikar). Biasanya para penari dibacakan mantra hingga menari dalam kondisi trance (biasanya diminta untuk makan padi, tebu, kelapa)kesenian ini sering disebut juga dengan nama Dolalak

Dzikir Saman mengadopsi kesenian tradisional aceh dan bernuansa islami, dengan penari yang terdiri dari 20 pria memakai busana muslim dan bersarung, nama Dzikir Saman diambil dari kata samaniyah (arab, artinya : sembilan), yang dimaksudkan sembilan adegan dzikir. diiringi musik perkusi islami ditambah kibord dan gitar. pada jeda tiap adegan disisipi musik-musik yang direquest oleh penonton)

Tari Dolalak

Tari dolalak merupakan tarian khas daerah Purworejo. Tari ini merupakan percampuran antar budaya Jawa dan budaya barat. Pada masa penjajahan Belanda, para serdadu Belanda sering menari-nari dengan menggunakan seragam militernya dan diiringi dengan nyanyian yang berisi sindiran sehingga merupakan pantun. Kata dolalak sebenarnya berasal dari notasi Do La La yang merupakan bagian dari notasi do re mi fa so la si do yang kemudian berkembang dalam logat Jawa menjadi Dolalak yang sampai sekarang ini tarian ini menjadi Dolalak.-_-;

Tokoh dari Purworejo

Pendidikan

Perguruan Tinggi

  • Universitas Muhammadiyah Purworejo
  • Akademi Komputer Bina Sarana Informatika (BSI) Cabang Purworejo
  • Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama
  • Politeknik Sawunggalih Aji Kutoarjo
  • Politeknik Megatek
  • Akademi Keperawatan Purworejo
  • Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa
  • STIE "RAJAWALI" Purworejo

Sekolah Dasar(atau sederajat)

Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat)

Sekolah Menengah Atas (atau sederajat)

Sekolah Kejuruan

Pranala luar