Peluit anjing (politik)

komunikasi politik menggunakan bahasa berkode
Revisi sejak 18 Desember 2024 08.34 oleh Devi 4340 (bicara | kontrib) (sedikit.)

Dalam politik, peluit anjing atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai dog whistle adalah penggunaan bahasa berkode untuk berkomunikasi dengan kelompok tertentu tanpa secara terang-terangan menyatakan pesan yang ingin disampaikan.[1]

Contoh

Indonesia

Contoh penggunaan peluit anjing dalam politik Indonesia, dapat dilihat dari salah satu pernyataan Megawati Soekarnoputri dalam sebuah acara mengenai pencegahan stunting dan peran ibu terhadap perkembangan anak.[2] Acara itu disiarkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Youtube pada 16 Februari 2023.[3]

Saya lihat ibu-ibu tuh ya, maaf ya, sekarang kan kayaknya budayanya, beribu maaf, jangan lagi nanti saya di-bully, kenapa toh senang banget ngikut pengajian. Iya lho, maaf beribu maaf. Saya sampai mikir gitu, ini pengajian ki sampai kapan to yo, anakke arep diapake (anaknya mau diapain)?[2]

Menurut Ahsan Ridhoi dalam media daring Jurno, pernyataan Megawati di atas tentu terkesan merendahkan bagi kelompok Islam. Namun, bagi kelompok nasionalis pernyataan tersebut bisa menegaskan Megawati sebagai seorang nasionalis tulen yang berada di pihak mereka. Sehingga, Megawati bisa menebalkan suara mereka yang selama ini memang menjadi basis utama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).[1]

Referensi

  1. ^ a b Ridhoi, Ahsan (10 April 2023). "Kenapa Megawati Belakangan Suka Ngeselin?". Jurno. Diakses tanggal 15 Desember 2024. 
  2. ^ a b Agne, Yolanda (24 Februari 2023). "Kritikan Megawati kepada Ibu-ibu Pengajian, Siapa Saja Tokoh yang Merespons?". Tempo.co. Diakses tanggal 18 Desember 2024. 
  3. ^ "Pidato Lengkap Megawati Sorot Ibu-ibu Senang Ikut Pengajian". CNN Indonesia.com. 22 Februari 2023. Diakses tanggal 18 Desember 2024.