Salah Asuhan (novel)
Salah Asuhan adalah sebuah novel Indonesia karya Abdoel Moeis yang diterbitkan di 1928 oleh Balai Pustaka. Novel yang kala itu terbit di Hindia Belanda ini sekarang telah dianggap sebagai satu dari karya sastra Indonesia modern awal terbaik sepanjang masa. RCTI, melalui rumah produksi MNC Pictures membuat versi sinetron yang merupakan adaptasi dari novel ini.
Pengarang | Abdoel Moeis |
---|---|
Negara | Hindia Belanda |
Bahasa | bahasa Melayu |
Genre | Novel |
Penerbit | Balai Pustaka |
Tanggal terbit | 1928 |
Jenis media | Cetak (Sampul keras & Sampul kertas) |
Halaman | 273 (cetakan ke-39) |
ISBN | ISBN 979-407-064-5 (cetakan ke-39) Invalid ISBN |
Didahului oleh | Tidak ada |
Diikuti oleh | Pertemuan Jodoh |
Latar
suntingNovel Salah Asuhan dikarang selama masa kolonial dan diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit buku-buku yang "cocok untuk bacaan pribumi Indonesia". Agar mendapat izin terbit pada masa itu, sebuah buku perlu menghindari tema pemberontakan dan menggunakan bahasa Melayu formal.[1] Selain itu, Salah Asuhan harus ditulis kembali dengan karakter Eropa yang bercitra positif setelah Balai Pustaka menolak menerbitkannya.
Novel ini dapat disebut sebagai novel multi dimensi, yang menceritakan banyak persoalan, termasuk antar bangsa maupun antar suku. Novel ini juga memberi gambaran tentang budaya dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Hal yang jelas terlihat, bagaimana novel ini mengemas permasalahan hegemoni kekuasaan Belanda terhadap bangsa kita.[2]
Novel Salah Asuhan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh George Fowler dengan judul Never the Twain dan diterbitkan oleh Yayasan Lontar pada tahun 2010.
Sinopsis
suntingSetelah lulus HBS Hanafi kembali ke Solok dan bekerja sebagai klerek, kemudian menjadi komis. Hanafi dinikahkan dengan Rapiah sebagai balas jasa mamaknya, sutan Batuan, yang membantu biaya sewaktu Hanafi sekolah di HBS. Hanafi berkenalan dengan Corrie du Busse, gadis Indo-Prancis. Perkenalan itu dilanjutkan dengan perkawinan setelah Hanafi menceraikan Rapiah dan kemudian mengubah kewarganegaraannya yang setingkat dengan orang Eropa. Kehidupan rumah tangga Hanafi-Corrie tidak berjalan mulus. Setelah sering cekcok, Corrie pergi ke Semarang dan meninggal karena kolera. Hanafi sangat menyesal dan pulang ke Solok. Ia pun meninggal dalam penyesalan.[3]
Salah Asuhan diadopsi menjadi film dengan sutradara Asrul Sani pada tahun 1972. Tokoh Hanafi diperankan oleh Dicky Zulkarnaen, tokoh Corrie du Busse diperankan oleh Ruth Pelupessy, tokoh Rapiah diperankan oleh Rima Melati.[4]
Penokohan
suntingHanafi
suntingHanafi dalam Salah Asuhan diceritakan sebagai pemuda yang aslinya merupakan orang Minangkabau.Ia dikisahkan memiliki sifat yang tidak mau bergaul dengan masyarakat Minangkabau sebagai akibat pergaulannya dengan dunia luar. Ia menganggap masyarakat Minangkabau terlalu kolot dan tidak mnegikuti perkembangan zaman. Karena itu, ia jadi dibenci oleh istri dan ibunya serta masyarakatnya. Akhirnya timbullah rasa keterasingan di dalam dirinya.[5] Keinginan Hanafi untuk menetap di Jakarta merupakan bagian dari sikap yang dimilikinya untuk menghilangkan keterasingan di dalam dirinya.[6]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Bakri Siregar. Sejarah Sastera Indonesia Modern. 1964. Akademi Sastera dan Bahasa Multatuli: Jakarta. bahasa Indonesia. Pp. 32–35.
- ^ "Asuhan", Karya Sastra Modern era 1920"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-26. Diakses tanggal 2018-09-26.
- ^ 1953-, Rampan, Korrie Layun, (2000). Leksikon susastra Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 9796663589. OCLC 47208002.
- ^ "Salah Asuhan (1972)". filmindonesia.or.id. Diakses tanggal 31 Juli 2017.
- ^ Haricahyono 1987, hlm. 183.
- ^ Haricahyono 1987, hlm. 183-184.
Daftar pustaka
sunting- Haricahyono, Cheppy (1987). Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional.
Sumber lain
sunting- Abdoel, Moeis (2010). Never the twain. Jakarta, Indonesia: Lontar. ISBN 9789798083549. OCLC 689022553.