Bank Jasa Jakarta

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 14 Desember 2024 13.59 oleh Dani1603 (bicara | kontrib)

Bank Jasa Jakarta (disingkat BJJ) merupakan sebuah bank yang fokus melayani segmen ritel dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dengan kantor pusat di Jakarta. Bank ini dimiliki secara patungan oleh Astra Financial dengan WeLab.

PT Bank Jasa Jakarta
Bank Saqu
Swasta
IndustriJasa keuangan
DidirikanJakarta, Indonesia (1971)
Kantor pusatIndonesia Jakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Leo Koesmanto (Presiden Direktur)
PemilikAstra Financial dan WeLab
Situs webwww.banksaqu.co.id
www.bjj.co.id

Selain menjalankan bisnisnya secara konvensional (menggunakan kantor cabang), saat ini BJJ juga dikenal lewat salah satu layanan perbankan digitalnya bernama Bank Saqu. Bank Saqu bertujuan untuk memberikan tambahan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi bagi nasabah.

Perkembangan

 
Logo Bank Jasa Jakarta sejak 1989, saat ini digunakan bersamaan dengan logo Bank Saqu

Bank kecil dengan modal inti Rp 2,1 triliun dan aset Rp 6,5 triliun di tahun 2021 ini[1][2] awalnya didirikan pada 23 Maret 1971[3] dengan nama PT Bank Pasar Warga Grogol,[4] dengan status sebagai bank pasar (kini Bank Perekonomian Rakyat). Di tanggal 28 Oktober 1975, namanya berganti menjadi PT Bank Pasar Warga Gembira dan di tanggal 25 September 1978, menjadi PT Bank Pasar Jasa Jakarta.[5]

Di tahun 1984, Bank Pasar Jasa Jakarta diakuisisi oleh Iskandar Widyadi, seorang pengusaha yang kemudian akan terus menguasai bank ini sampai lebih dari 35 tahun kemudian.[5] Lima tahun kemudian, pada 2 Agustus 1989, statusnya resmi berubah menjadi bank umum, sehingga namanya berubah menjadi PT Bank Jasa Jakarta di tanggal 7 Januari 1989 yang bermodal Rp 20 miliar.[3][4] Bank ini kemudian terus berkembang dengan tetap mengedepankan strategi konservatif dan kehati-hatian, yang membawanya mampu berkembang dan bertahan, seperti pada periode krisis moneter di akhir 1990-an. Fokus bank ini adalah pada sektor ritel, dengan dibantu 1 kantor pusat dan 13 kantor cabang yang tersebar di Jabodetabek.[4][6]

Belakangan, bank ini mengalami perubahan kepemilikan sebagai rangka menghadapi kewajiban modal inti bank Rp 3 triliun serta upaya transformasi dan digitalisasinya. Iskandar Widyadi, yang awalnya mengendalikan bank ini lewat PT Widya Rahardja Dharma (70,91%) dan PT Adikarta Graha (29,09%), kemudian melepas sebagian sahamnya ke WeLab Sky Ltd sebesar 24%.[4] Transaksi yang memakan biaya US$ 240 juta ini dilakukan pada Desember 2021.[7] WeLab merupakan sebuah perusahaan fintech yang berbasis di Hong Kong dan dimiliki sejumlah pemodal seperti International Finance Corporation, Sequoia Capital dan Li Ka-shing.[8]

Akhirnya, Iskandar Widyadi melepas seluruh sahamnya di bank ini lewat shares subscription agreement pada 1 Juli 2022, kepada WeLab dan PT Sedaya Multi Investama (anak usaha PT Astra International Tbk). Keduanya masing-masing menjadi pemegang 49,56% saham BJJ. Terkhusus bagi Astra, ini adalah kali ketiga mereka memegang bank, setelah sebelumnya melepas Bank Permata pada 2020 dan sempat memegang Bank Universal hingga dilepas ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada 1999; sedangkan bagi WeLab, mereka berencana akan mengubah BJJ menjadi bank digital mereka yang kedua setelah di Hong Kong. Transaksi ini tuntas dilakukan pada 19 September 2022 dengan total harga Rp 3,87 triliun.[8][9][10]

Sesuai rencana yang disiapkan pemilik baru, Bank Jasa Jakarta direncanakan akan berubah menjadi bank digital. Dari awalnya ditargetkan pada September 2023,[11][12] produk perbankan digital BJJ resmi diluncurkan pada 20 November 2023 dengan nama Bank Saqu.[13] Bank Saqu diklaim mampu mendukung, melengkapi dan memperkuat ekosistem jasa keuangan Grup Astra, serta mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia khususnya bagi generasi muda dan UMKM. Produk tersebut menawarkan sejumlah fitur, antara lain 20 "saku" simpanan, tabungan otomatis Tabungmatic, dan bunga 10%.[14] Pada akhir 2023 diperkirakan 100.000 nasabah baru telah berhasil dijaring oleh aplikasi digital ini.[15]

Manajemen

Presiden Komisaris: Suparno Djasmin
Komisaris: Ernest Leung
Komisaris: Mintolo Hardiyanto
Komisaris: Julianti Tatan
Presiden Direktur: Leo Koesmanto
Wakil Presiden Direktur: Handrie Wirawan
Direktur Bisnis: Emanuela Tanubrata
Direktur Kepatuhan: Reinard Yohanes Seno Setiaji
Direktur Keuangan: Leka Madiadipoera

Referensi

Pranala luar