Kejahilan media
Kejahilan media adalah jenis peristiwa media yang dilakukan melalui pidato, aktivitas atau siaran pers yang diatur sedemikian rupa untuk menipu jurnalis agar menerbitkan artikel yang salah atau menyesatkan. Istilah ini juga dapat merujuk pada cerita palsu yang diberikan oleh jurnalis palsu serta cerita palsu yang diterbitkan karena cerita ini. Kejahilan media adalah bentuk penguncian budaya yang umumnya dilakukan sebagai seni pertunjukan atau kejahilan dengan tujuan untuk memberikan kritik humor terhadap media massa.
Peristiwa notabel
Pada Mei 1927, Jean-Paul Sartre, yang dikenal sebagai salah satu pelaku kejahilan paling ulung di École Normale Supérieure,[1] bersama rekan-rekannya Nizan, Larroutis, Baillou, dan Herland mengorganisir sebuah kejahilan media setelah keberhasilan penerbangan dari New York ke Paris oleh Charles Lindbergh. Sartre dan para rekannya menghubungi surat kabar dan memberi tahu bahwa Lindbergh akan menerima gelar kehormatan dari École. Banyak surat kabar, termasuk Le Petit Parisien mengumumkan acara tersebut pada 25 Mei yang dihadiri ribuan orang dan 500 jurnalis tanpa menyadari bahwa mereka menyaksikan aksi tipu daya dengan orang yang terlihat mirip Lindbergh. Skandal ini menyebabkan pengunduran diri direktur École, Gustave Lanson.[2]
Deep Fake dan Aksi Media yang Didukung AI
- ^ Cohen-Solal, Annie (1987). Sartre: A Life (dalam bahasa Inggris). Pantheon Books. hlm. 61–62. ISBN 978-0-394-75662-2.
- ^ Gerassi, John (1989). Jean-Paul Sartre: Hated Conscience of His Century, Volume 1: Protestant Or Protester? (dalam bahasa Inggris). University of Chicago Press. hlm. 77. ISBN 978-0-226-28797-3.